Mohon tunggu...
Muhammad Eko Purwanto
Muhammad Eko Purwanto Mohon Tunggu... Dosen - ALUMNI S3 UNINUS Bandung

Kuberanikan diri mengubah arah pikiran dan laku. Menyadarinya tanpa belenggu, dan identitas diri. Memulai hidup, merajut hidup yang baru. Bersama Maha Mendidik, temukan diri dalam kesejatian. Saatnya berdamai dengan kesederhanaan. Mensahabati kebahagiaan yang membebaskan. Cinta, kebaikan, dan hidup yang bermakna, tanpa kemelekatan yang mengikat. Hidup berlimpah dalam syafaat ilmu. Mendidikku keluar dari kehampaan. Hidup dengan yang Maha Segalanya, Menjadi awal dan akhirnya dari kemulyaan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengeksiskan 'Disertasi' di Pikiran dan Perbuatan?!

25 Agustus 2023   23:32 Diperbarui: 25 Agustus 2023   23:42 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kompetensi dan Kemampuan 

Sekali lagi saya pertegas, bahwa menulis disertasi merupakan salah satu tugas akhir yang sangat penting. Disertasi adalah karya tulis ilmiah yang melibatkan penelitian mendalam dan kontribusi orisinal dalam program studi yang dipilih oleh kita. Untuk dapat menulis disertasi dengan baik, kita perlu memiliki berbagai kompetensi dan kemampuan yang penting. Beberapa kompetensi dan kemampuan yang diperlukan dalam menulis disertasi kita S3 (Doktor), antara lain :

  • Kemampuan Riset. Seorang kita S3 harus mahir dalam melakukan penelitian ilmiah yang berkualitas. Ini termasuk kemampuan dalam merumuskan pertanyaan penelitian yang relevan, merancang metodologi penelitian yang tepat, mengumpulkan data yang diperlukan, serta menganalisis data dengan menggunakan teknik yang sesuai. Kemampuan riset yang baik akan memastikan bahwa disertasi memiliki dasar yang kuat dan valid.
  • Kemampuan Analisis. Menulis disertasi membutuhkan kemampuan analisis yang tajam. Kita perlu mampu menganalisis data penelitian yang telah dikumpulkan, mengidentifikasi pola-pola atau tren yang relevan, dan menafsirkan temuan penelitian secara obyektif. Kemampuan analisis yang baik akan membantu kita dalam membangun argumen yang kuat dalam disertasi kita.
  • Kemampuan Literasi. Literasi akademik yang baik juga merupakan kompetensi yang penting dalam menulis disertasi. Kita harus mampu membaca dan memahami literatur yang relevan dengan bidang studi mereka, termasuk artikel ilmiah, buku, jurnal, dan sumber-sumber lainnya. Kemampuan untuk mensintesis informasi dari berbagai sumber akan membantu kita dalam mengembangkan dasar teoritis yang kuat untuk disertasi.
  • Kemampuan Penulisan. Kemampuan dalam menulis akademik yang baik adalah kunci utama dalam menulis disertasi. Kita harus mampu menyusun argumen yang koheren dan konsisten, membuat paragraf yang terstruktur dengan baik, serta menggunakan bahasa yang jelas dan jelas. Penulisan yang efektif akan memudahkan pembaca untuk memahami dan mengikuti alur pikiran dalam disertasi.
  • Kemampuan Berpikir Kritis. Dalam menulis disertasi, kita perlu mampu berpikir secara kritis terhadap temuan penelitian kita dari teori-teori yang ada. Kita harus dapat menilai kekuatan dan kelemahan setiap argumen, menyusun analisis yang objektif, dan mengidentifikasi kekurangan penelitian yang kita lakukan. Kemampuan berpikir kritis yang baik akan mendukung pengembangan kontribusi orisinal dalam disertasi kita.
  • Kemampuan Mengelola Waktu. Menulis disertasi adalah tugas yang memakan waktu dan membutuhkan manajemen waktu yang baik. Kita perlu membuat jadwal yang terorganisir untuk menyelesaikan setiap tahap penulisan, termasuk riset, analisis data, penyusunan bab-bab, revisi, dan menyusun keseluruhan disertasi. Kemampuan mengelola waktu dengan baik akan membantu kita untuk menjaga kualitas dan kelancaran penyelesaian disertasi mereka.
  • Kemampuan Komunikasi. Disertasi tidak hanya ditulis, tetapi juga perlu dipresentasikan dan dipertahankan di hadapan penguji. Oleh karena itu, kemampuan komunikasi yang baik sangat diperlukan. Kita harus dapat menyampaikan informasi, argumen, dan temuan mereka dengan jelas dan efektif, baik dalam presentasi langsung maupun dalam debat ilmiah yang terjadi selama ujian tertutup.

Jadi, menulis disertasi membutuhkan berbagai kompetensi dan kemampuan yang penting. Kemampuan riset, kemampuan analisis, kemampuan literasi, kemampuan penulisan, kemampuan berpikir kritis, kemampuan mengelola waktu, dan kemampuan komunikasi adalah beberapa di antaranya. Melalui pengembangan dan penguasaan kompetensi dan kemampuan ini, kita dapat menulis dan menyelesaikan disertasinya dengan kualitas yang tinggi dan kontribusi yang berarti dalam bidang studi yang ditekuni.

Hambatan-hambatan 

Menulis disertasi sebagai tugas akhir dalam program studi doktoral (S3), seringkali menjadi tantangan yang kompleks dan menantang. Proses menulis disertasi membutuhkan dedikasi, kerja keras, dan keterampilan yang baik. Namun, ada beberapa hambatan yang sering kita hadapi dalam menulis disertasi. Beberapa hambatan umum yang mungkin dihadapi, dalam menyelesaikan tugas akhir ini, antara lain:

Sumber Gambar: Dok. Pribadi.
Sumber Gambar: Dok. Pribadi.

  • Perencanaan Waktu Yang Tidak Efektif. Salah satu hambatan umum dalam menulis disertasi adalah perencanaan waktu yang tidak efektif. Menulis disertasi membutuhkan waktu yang signifikan, dan seringkali kita mengalami kesulitan dalam mendistribusikan waktu mereka dengan baik antara penelitian, penulisan, analisis data, dan revisi. Kurangnya perencanaan waktu yang baik dapat menyebabkan stagnasi dan sulit untuk menyelesaikan disertasi tepat waktu.
  • Kesulitan Mencari Sumber dan Literatur. Menulis disertasi memerlukan pengetahuan yang komprehensif dan pemahaman yang dalam tentang bidang studi yang dipilih. Kita sering menghadapi kesulitan dalam mencari sumber dan literatur yang relevan dan terbaru untuk mendukung penelitian kita. Jumlah bahan pustaka yang besar dan kompleksitas literatur yang ada kadang-kadang membuat kita merasa kewalahan dan sulit untuk mencari referensi yang tepat.
  • Kesulitan dalam Merumuskan Pertanyaan Penelitian yang Relevan. Merumuskan pertanyaan penelitian yang relevan dan bermakna adalah langkah penting dalam menulis disertasi. Kita mungkin menghadapi kesulitan dalam mengidentifikasi masalah penelitian yang spesifik dan menentukan tujuan penelitian mereka. Kesulitan ini dapat menghambat proses penelitian dan penulisan selanjutnya.
  • Mental Blok Penulis. Mental Blok penulis adalah hambatan yang umum dalam menulis disertasi. Saat menghadapi tekanan untuk menghasilkan karya yang berkualitas, kita sering mengalami kesulitan dalam mengekspresikan ide dan gagasan secara tertulis. Rasa tidak yakin, kelelahan, atau ketidakpastian dalam memilih struktur penulisan yang tepat dapat menyebabkan mental blok terganggu.
  • Kesulitan dalam Menganalisis Data. Menulis disertasi sering melibatkan analisis data yang rumit. Kita mungkin mengalami kesulitan dalam memahami dan menginterpretasikan data yang dikumpulkan, terutama jika kita tidak memiliki latar belakang atau pengalaman dalam bidang statistik atau analisis data. Kesulitan ini dapat menghambat kemampuan kita untuk menghasilkan temuan penelitian yang valid dan bermakna.
  • Ketidakjelasan Struktur dan Penyusunan Disertasi. Struktur yang tidak jelas dan ketidakmampuan kita untuk menyusun disertasi dengan baik juga bisa menjadi hambatan dalam menulis disertasi. Kita mungkin bingung tentang cara mengorganisir data-data untuk disertasi kita, mengatur bab-bab dan paragraf dengan baik, serta menghubungkan gagasan-gagasan secara koheren. Ketidakjelasan struktur dapat membuat disertasi sulit diikuti dan membingungkan bagi pembaca.

Upaya untuk menghadapi hambatan-hambatan ini, penting bagi kita untuk mencari bantuan dan dukungan yang tepat. Berdiskusi dengan Pembimbing Akademik (PA), berkomunikasi dengan sesama teman sekelas atawa sesama teman sepenelitian, atawa juga memanfaatkan bimbingan promotor, co-promotor dan sumber daya yang tersedia di perpustakaan universitas, ini juga dapat membantu melewati hambatan-hambatan tersebut. Selain itu, kita juga perlu mengembangkan kebiasaan yang baik, seperti: merencanaan waktu yang efektif, mengatur sedikit waktu untuk menulis setiap hari, dan menggunakan strategi penulisan yang membantu mengatasi mental blok sebagai penulis.

Jadi, pada akhirnya, menulis disertasi adalah tugas akhir yang menantang dalam program studi doktoral (S3). Kita mau-tidak-mau, suka-tidak-suka, harus menyelesaikanya. Kita mungkin akan menghadapi beberapa hambatan, termasuk perencanaan waktu yang tidak efektif, kesulitan mencari sumber dan literatur relevan, kesulitan dalam merumuskan pertanyaan penelitian, mental blok penulis, kesulitan dalam menganalisis data, dan kesulitan dalam menyusun disertasi dengan baik. Namun, dengan bantuan yang tepat dan strategi yang baik, hambatan-hambatan ini dapat diatasi, sehingga kita dapat menyelesaikan disertasi dengan tenang, penuh kesabaran, dan menghadapi semuanya dengan riang gembira ... Wkwkwkwkw  ??! Wallahu A'lamu Bishshawwab.

Bekasi, 25 Agustus 2022.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun