Mohon tunggu...
Muhammad Eko Purwanto
Muhammad Eko Purwanto Mohon Tunggu... Dosen - ALUMNI S3 UNINUS Bandung

Kuberanikan diri mengubah arah pikiran dan laku. Menyadarinya tanpa belenggu, dan identitas diri. Memulai hidup, merajut hidup yang baru. Bersama Maha Mendidik, temukan diri dalam kesejatian. Saatnya berdamai dengan kesederhanaan. Mensahabati kebahagiaan yang membebaskan. Cinta, kebaikan, dan hidup yang bermakna, tanpa kemelekatan yang mengikat. Hidup berlimpah dalam syafaat ilmu. Mendidikku keluar dari kehampaan. Hidup dengan yang Maha Segalanya, Menjadi awal dan akhirnya dari kemulyaan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Moderasi Beragama, Menjadi Arus Utama Merawat NKRI

4 Juli 2023   00:09 Diperbarui: 4 Juli 2023   01:16 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Beberapa strategi yang diterapkan oleh pemerintah dalam mengimplementasikan Konsepsi Moderasi Beragama ini, meliputi:

  • Pembentukan lembaga atau badan yang diberi tugas untuk memfasilitasi dialog antar agama dan masyarakat. Salah satu contohnya adalah Kementerian Agama, yang memiliki peran aktif dalam mempromosikan toleransi dan memperkuat kerukunan antaragama.
  • Mengintegrasikan pendidikan agama yang menghargai semua keyakinan dalam kurikulum nasional. Hal ini membantu meningkatkan toleransi dan pemahaman di antara generasi muda.
  • Menyelenggarakan pertemuan dan dialog antaragama secara reguler guna membangun rasa saling menghargai dan pemahaman. Contohnya adalah pertemuan lintas iman yang diadakan oleh Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) di berbagai daerah di Indonesia.

Selain pemerintah, organisasi masyarakat juga dapat memainkan peran penting dalam implementasi moderasi beragama, antara lain :

  • Membentuk lembaga yang berfokus pada advokasi hak asasi manusia dan kesetaraan beragama. Lembaga seperti Wahid Foundation dan Nadhlatul Ulama (NU) terlibat dalam upaya untuk mempromosikan toleransi dan keadilan sosial di Indonesia.
  • Mengorganisir kegiatan sosial yang melibatkan anak-anak, remaja, dan masyarakat umum untuk membangun pemahaman, menghormati perbedaan, dan menghargai pluralisme agama. Sebagai contoh, program mengajar di sekolah untuk memperkenalkan berbagai keyakinan Agama kepada siswa.
  • Mengembangkan kerja sama antaragama melalui dialog dan kemitraan untuk memperkuat moderasi beragama. Misalnya, Wahid Institute telah bekerja sama dengan organisasi Kristen, Hindu, dan Buddha dalam mengadakan dialog antarkelompok keagamaan.

Selain peran pemerintah dan organisasi masyarakat, maka secara individual juga dapat berkontribusi menerapkan moderasi beragama, antara lain:

  • Mengembangkan pemahaman dan pengetahuan tentang agama dan keyakinan yang berbeda melalui membaca, menghadiri seminar, dan melibatkan diri dalam dialog antaragama.
  • Mengamalkan nilai-nilai toleransi dan menghormati perbedaan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, berpartisipasi dalam kegiatan lintas budaya atau memberikan penghargaan kepada orang lain yang memiliki keyakinan yang berbeda.
  • Mendukung kegiatan dan acara yang mempromosikan kerukunan antar Agama dan kerjasama antarkelompok beragama.

Oleh karena itu, penting untuk terus berupaya menerapkan moderasi beragama dengan tujuan menciptakan masyarakat yang harmonis, adil, dan sejahtera dengan menghormati perbedaan agama dan kepercayaan. Tentu hal ini dapat dilakukan melalui pendidikan, dialog antaragama, pembentukan kebijakan yang inklusif, dan penegakan hukum yang adil bagi pelanggaran terhadap hak asasi manusia dan prinsip kebhinekaan. Selanjutnya, apabila moderasi beragama ini gagal diimplementasikan, maka akan timbul sejumlah masalah yang berdampak buruk pada masyarakat di Indonesia, antara lain:

  • Akan terjadi Konflik Agama. Gagalnya moderasi beragama bisa memicu konflik antar umat beragama. Ketidakadilan, intoleransi, atau diskriminasi dalam perlakuan terhadap agama lain dapat memperburuk ketegangan antar kelompok.
  • Berkembanya Extremisme. Kegagalan moderasi beragama dapat membuat kelompok ekstremis semakin bertambah kuat. Ketidakadilan dan ketidakpuasan mereka akan situasi dapat menjadi pemicu untuk melakukan aksi-aksi radikal, baik secara verbal maupun fisik.
  • Akan terjadi Polaritas secara Sosial. Moderasi beragama yang gagal dapat menyebabkan polarisasi sosial. Ketidakkompakan dan masyarakat yang terpecah belah akan menghambat perkembangan sosial dan ekonomi, serta merusak tatanan sosial yang ada.
  • Akan terjadi Pelanggaran Hak Asasi Manusia. Kebebasan beragama dan hak asasi manusia lainnya menjadi terancam ketika moderasi beragama tidak berhasil diimplementasikan. Hal ini dapat berdampak pada penindasan dan perlakuan diskriminatif terhadap kelompok agama minoritas.
  • Akan terjadi Pemiskinan Intelektual. Gagalnya moderasi beragama juga dapat menghambat perkembangan intelektual masyarakat. Ketidakmampuan untuk menerima perbedaan pendapat dan menganut nilai-nilai kebhinekaan dapat menghambat pembelajaran dan inovasi sosial, yang pada gilirannya dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat yang lebih luas.

Pada akhirnya, moderasi beragama merupakan strategi penting untuk menjaga harmoni dan toleransi, antar masyarakat dengan keyakinan dan agama yang berbeda. Meskipun tantangannya masih sangat besar, namun pemerintah, organisasi masyarakat, maupun individu, terus berupaya mengimplementasikan konsepsi  moderasi beragama ini di seluruh negeri. Melalui upaya-upaya stuktural maupun fungsional, diharapkan masyarakat akan semakin paham, mau berdialog, dan menghargai perbedaan. Sehingga, kita dapat terus merawat NKRI dalam suasana masyarakat yang harmonis dan percaya diri. Wallahu A'lamu Bishshawwab.

Bekasi, 04 Juli 2023.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun