Belakangan ini banyak orang yang mempunyai alergi pada makanan tertentu, lebih-lebih pada anak. Makanan yang seringkali disalahkan sebagai salah satu penyebab alergi adalah makanan laut, telur, kacang, susu sapi dan lain sebagainya. Dibawah ini merupakan fakta dan mitos alergi makanan yang perlu diketahui para orangtua.
1.Alergi makanan tidak bahaya
Salah. Beberapa tolak ukur pada alergi makanan, mulai dari ringan, sedang, dan berat. Gejala alergi yang ditimbulkan dapat berupa ruam merah atau bentol pada kulit, bengkak di mata dan bibir, pingsan, serta sesak nafas bahkan ada yang menyebabkan kematian. Maka untuk menghindari gejala yang berat, sangat pantang mengonsumsi makanan yang sudah dipastikan dapat menyebabkan alergi.
2.Anak yang mempunyai alergi makanan akan mengalami terus seumur hidup
Salah. Pada umumnya anak-anak yang memiliki alergi makanan akan sembuh ketika mereka berusia tiga tahun, Â tapi ada sebagian kecil dari mereka yang akan terus memiliki alergi pada makanan tertentu hingga dewasa.
3.Intoleransi makanan dan alergi makanan hal yang berbeda
Benar. Intoleransi disebabkan karena ketidakcukupan sistem pencernaan untuk mengolah makanan. Biasanya karena kekurangan enzim pencernaan,oleh sebab itu gejala intoleransi sebatas masalah pencernaan, seperti diare, nyeri perut, mual, dan gejala pencernaan. Sedangkan alergi makanan disebabkan karena reaksi sistem kekebelan tubuh yang dapat menyebabkan gejala alergi. Biasanya akan melibatkan sistem pencernaan, kulit, dan pernapasan.
4.Ibu menyusui dan hamil harus waspada jenis makanan yang dapat menyebabkan alergi
Salah. Ibu menyusui dan hamil tidak perlu waspada pada makanan tertentu jika tidak terbukti alergi pada anak. Sesungguhnya menghindari makanan yang belum tentu terbukti dapat menyebabkan alergi dikhawatirkan akan mengurangi gizi yang dibutuhkan oleh ibu menyusui dan ibu hamil.
5.Tidak perlu menunda pemberian makanan yang sering dikhawatirkan menyebabkan alergi
Benar. Memberikan makanan seperti telur, kacang, susu sapi, ikan, dan kacang masih sangat aman apabila anak belum dipastikan mengidap alergi pada makanan tersebut. Membatasi makanan yang akan diberikan pada anak justru akan mengurangi gizi yang diperlukan oleh tubuhnya.
6.Anak yang alergi telur tidak boleh diimunisasi influenza
Salah. Pada vaksin inflluenza memang ada sedikit kandungan telur, tapi American Academy of Allergy, Asthma, and Immunology mengkonfirmasi bahwa anak yang memiliki gejala ringan hingga sedang boleh mendapat vaksin influenza tersebut. Kendati demikian, telah tersedia jenis vaksin inflluenza yang tidak memiliki kandungan telur untuk pilihan yang lebih aman.
Memberikan yang terbaik untuk anak merupakan hal yang menyenangkan setiap harinya sehingga kelak dikemudian hari dapat menjadi anak yang sehat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H