Mohon tunggu...
purnomo
purnomo Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Autentitas Keanekaraganaman Hayati Hasil-hasil Pertanian Sebagai Strategi Bumdes Menghadapi Pasar Bebas Asia

15 Mei 2016   12:16 Diperbarui: 15 Mei 2016   12:27 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ABSTRAK

Indonesia Merupakan salah satu Negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Keanekaragaman  hayati terutama tanaman pertanian dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan taraf ekonomi masyarakat yang kesehariannya khas dengan pengelolaan keanekarahaman hayati. Sejalan dengan itu maka pemerintah dalam upaya meningkatkan kesejahtraan masyarakat telah membentuk Badan usaha miliki desa yang diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat desa. Produk kehati merupakan produk yang khas yang dapat menjadi ciri khas suatu bumdes, selain itu, dengan adanya bumdes keanekaragaman hayati memiliki nilai yang lebih baik. Adanya bumdes masing-masing desa dengan produk yang spesifik dan membetuk jaringan antar bumdes merupaka kekuatan ekonomi masyarakat dalam menghadipi pasar bebas asia.

Pendahuluan

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati tinggi. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai Mega biodiversity country bersama Brasil dan Zaire (Yudohartono, 2008.,Rhee dkk., 2004 dan State Ministry of Environment, 2001). Indonesia yang memiliki luas sekitar 5.193.250 km² atau 1,3% dari luas dataran di bumi. Meskipun demikian keanekaragaman spesies yang ada di Indonesia sangat tinggi (Hutomo dan Mohammad, 2005). Di Indonesia terdapat 8.500 spesies ikan, 1.533 spesies burung, 35 jenis primata, 600 jenis reptil dan 270 jenis amfibi, 38.000 jenis tumbuhan. Selain itu Indonesia memiliki keanekaragaman terbesar untuk jenis kupu-kupu, burung nuri-nurian, palem-paleman serta tumbuh-tumbuhan dan hewan-hewan endemik (Budiman dkk., 2002:51., Supriatna, 2008:15-16 dan Siahaan, 2004:206)

Keanekaragaman hayati beserta ekosistemnya memiliki kedudukan dan peranan penting bagi kehidupan. Terutama keanekaragaman tanaman pertanian. Tanaman pertanian Indonesia sangat beranekaragam dan memiliki kekhasan di tiap-tiap kawasan. Keanekaragaman tanaman ini contohnya adalah keanekaragaman tanaman pangan, dimana tanaman pangan utama sumber karbo hidrat di Indonesia adalah padi. Keanekaragamn varietas padi putih di Indonesia terdapat sekitar 91 varietas padi (Suprihatno dkk., 2010). 

Sumber karbohidrat lainnya selain padi adalah jagung dan umbi-umbian. Umbi-umbian seperti dioscorea di Indonesia terdapat kurang dari 59 jenis yang telah diketahui distribusi, ekologi, serta potensi ekonominya. Dari jumlah tersebut 18 jenis diantaranya telah dibudidayakan. 300 varietas talas budidaya yang dibedakan berdasarkan ukuran, bentuk, warna daun, batang, umbi, dan bunga. Selain itu di Indonesia juga merupakan terdapat ubi jalar yang terdiri dari beberapa klon meliputi Southern Quen (27 klon), tembakur ungu (klon Jawa Barat), putihkalibaru (klon Jawa Timur), Daya, Jongga, Karya, Kendalpayak putih (klon Jawa Timur), edang (klon Jawa Barat), Surabaya (4 klon), serdang, dan tanjung kait (Waluyo, 2011:7). Keanekaragam tanaman buah-buahan di Indonesia terdapat sekitar 592 jenis tanaman buah-buahan (Waluyo, 2011).

Keanekragaman tanaman pertanian ini akan menghasilkan produk yang kas sesuai tempat tumbuhnya. Meskipun Indonesi memiliki keanekargaman tanaman yang tinggi tetapi belum dapat meningkatkan kesejahtraan masyarakat. Hal ini salah satunya disebabkan program-progam sebelumnya seperti revolusi hijau yang menyebabkan ketergantungan terhadap produk-produk luar semakin tinggi. Selain itu juga menurunkan kemandirian petani dalam mengelola bibit-bibit lokal sehingga lama-kelamaan akan mengakibatkan erosi keanekaragaman hayati.

Di sisi lain dalam era menjelang pasar bebas Asia ini, produk-produk pertanian impor terus membanjiri pasar Indonesia. Produk-produk impor tersebut seperti buah-buahan dari Thailand, Amerika, danging dari Australia, beras dari Tailand dan berbagai jenis hasil-hasil pertanian lainnya yang sebenarnya dapat di budidayakan di Indonesia.

Mengingat hal tersebut, sehingga perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan kesejahtaraan masyarakat sekaligus terciptanya kedaulatan, kemandirian, ketahanan dan keamanan pangan. Pemrintah telah berupaya untuk meningkatkan kesejatraan masyarakat melalui program BUMDES atau singkatan dari Badan Usaha Milik Desa.

 Dalam era pasar bebas seperti ini BUNDES memiliki peranan penting. Peranan penting tersebut diantaranya adalah  peningkatan ekonomi masyarakat, sekaligus dapat sebagai organisasi konservasi terutanama kkonservasi keanekaragaman tanaman pertanian, melalui produk-produk lokalnya (Ramadana dkk., 2013). Tujuan dari penulisan ini adalah untuk menggabarkan keanekeragaman hayati Indonesia sebagai modal dalam peningkatan swasembada pangan dan peran BUMDES dalam melakukan upaya konservasi produk-produk lokal serta menyususn skema bagaiman strategi bumdes dalam menghadapi pasar bebas asia melalui keunggulan dan kekhasan produk-produk pertanian lokal.

METODE

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun