Mohon tunggu...
Muhammad Eko Purwanto
Muhammad Eko Purwanto Mohon Tunggu... Dosen - ALUMNI S3 UNINUS Bandung

Kuberanikan diri mengubah arah pikiran dan laku. Menyadarinya tanpa belenggu, dan identitas diri. Memulai hidup, merajut hidup yang baru. Bersama Maha Mendidik, temukan diri dalam kesejatian. Saatnya berdamai dengan kesederhanaan. Mensahabati kebahagiaan yang membebaskan. Cinta, kebaikan, dan hidup yang bermakna, tanpa kemelekatan yang mengikat. Hidup berlimpah dalam syafaat ilmu. Mendidikku keluar dari kehampaan. Hidup dengan yang Maha Segalanya, Menjadi awal dan akhirnya dari kemulyaan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menjadi Guru yang 'Digugu' dan 'Ditiru di Era Digital?!

15 September 2023   03:25 Diperbarui: 15 September 2023   03:30 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : Dok.  Humas Sekolah (Suasana 'Digital Smart Classroom' di SMA Islam Al Azhar 4 Kemang Pratama)

Oleh. Muhammad Eko Purwanto

Menjadi seorang guru bukan hanya tentang menyampaikan pengetahuan kepada murid, tetapi juga tentang membangun keterikatan yang kuat antara guru dan murid. Salah satu tanda keberhasilan seorang guru adalah ketika murid-muridnya dengan sukarela mendengarkan dan mematuhi apa yang diajarkannya di kelas. Dalam tulisan ini, akan dibahas bagaimana menjadi guru yang didengar dan dipatuhi murid di kelas, atau menjadi guru yang 'digugu' dan 'ditiru.'

Maksud dari guru yang 'digugu' dan 'ditiru' adalah seorang guru yang memiliki keahlian, pengetahuan, dan integritas yang begitu tinggi, sehingga mempengaruhi dan mendapatkan penghormatan dari para muridnya. Mereka bukan hanya dipandang sebagai sumber pengetahuan belaka, tetapi juga sebagai panutan dalam kehidupan sehari-hari.

Seorang guru yang 'digugu' dan 'ditiru' memiliki karisma dan kepercayaan dari para muridnya. Mereka mampu menginspirasi dan memotivasi murid-muridnya untuk bertumbuh dan berkembang secara pribadi maupun akademis. Mereka bertindak sebagai role model yang mempraktikkan nilai-nilai yang diajarkan, sehingga murid dapat mengamati dan menginternalisasikan perilaku tersebut.

Guru yang 'digugu' dan 'ditiru' memiliki integritas yang tinggi, artinya mereka konsisten dalam tindakan dan kata-kata yang mereka sampaikan. Para guru ini hidup sesuai dengan nilai-nilai yang mereka ajarkan dan berkomitmen untuk memberikan panutan yang baik kepada para muridnya. Oleh karena itu, murid-murid merasa terdorong untuk meneladani guru tersebut dan mengikuti jejak yang telah ditunjukkan oleh gurunya.

Sumber Gambar : Dok.  Humas Sekolah (Suasana kelas di SMA Islam Al Azhar 18 Grand Wisata).
Sumber Gambar : Dok.  Humas Sekolah (Suasana kelas di SMA Islam Al Azhar 18 Grand Wisata).

Guru yang 'digugu' dan 'ditiru' juga memiliki pemahaman mendalam dan keterampilan yang luar biasa dalam bidang yang mereka ajarkan. Mereka memiliki pengetahuan yang mendalam dan mampu menyampaikannya dengan cara yang dapat dipahami oleh murid-muridnya. Mereka memberikan bimbingan dan dukungan yang diperlukan untuk memastikan bahwa para murid mereka benar-benar memahami materi yang diajarkan.

Selain itu, guru yang 'digugu' dan 'ditiru' juga merupakan figur yang menghargai dan peduli terhadap murid-muridnya. Mereka mendengarkan, memahami, dan merespons kebutuhan serta kekhawatiran murid dengan empati dan perhatian. Mereka menciptakan lingkungan belajar yang aman dan inklusif, di mana setiap murid merasa didengarkan dan diberdayakan untuk mencapai potensi maksimalnya.

Jadi, untuk menjadi guru yang 'digugu' dan 'ditiru', penting bagi para pendidik untuk terus mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan kepribadian mereka. Mereka perlu memperhatikan nilai-nilai yang mereka tunjukkan dan memberikan teladan yang positif bagi para muridnya. Dalam hal ini, guru memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan pemikiran generasi muda serta mempersiapkan mereka untuk masa depan yang lebih baik.

Profesionalitas dan Kompetensi 

Menjadi seorang guru yang 'digugu' dan 'ditiru' adalah guru yang juga profesional dan memiliki kompetensi yang memadai. Oleh karena itu, dalam era digital yang terus berkembang pesat ini, maka peran guru akan menjadi tulang punggung pendidikan di sekolahnya.  Sehingga, tugas dan tanggung jawab guru yang dapat 'digugu' dan 'ditiru' telah berubah dengan kehadiran teknologi. Agar peran seorang guru tetap relevan dan efektif dalam mengajar di era digital, seorang guru perlu memperkuat profesionalitas dan kompetensi mereka.

Sumber Gambar : Dok.  Humas Sekolah (Suasana kelas Outdoor di SMA Islam Al Azhar 18 Grand Wisata)
Sumber Gambar : Dok.  Humas Sekolah (Suasana kelas Outdoor di SMA Islam Al Azhar 18 Grand Wisata)

Profesionalitas guru mengacu pada penampilan, sikap, dan etika yang mereka perlihatkan dalam melakukan tugas mereka. Di era digital, profesionalitas guru juga mencakup kemampuan mereka dalam menggunakan teknologi. Guru perlu memastikan bahwa mereka terus belajar dan mengikuti perkembangan teknologi terbaru untuk mengintegrasikan teknologi dalam proses pembelajaran. Kemampuan untuk menggunakan alat dan platform teknologi secara efektif akan memudahkan guru dalam menyampaikan materi pelajaran dengan cara yang lebih menarik dan interaktif bagi murid.

Selain itu, profesionalitas guru juga melibatkan kemampuan mereka untuk berkomunikasi secara efektif dengan murid dan orang tua. Dalam era digital, guru perlu mengembangkan kemampuan komunikasi yang baik dalam penggunaan media sosial dan platform pembelajaran online. Guru harus dapat memberikan umpan balik yang konstruktif kepada murid dan menjawab pertanyaan dari orang tua dengan cepat dan jelas. Dalam konteks pembelajaran jarak jauh yang semakin umum terjadi, komunikasi yang efektif menjadi lebih penting daripada sebelumnya.

Selanjutnya, kompetensi guru mencakup pengetahuan dan keterampilan yang mereka miliki dalam menjadi seorang pendidik. Di era digital, guru perlu terus mengembangkan pengetahuan mereka tentang teknologi pendidikan dan metode pengajaran yang inovatif. Mereka perlu mempelajari cara menggunakan alat-alat dan aplikasi digital untuk memfasilitasi pembelajaran yang lebih interaktif dan partisipatif. Kemampuan dalam menggunakan teknologi juga akan membantu mereka dalam melakukan penilaian dan pemantauan kemajuan murid secara online.

Tidak hanya itu, guru juga perlu meningkatkan keterampilan mereka dalam mencari dan menganalisis sumber daya pembelajaran digital. Di era informasi yang berlimpah, para guru perlu mampu memilih sumber daya yang paling relevan dan bermanfaat untuk memperkaya pembelajaran kelas. Guru juga perlu belajar cara melibatkan murid dalam berbagai kegiatan digital seperti diskusi online, penulisan blog, atau proyek kolaboratif. Dengan mengembangkan keterampilan ini, guru dapat memastikan bahwa pembelajaran di kelas tetap menarik dan relevan dengan kebutuhan dan minat murid.

Sumber Gambar : Dok.  Humas Sekolah (Suasana 'Digital Smart Classroom' di SMA Islam Al Azhar 4 Kemang Pratama)
Sumber Gambar : Dok.  Humas Sekolah (Suasana 'Digital Smart Classroom' di SMA Islam Al Azhar 4 Kemang Pratama)

Upaya untuk meningkatkan profesionalitas dan kompetensi mereka di era digital, seorang guru dapat mengikuti berbagai kegiatan pengembangan profesional. Guru dapat menghadiri pelatihan atau seminar yang berkaitan dengan teknologi pendidikan dan pengajaran online. Mereka juga dapat mengikuti kursus online atau mengakses sumber daya belajar yang tersedia secara online. Dengan berpartisipasi dalam kegiatan seperti ini, seorang guru dapat terus memperbarui pengetahuan dan keterampilan mereka dalam menggunakan teknologi dalam proses pembelajaran.

Guru juga dapat membentuk jaringan dengan rekan sejawat untuk saling berbagi pengalaman dan sumber daya pembelajaran. Dengan bergabung dalam komunitas guru online atau menghadiri pertemuan professional development, guru dapat belajar dari praktik terbaik dan menggali wawasan tentang penggunaan teknologi dalam pembelajaran. Kolaborasi dengan guru-guru lain juga dapat membantu mereka dalam mengatasi tantangan dalam pengajaran online, serta meningkatkan profesionalitas dan kompetensi mereka secara keseluruhan.

Jadi, pada akhirnya, profesionalitas dan kompetensi guru sangat penting dalam menghadapi tantangan era digital. Guru yang berkomitmen untuk terus belajar, mengembangkan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam menggunakan teknologi, dan berkomunikasi secara efektif dengan murid dan orang tua, akan mampu memberikan pengalaman pembelajaran yang lebih bermakna dan relevan. Dengan mengikuti kegiatan pengembangan profesional dan berkolaborasi dengan guru lain, guru dapat meningkatkan kualitas pengajaran mereka dan mempersiapkan murid mereka untuk masa depan yang didominasi oleh teknologi. Wallahu A'lamu Bishshawwab.

Bekasi, 15 Septermber 2023.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun