PURNOMO ROMDHONI, S.Pd, M.E
(Guru MIN 1 Berau, Kalimantan Timur)
Â
ALLAH SWT Tuhan Yang Maha Esa Menciptakan Alam Dunia dan seisinya adalah untuk diambil manfaatnya oleh manusia. Dan ternyata kerusakan atas Alam (Lingkungan Hidup) juga atas tangan tangan manusia.Â
Bahkan dalam munculnya sebuah bencana kadang dikaitkan dengan murka-Nya Tuhan dan Alam, akibat dari keserakahan dan kelalaian manusia dalam menjalankan tugasnya sebagai Khalifah di muka bumi. Banjir Air Bah di zaman Nabi Nuh adalah sebuah peristiwa yang tercatat di dalam kitab suci sebagai peringatan kalam ilahi untuk perilaku kesombongan manusia atas ajaran kebenaran.
Dalam Kehidupan Modern, Eksploitasi dan eksplorasi lingkungan hidup dilakukan atas nama kebutuhan ekonomi manusia. Kelestariannya kadang dianggap sebagai sebuah kemunduran atau halangan terhadap sebuah kemajuan peradaban. Padahal jika kita maknai kelestarian lingkungan hidup adalah bagian dari keseimbangan kehidupan. Karena Hidup itu adalah Kolaborasi Hablum minallah, Hablum minannaas dan Hablum minal 'Alam itulah keseimbangan hidup.
Upaya-upaya Pelestarian alam tentunya sudah dilakukan sejak lama, oleh aktivis-aktivis lingkungan. Hutan merupakan indikator utama terkait alam dan lingkungan hidup, hutan merupakan sumber kehidupan utama manusia sebelum mengenal modernisasi. Flora dan Fauna yang berada di dalam hutan bagian dari sebuah sumber kehidupan yang bisa dimanfaatkan oleh manusia. Jika kita menyebut hutan tentunya tidak pernah lepas dari pohon.
Hari Pohon Dunia/Internasional setiap tanggal 21 November berawal dari sebuah gerakan yang dilakukan oleh Julius Sterling Morton, Seorang aktivis lingkungan hidup Amerika Serikat, yang lahir pada tanggal 22 April 1832 berprofesi sebagai editor koran di awal karirnya. Lalu, di masa Presiden Grover Cleveland, dia menjadi Sekretaris Agrikultur juga sempat menjabat sebagai Gubernur Nebraska.Â
Julius Sterling Morton, sangat mendukung reservasi hutan dan berjasa dalam memberikan pelayanan yang terkoordinasi bagi para petani. Dia juga dikenal suka menanam berbagai macam pohon apel yang langka. Peringatan Hari Pohon Sedunia atau yang dikenal dengan "Arbor day", diusulkannya pada tahun 1872.
Manusia memiliki posisi penting dalam melindungi lingkungan dari kerusakan dan kemerosotan serta menjamin kelestariannya. Menjaga kelestarian lingkungan hidup adalah wajib bagi setiap manusia untuk kemakmuran dan kelangsungan kehidupan.Â
Islam memandang Penataan lingkungan hidup adalah tanggung jawab manusia sebagai khalifah Allah di bumi. Tanggung jawab itu meliputi penataan, pemeliharaan, pengawasan, dan pengembangan tata lingkungan yang bermanfaat bagi manusia.Â
Harmonisnya ekosistem lingkungan dengan komunitas manusia, adalah wujud amanahnya manusia sebagai khalifah di muka bumi. Lingkungan Hidup yang sehat memberikan peluang bagi kelangsungan hidup ekosistem secara menyeluruh, sebaliknya lingkungan yang tercemar tidak akan mampu menunjang kelangsungan hidup secara menyeluruh.
Bahkan diutusnya Rasulullah SAW pun tidak terlepas dari tujuan mewujudkan Lingkungan yang sehat dan adil serta tidak ada kedzaliman di dalamnya. Seperti ayat Al qur'an, "Sesungguhnya Allah menyuruh kamu berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberikan bantuan kepada kerabat, dan Dia melarang (melakukan) perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan" (QS.An Nahl : 90).
Kerusakan pada lingkungan hidup tentunya tidak terlepas dari ulah manusia itu sendiri. Dampaknya pada masa sekarang ini adalah perubahan iklim yang dipicu oleh pemanasan global, mengakibatkan bumi semakin panas. Salah satu akibatnya adalah pergeseran musim, kita merasakan bahwa musim hujan kian pendek, dan musim panas makin panjang.
Sebagai wujud rasa syukur kepada Allah SWT dan kemakmuran hidupnya. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan interaksi antar sesama manusia dan interaksi dengan alam.Â
Hubungan antara manusia dengan alam dan lingkungan hidupnya, bukan merupakan hubungan antara penakluk dan yang ditaklukkan, tetapi hubungan yang harmonis dengan kebersamaan dalam ketundukan kepada Allah SWT. Karena, kemampuan manusia dalam mengelola bukanlah akibat kekuatan yang dimilikinya, tetapi akibat anugerah Allah SWT.
Islam, melalui al-qur'an mengandung cita-cita besar menciptakan tata sosial yang mantap untuk kehidupan di muka bumi, yang berkeadilan dan beretika. Agenda pendidikan Agama masa depan adalah, bagaimana mengembalikan agama pada kekuatan teologis-historis.Â
Dengan demikian dapat dikembangkannya sebuah peradaban masyarakat yang mengutamakan prinsip moral dalam melakukan kegiatan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.Â
Dalam konteks inilah, lembaga pendidikan agama khususnya Pendidikan Islam diharapkan dapat mencetak para generasi muda dan aktivis lingkungan hidup yang komitmennya terhadap bumi tidak dilandaskan hanya pada pemahaman teori umum, tapi lebih didasarkan pada nilai-nilai Islam pada Al qur'an dan sunah.
Konsep tersebut tentunya harus dipahami bahwa perlunya mengembangkan sebuah model pendidikan alternatif yang mengarah pada penataan alam dan lingkungan hidup.Â
Salah satu yang dapat dikembangkan adalah membangun "madrasah adiwiyata", yakni model pendidikan islam yang dapat mentransformasikan nilai-nilai moral keislaman dalam setiap aspek pembangunan sosial dan ekonomi khusunya bidang lingkungan hidup.
Sehingga setiap temuan teknologi apapun yang diperkirakan menimbulkan implikasi negative, tidak perlu dihadapi dengan kekhawatiran, melainkan dengan kewaspadaan dan kesiapan untuk menangkalnya dan menyeimbangkannya dengan nilai-nilai islami yang luhur dan kekal.
MIN 1 Berau, salah satu madrasah negeri di Kabupaten Berau yang menyandang predikat "Sekolah Adiwiyata" tingkat Provinsi Kalimantan Timur.Â
Dalam upayanya melakukan program Gerakan Peduli Berbudaya Lingkungan Hidup Sekolah (GPBLHS) telah menjalin kerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Berau untuk kegiatan penanaman pohon, Kegiatan tersebut juga dalam rangkaian Hari Santri Nasional sebagai bentuk pendidikan lingkungan hidup dan kepedulian siswa madrasah untuk terwujudnya lingkungan hidup yang baik.Â
Dengan Prinsip "Menanam untuk Memetik, Bukan Memetik dan Lupa Menanam", maknanya adalah bahwa apa yang hari ini kita tanam (perbuat) suatu saat akan kita petik (terima) hasilnya, dan Kita kadang hanya mengambil hasil dan mengharapkan hasil yang baik, tapi tidak pernah berbuat (menanam).
Apapun kegiatan yang dilakukan dalam hal pendidikan khususnya pendidikan lingkungan hidup tentunya mendapatkan ganjaran pahala dari Allah SWT dan semoga menjadi amal jariyah sebagai bekal dihari kemudian.
Oleh karena itu, manusia sebagai makhluk yang paling mulia dan diberi akal, diperintahkan mengelola bumi ini agar tetap dalam keseimbangan dan dilarang merusaknya. Manusia diberi tanggung jawab yang berat untuk memelihara, melindungi dan memanfaatkannya secara baik.
Referensi:
- "ISLAM DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP: Menggagas Pendidikan Islam Berwawasan Lingkungan", Siswanto : Jurnal KARSA, Vol.XIV No.2 Oktober 2008
- www.tagar.id/Sejarah Hari Pohon Sedunia 21 November
- www.kaltim.kemenag.go.id/berita/Gerakan Peduli Berbudaya Lingkungan Hidup Sekolah MIN 1 Berau
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H