Mohon tunggu...
Purnawarman Pupung
Purnawarman Pupung Mohon Tunggu... -

Berdirilah tegak memperjuangkan pendirian selama hidupmu! \r\n\r\nSesungguhnya hayat itu hanya berarti bila diisi dengan pendirian dan perjuangan! (SYAUQY BEIK)

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Ramadhan Kali Ini, Aku Berlatih Sabar dan Tawakkal

29 Juli 2012   19:39 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:28 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tahun 2004, meski saya waktu itu tengah melakukan studi di Pesantren, kebutuhan hidup dan mencari biaya sekolah telah mengantarkan saya untuk bekerja paruh waktu. Pesantren tempat saya belajar memberlakukan kebijakan selama sebulan Ramadhan aktivitas belajar di liburkan. Dengan kondisi demikian saya akhirnya bisa bekerja mencari uang tambahan. Dan meski kerjaan yang saya dapatkan kala itu cukup rawan dan baru pertama kali melakoninya, saya tekatkan untuk melakukannya. Saya selama sebulan Ramadhan tahun itu harus bekerja sebagai pemungut iuran kepada setiap sopir angkot trayek Soreang-Leuwipanjang, Bandung, yang jadi anggota koprasi tempat saya bekerja.

Pekerjaan tersebut cukup berat, terutama dilakukan di bulan Ramadhan. Hal itu selain karena saya harus seharian berdiri di pinggir jalan menjaga posko pembayaran, saya juga tentu harus berinteraksi dengan orang-orang terminal yang notabenenya sudah terkenal kental dengan perilakunya yang "premanisme" yang jauh dari sentuhan agama. Dunia Pesantren tempat saya belajar dengan dunia sopir angkot tempat saya bekerja waktu itu jelas merupakan dua dunia yang memiliki wajah yang berlainan jauhnya.  Dan untuk terjun dalam dua sisi dunia yang jauh berbeda itu sangat membutuhkan usaha interaksi yang rapi dan hat-hati.

Syukur al-hamdu lillah, Allah memberi saya kemudahan. Teman-teman sekerja waktu itu meskipun latar belakang hidupnya hampir semuanya kelam dan jauh dari agama, mereka sangat menghormati saya yang terus berusaha menjaga agar shaum saya tidak ternoda. Mereka yang setiap harinya tidak melakukan puasa, ternyata selalu berusaha agar saat makan dan minum di siang harinya tidak terlihat oleh saya, meski saya selalu peringatkan agar mereka bersikap biasa-biasa saja. Aku mendapatkan rasa setia kawan dan saling hormat terhadap prinsip hidup di antara kita. Sebuah pengalaman berharga yang tidak mungkin aku lupakan seumur hidupku.

Namun kini suasananya berbeda, kawan. Tempat yang kini aku bekerja, suasananya sangatlah jauh berbeda. Tempat kerja yang bersih dan status sosial mereka yang terhormat, nyatanya malah kebalikannya dengan tempat yang dulu aku singgahi. Aku yang terus menjaga puasaku untuk tidak terganggu malah senantiasa mendapat gangguan setiap harinya dari teman-teman sekantorku itu. Bukannya meminta maaf karena tidak bisa puasa, sembunyi saat makan dan minum dari hadapanku saja mereka tak pernah hiraukan. Teman sekerjaku kini tak pernah hiraukan apakah aku terganggu atau tidak dengan sikapnya itu.

Mungkin ini tantangan baru di dunia nyata yang harus aku hadapi selepas bangku Pesantren kutinggalkan. Hanya ikhtiar pembuktian pada mereka bahwa puasa tidak menjadi penghambat bagiku untuk bekerja saja yang bisa kuusahakan pada mereka. Hanya dengan menjaga semangat waktu kerja ditambah pulang perginya menggunakan sepeda goes, tanpa membatalkan ibadah puasaku, semoga mereka berubah pikiran menyikapi prinsip hidupku.

Dua wajah dunia realita yang sangat berbeda itu kini telah dan tengah aku hadapi. Hikmah terbesar yang bisa kupetik dari perjalanan hidupku ini adalah menyikapi dan menilai dunia nyatanya tidak bisa dilakukan lewat sekedar melihatnya dari kejauhan. Lantaran apa yang kita anggap nyaman, nyatanya keras dan menyakitkan, dan sesuatu yang kita lihat keras dan menyakitkan bisa jadi malah terdapat kenyamanan di dalamnya.

Di bulan Ramadhan kali ini aku mungkin tengah diuji oleh Allah tentang kesabaran dan ketawakkalan dalam memelihara Azam Ramadhan. Semoga saja Allah Subhanahu wa Ta'ala senantiasa menjaga sikap tekat dan perilakuku ada di jalur-Nya.  Agar apa yang kuhasilkan di akhir Ramadhan kali ini aku tercatat sebagai orang yang lulus dari ujian yang Ia berikan. Semoga aku mencapai kedudukan tujuan puasa, "la'allakum tattaqun"

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun