Mohon tunggu...
Farmasi Universitas Andalas
Farmasi Universitas Andalas Mohon Tunggu... Jurnalis - Belajar dan berbagi

Pekerja biasa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kegiatan Mahasiswa KKN di Kelurahan Andalas Kota Padang

10 Desember 2022   19:20 Diperbarui: 10 Desember 2022   20:32 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak hal yang mengejutkan bagi mahasiswa KKN di Kelurahan Andalas ini terutama kesadaran masyarakat untuk membuang sampah di kawasan tersebut masih minim. Oleh karena itu, mahasiswa yang bernama Ghada Nabila Garilindo, Nurul Fadila, Tadzkia Nisa, Ditya Kesumaningrum, Maulidia, Riskana Soraya Putri, dan Al Hafiz dengan dosen pembimbing Dr. apt. Salman, M.Si dibantu warga setempat membentuk BSU (Badan Sampah Unit). Diharapkan dengan adanya BSU ini masyarakat dapat memilah dan memilih sampah organik dan anorganik serta mendaur ulang sampah plastik menjadi karya seni yang bernilai, tim KKN ini juga mengajarkan bagaimana mengolah sampah organik seperti sayuran menjadi eco-enzyme.

 (Dokpri)
 (Dokpri)

Eco-Enzim adalah larutan yang merupakan pencampuran dari sisa- sisa potongan sayur atau potongan kulit buah dengan larutan gula atau biasa yang digunakan adalah molase, dan air dengan perbandingan 1:3:10. Selama KKN diajarkan oleh mahasiwa membuat Eco-Enzim dan beberapa hari setelah itu praktikan dan sosialisasikan ke masyarakat setempat dan tamu yang datang dari Jambi.

Banyak sosialisasi yang dilakukan selain pembuatan ekoenzim, mahasiswa juga melakukan sosialisasi pembuatan sabun cair transparan dari ekoenzim. Awalnya mahasiswa dan teman-teman KKN berinisiatif membuat program kerja ini karena melihat belum ada produk jual yang berasal dari ekoenzim. Akan tetapi, melihat betapa susahnya mencari formula sabun cair transparan ini menjadi khawatir apakah bisa menjalankan program kerja ini. Berkat kemauan dan kerja keras terus mencobanya. Untuk mendapatkan formula sabun cair transparan dari ekoenzim banyak melakukan trial and error hingga didapat formula yang pas. Setelah formula didapat baru memperbanyak produksi sabun dan disosialisasikan ke masyarakat andalas.

Kegiatan di Sekolah Apoteker Cilik (Dokpri)
Kegiatan di Sekolah Apoteker Cilik (Dokpri)

Dalam kegiatan KKN ini yang menjadi penambah semangat mahasiswa adalah ketika bertemu dengan bocil-bocil andaleh yang masih penuh energi sehingga mahasiswa merasa energi positif yang mereka miliki menular pada diri mahasiswa. Selalu bermain dengan mereka setelah pulang sekolah, makan siang bersama, membantu mereka membuat tugas dari sekolah, dan bahkan hanya sekedar tertawa bersama membuat kegiatan KKN mahasiswa menjadi bewarna dan indah. Dibeberapa kesempatan mahasiswa dan teman-teman juga mengajarkan mereka mengaji, menari, dan hal lainnya yang bisa mereka jadikan pembelajaran saat mereka tumbuh besar nanti.

Program kerja berikutnya yaitu apocil atau apoteker cilik. Dalam pelaksanaan program kerja apocil ini, mahasiswa merasa terpanggil untuk memberikan sedikit ilmu dan gambaran kepada adek-adek SD 32 Andalas mengenai apa si itu profesi apoteker. Dengan banyak persiapan mulai dari pembuatan topi apoteker cilik yang dibuat dari kertas karton agar kegiatan lebih menarik, persiapan materi mengenai profesi apoteker, dan yel-yel apoteker cilik.

Program kerja yang tak kalah menarik adalah kegiatan 17 Agustus. Bagaimana tidak karena dipilih oleh kak adek untuk terlibat menjadi panitia 17 Agustus. Banyak persiapan untuk kegiatan ini mulai dari menghias lapangan di sekitar BSU menjadi merah putih, memanfaatkan sampah-sampah botol plastik untuk di cat merah putih dan digantung di tiang-tiang agar saat 17 Agustus lebih semarak dan terasa suasana kemerdekaannya.

Apoteker Cilik (Dokpri)
Apoteker Cilik (Dokpri)

Program kerja lain yang tak kalah menarik lainnya adalah TOGA (Tanaman Obat Keluarga). Di sini banyak menanam tanaman yang sangat bermanfaat seperti, kunyit, jahe, bawang, lengkuas, serai yang bisa dimanfaatkan sebagai bumbu dapur, daun sirih, pepaya, mengkudu, sawo, daun jarak, dan kedondong.

Dr. apt. Salman, M.Si-Dosen Fakultas Farmasi Universitas Andalas

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun