Mohon tunggu...
Muhammad Eko Purwanto
Muhammad Eko Purwanto Mohon Tunggu... Dosen - ALUMNI S3 UNINUS Bandung

Kuberanikan diri mengubah arah pikiran dan laku. Menyadarinya tanpa belenggu, dan identitas diri. Memulai hidup, merajut hidup yang baru. Bersama Maha Mendidik, temukan diri dalam kesejatian. Saatnya berdamai dengan kesederhanaan. Mensahabati kebahagiaan yang membebaskan. Cinta, kebaikan, dan hidup yang bermakna, tanpa kemelekatan yang mengikat. Hidup berlimpah dalam syafaat ilmu. Mendidikku keluar dari kehampaan. Hidup dengan yang Maha Segalanya, Menjadi awal dan akhirnya dari kemulyaan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Moderasi Beragama, Menjadi Arus Utama Merawat NKRI

4 Juli 2023   00:09 Diperbarui: 4 Juli 2023   01:16 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Oleh. Muhammad Eko Purwanto

Setelah membaca tulisan sebelumnya yang berjudul, "Perlunya Spiritualitas dalam Moderasi Beragama," seorang teman kuliah, yang saat ini tinggal di Kebumen, mengirimi saya buku tahun 2019, besutan dari Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI. Buku yang sudah dikemas sebagai e-Book ini berjudul, Moderasi Beragama, dengan kata pengatar, Lukman Hakim Saifuddin, selaku Menteri Agama RI, saat itu.

Dalam kata pengantarnya, Lukman Hakin, Menteri Agama menegaskan, bahwa ... dalam empat tahun terakhir ini, moderasi beragama telah disosialisasikan melalui berbagai cara. Saya sendiri hampir selalu menyisipkannya dalam setiap pidato, dan bahkan saya meminta seluruh jajaran di Kementerian Agama untuk menerjemahkan ruh moderasi beragama itu ke dalam setiap kebijakan unit, khususnya dalam program-program strategis di tahun 2019. Untuk itu, saya telah mencanangkan tahun 2019 sebagai Tahun Moderasi Beragama. Moderasi beragama harus menjadi arus utama dalam membangun Indonesia.

Menjadi Arus Utama Pembangunan

Dari sambutan diatas, Lukman Hakim menegaskan bahwa Moderasi beragama harus menjadi arus utama dalam membangun Indonesia, pernyataan ini bisa berarti, bahwa  Indonesia adalah negara dengan keberagaman Agama yang sangat tinggi, dimana prinsip moderasi beragama menawarkan toleransi dan penghormatan terhadap perbedaan Agama. Oleh karena itu, implementasi moderasi beragama dapat dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat, guna menjaga kerukunan antaragama, tercipta stabilitas sosial dan politik, yang diperlukan untuk pembangunan yang berkelanjutan.

Selanjutnya, upaya menjadikan moderasi beragama sebagai arus utama pembangunan, antara lain, bahwa moderasi beragama menjamin perlindungan hak asasi manusia, dimana hak setiap individu untuk memilih, mempraktikkan, dan menyebarkan Agama mereka tanpa diskriminasi. Sehingga, dengan memastikan kebebasan beragama yang adil dan setara, maka moderasi beragama menciptakan lingkungan yang inklusif dan adil bagi semua warga negara, yang mendukung pembangunan yang berkelanjutan.

Selain itu, Indonesia juga tidak hanya memiliki keberagaman Agama, tetapi juga keberagaman budaya. Oleh karena itu, moderasi beragama mendorong kesadaran dan apresiasi terhadap keberagaman budaya ini, yang kemudian dapat menjadi sumber daya yang berharga untuk pembangunan berkelanjutan. Dengan memanfaatkan kekayaan budaya yang ada, termasuk dari berbagai agama, Indonesia dapat memperkuat identitas nasional dan mengembangkan potensi ekonomi, pariwisata, seni, dan industri kreatif.

Moderasi beragama akan menjadi arus utama pembangunan Indonesia, karena dapat memperkuat kerjasama dengan negara-negara lain yang memiliki keberagaman agama dan budaya. Konsepsi moderasi beragama dapat menjadi model bagi negara-negara yang menghadapi tantangan serupa, seperti di Indonesia. Kerjasama internasional dalam bidang relasi antar Agama dapat membawa manfaat ekonomi, politik, dan stabilitas yang kondusif bagi pembangunan nasional.

Implementasi Moderasi Beragama.

Di Indonesia, yang terdiri dari berbagai suku, agama, dan budaya, keberagaman merupakan salah satu karakteristik utamanya. Untuk menjaga harmoni dan toleransi antara masyarakat yang memiliki keyakinan dan agama yang berbeda, penerapan moderasi beragama sangat penting. Moderasi beragama mencakup serangkaian strategi dan tindakan yang bertujuan untuk mendorong dialog, pemahaman, dan penghargaan terhadap perbedaan agama dalam kehidupan sehari-hari. Dari kondisi inilah, diperlukan strategi implementasi moderasi beragama yang terencana, terorganisasi, terkendali dan terevaluasi dengan benar dan baik.

Sebagai suatu negara dan bangsa yang besar, Indonesia memiliki segudang tantangan terhadap pentingnya moderasi beragama, yakni: Pluralisme Agama yang cukup tinggi, Tegangan antar Agama, Ekstremisme Agama, Ketidakadilan Sosial. Kondisi inilah yang menjadikan moderasi beragama perlu diterapkan untuk mengupayakan kesetaraan hak dan perlindungan bagi semua warga Indonesia.

Beberapa strategi yang diterapkan oleh pemerintah dalam mengimplementasikan Konsepsi Moderasi Beragama ini, meliputi:

  • Pembentukan lembaga atau badan yang diberi tugas untuk memfasilitasi dialog antar agama dan masyarakat. Salah satu contohnya adalah Kementerian Agama, yang memiliki peran aktif dalam mempromosikan toleransi dan memperkuat kerukunan antaragama.
  • Mengintegrasikan pendidikan agama yang menghargai semua keyakinan dalam kurikulum nasional. Hal ini membantu meningkatkan toleransi dan pemahaman di antara generasi muda.
  • Menyelenggarakan pertemuan dan dialog antaragama secara reguler guna membangun rasa saling menghargai dan pemahaman. Contohnya adalah pertemuan lintas iman yang diadakan oleh Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) di berbagai daerah di Indonesia.

Selain pemerintah, organisasi masyarakat juga dapat memainkan peran penting dalam implementasi moderasi beragama, antara lain :

  • Membentuk lembaga yang berfokus pada advokasi hak asasi manusia dan kesetaraan beragama. Lembaga seperti Wahid Foundation dan Nadhlatul Ulama (NU) terlibat dalam upaya untuk mempromosikan toleransi dan keadilan sosial di Indonesia.
  • Mengorganisir kegiatan sosial yang melibatkan anak-anak, remaja, dan masyarakat umum untuk membangun pemahaman, menghormati perbedaan, dan menghargai pluralisme agama. Sebagai contoh, program mengajar di sekolah untuk memperkenalkan berbagai keyakinan Agama kepada siswa.
  • Mengembangkan kerja sama antaragama melalui dialog dan kemitraan untuk memperkuat moderasi beragama. Misalnya, Wahid Institute telah bekerja sama dengan organisasi Kristen, Hindu, dan Buddha dalam mengadakan dialog antarkelompok keagamaan.

Selain peran pemerintah dan organisasi masyarakat, maka secara individual juga dapat berkontribusi menerapkan moderasi beragama, antara lain:

  • Mengembangkan pemahaman dan pengetahuan tentang agama dan keyakinan yang berbeda melalui membaca, menghadiri seminar, dan melibatkan diri dalam dialog antaragama.
  • Mengamalkan nilai-nilai toleransi dan menghormati perbedaan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, berpartisipasi dalam kegiatan lintas budaya atau memberikan penghargaan kepada orang lain yang memiliki keyakinan yang berbeda.
  • Mendukung kegiatan dan acara yang mempromosikan kerukunan antar Agama dan kerjasama antarkelompok beragama.

Oleh karena itu, penting untuk terus berupaya menerapkan moderasi beragama dengan tujuan menciptakan masyarakat yang harmonis, adil, dan sejahtera dengan menghormati perbedaan agama dan kepercayaan. Tentu hal ini dapat dilakukan melalui pendidikan, dialog antaragama, pembentukan kebijakan yang inklusif, dan penegakan hukum yang adil bagi pelanggaran terhadap hak asasi manusia dan prinsip kebhinekaan. Selanjutnya, apabila moderasi beragama ini gagal diimplementasikan, maka akan timbul sejumlah masalah yang berdampak buruk pada masyarakat di Indonesia, antara lain:

  • Akan terjadi Konflik Agama. Gagalnya moderasi beragama bisa memicu konflik antar umat beragama. Ketidakadilan, intoleransi, atau diskriminasi dalam perlakuan terhadap agama lain dapat memperburuk ketegangan antar kelompok.
  • Berkembanya Extremisme. Kegagalan moderasi beragama dapat membuat kelompok ekstremis semakin bertambah kuat. Ketidakadilan dan ketidakpuasan mereka akan situasi dapat menjadi pemicu untuk melakukan aksi-aksi radikal, baik secara verbal maupun fisik.
  • Akan terjadi Polaritas secara Sosial. Moderasi beragama yang gagal dapat menyebabkan polarisasi sosial. Ketidakkompakan dan masyarakat yang terpecah belah akan menghambat perkembangan sosial dan ekonomi, serta merusak tatanan sosial yang ada.
  • Akan terjadi Pelanggaran Hak Asasi Manusia. Kebebasan beragama dan hak asasi manusia lainnya menjadi terancam ketika moderasi beragama tidak berhasil diimplementasikan. Hal ini dapat berdampak pada penindasan dan perlakuan diskriminatif terhadap kelompok agama minoritas.
  • Akan terjadi Pemiskinan Intelektual. Gagalnya moderasi beragama juga dapat menghambat perkembangan intelektual masyarakat. Ketidakmampuan untuk menerima perbedaan pendapat dan menganut nilai-nilai kebhinekaan dapat menghambat pembelajaran dan inovasi sosial, yang pada gilirannya dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat yang lebih luas.

Pada akhirnya, moderasi beragama merupakan strategi penting untuk menjaga harmoni dan toleransi, antar masyarakat dengan keyakinan dan agama yang berbeda. Meskipun tantangannya masih sangat besar, namun pemerintah, organisasi masyarakat, maupun individu, terus berupaya mengimplementasikan konsepsi  moderasi beragama ini di seluruh negeri. Melalui upaya-upaya stuktural maupun fungsional, diharapkan masyarakat akan semakin paham, mau berdialog, dan menghargai perbedaan. Sehingga, kita dapat terus merawat NKRI dalam suasana masyarakat yang harmonis dan percaya diri. Wallahu A'lamu Bishshawwab.

Bekasi, 04 Juli 2023.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun