SIDOARJO, kabar kampus -- Program  Hibah  UPN Veteran Jawa Timur Mengabdi (UPNVJT MENGABDI)  bagi  Masyarakat  di wilayah sekitar kampus  adalah  pengabdian kepada  masyarakat  yang  berbasis  ilmiah  yang  merupakan  suatu  wadah  penerapan hasil  penelitian  dan  pendidikan  kepada  khalayak  sasaran  yang  memerlukan.  Desa Tambak Oso, Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo, Propinsi Jawa Timur,  memiliki luas wilayah 525,87 Ha, dengan ketinggian wilayah 5 mdpl.  Sebagian besar merupakan tanah sawah/tambak seluas 93,27 % (490,47 Ha), dan sisanya tanah kering 6,73% (35,6 Ha).Â
Salah satu program  UPN JATIM MENGABDI yang dilakukan oleh tim akademisi dari UPNVJT tahun 2023 ini adalah pengembangan dan pengelolaan mangrove berbasis kearifan lokal di wilayah Desa Tambak Oso, Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo.
Pengembangan mangrove di wilayah Tamnak Oso membutuhkan peran serta masyarakat yang merupakan stakeholder utama dan didukung oleh pemerintah selaku pemangku kebijakan dalam pengelolaan  mangrove berbasis kearifan lokal masyarakat.  Potensi mangrove sebagai filter air tambak yang baik, yang akhir-akhir ini diindikasikan tercemar oleh limbah industri maupun limbah rumah tangga, hal ini berakibat produksi tambak yang semakin turun. Masyarakat Desa Tambak Oso sebagaian besar mata pencahariannya tergantung dari hasil tambak ikan dan udang.  Disamping itu potensi mangrove dikembangkan sebagai eduwisata dan media pembibitan ikan dan udang  dibawah tanaman mangrove sangat besar.  Harapan dari hasil pengabdian masyarakat ini adalah strategi pengelolaan mangrove di wilayah Tambak Oso berbasis kearifan lokal yaitu optimalisasi tambak dengan budidaya ikan dan udang. Target pengabdian masyarakat dari aspek teknologi dan manajemen adalah produksi tambak meningkat dan meningkatnya kapasitas ekonomi masyarakat.
Ketua program, Purwadi menuturkan "Kampus, dalam hal ini kami sebagai akademisi dari UPN Jawa Timur, memiliki tanggung jawab dan kewajiban untuk melaksanakan tridharma perguruan tinggi. Tridharma tersebut termasuk implementasi hasil penelitian melalui pengabdian kepada masyarakat khususnya masyarakat di sekitar kampus agar perguruan tinggi tidak menjadi menara gading. Oleh karena itu, selaku pengajar, saya dan rekan-rekan akademisi juga harus turut serta mengusung dan mendukung inovasi baru yang bermanfaat bagi masyarakat."
Hasil survei lokasi oleh tim pelaksana program menemukan bahwa pengembangan mangrove sebagai sarana eduwisata dan sebagai filter air tambak dalam mencegah pencemaran air tambah dari limbah industri mempunyai prospek yang baik.  Haidar Fari Aditya, sebagai koordinator lapangan menjelaskan  bahwa "Hilirisasi hasil penelitian untuk pemberdayaan petani tambak wajib dilakukan karena dapat  berperan meningkatkan tingkat ekonomi para petani yang diharuskan cepat beradaptasi. Pengembangan mangrove berbasis kearifan lokal yang memiliki prospek  jangka panjang yang menjanjikan dalam meningkatkan kapasitas ekonomi masyarakat. Kapulaga juga terkenal mudah dalam budidayanya dan dapat tumbuh baik dibawah naungan tanaman utama tanpa mengganggu tanaman utama lain."
Sedangkan hambatan dalam pengembangan mangrove berbasis kearifan lokal masyarakat Desa Tambak Oso adalah sangat tergantung dari dukungan kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Sidoarjo dalam pengembangan mangrove berbasis kearifan lokal yang matapencahariannya tergantung dari hasil tambak. dalam rangka meningkatkan kapasitas ekonomi masyarakat khusunya petani tambak.(pwd)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H