Mohon tunggu...
Purnawan Eko Andoko
Purnawan Eko Andoko Mohon Tunggu... Konsultan - Pemerhati sosial

Laki-laki tua, lahir dan masa kanak-kanak di Selopadi-Wonogiri, remaja di Semarang,dewasa di beberapa kota,masa tua di Jakarta sebagai Coach untuk Interaksi dalam Keluarga. Penulis Buku Dynamic Persuasion (2002).Baca tips2 saya di kolom Lifestyle/urban juga

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Setelah USSR Bubar, Ini Saatnya USA Bubar (3/3)

23 September 2020   06:29 Diperbarui: 23 September 2020   06:42 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Purnawan EA
Jakarta, 21 September 2020

Faktor Kebangkrutan USA
Sejak Perang Dunia kedua, Amerika paling beruntung. Ibaratnya Amerika mengalahkan dunia.
Semua negara porak poranda oleh perang yang dilanjutkan perang kemerdekaan negara jajahan. Amerika ikut berperang dinegara lain tetapi negaranya tidak tersentuh perang. Industri Amerika tidak cacat bahkan jadi pemimpin dunia.

Amerikapun sah jadi pemilik dunia.

Kemudian Amerika jadi semena-mena pada negara baru, menjadi polisi negara "dunia ketiga" dan menanamkan budak penguasa di negara dunia ketiga. Amerika menjajah secara tidak langsung,  sehingga bisa tetap menyedot sumberdaya alamnya sekaligus menjadikan negara dunia ketiga sebagai pasar hasil produksinya.

Amerika juga selalu menciptakan ruang korupsi para pejabat negara itu sehingga sewaktu-waktu dibutuhkan bisa dibangkitkan protes mahasiswa untuk kemudian pemimpin yang diberi kesempatan korup tadi di ganti yang baru. Itulah fungsi Polisi Dunia.

Dollarpun disandarkan pada minyak bumi sehingga menjadi petro dollar. Semua pembelian minyak bumi harus pakai US dollar. Minyak bumi dibeli untuk dibakar dan karenanya butuh beli lagi dan beli  lagi. Akibatnya Dollarpun  jadi sandaran mata uang hampir semua negara.

Cetak US Dollar berapapun, dunia selalu meminta.

Amerika jadi negara makmur dan maju, tetapi........

Karena dasar operasinya adalah penjajahan negara dunia ketiga, maka diperlukan dana besar untuk menjaga wibawa Amerika diseluruh dunia. Jepang dan Jerman sebagai negara yang kalah pada Perang Dunia Kedua tidak  boleh bikin pertahanan sendiri. Industri senjata Amerika laris manis karena semua negara harus beli senjata dan selalu siaga perang dengan tetangga.

Lalu dibuat banyak kawasan yang jadi daerah perang : Korea, Kashmir,  Indocina, Amerika Latin, Timur Tengah, Lebanon, Suriah, Balkan dll.
Amerika lalu bikin pos keamanan dunia dengan mendirikan Military Based dibanyak tempat ( Lebih dari 70 negara dijadikan tempat Military Based Amerika). Semua ini tentu  makan biaya besar! Tentu saja tidak menjadi soal, saat return nya juga lebih besar. (Contohnya return dari Freeport dan tambang minyak di negeri kita)

Walaupun bebas cetak dolar, dolar bisa stabil, karena dolar selalu dibutuhkan dunia!  

Sekalipun demikian, cetak uang tetap sama dengan pinjaman, tetapi bagi Amerika serasa pinjaman yang  tanpa pernah ditagih!!
Amerika juga menganut ideologi Kapitalis.

Kapitalis harus hidup dari pasar, maka pasar diciptakan bahkan direkayasa

Kebutuhan direkayasa sehingga yang sebetulnya tidak butuh jadi butuh, yang sebetulnya tidak primer dijadikan primer.
Ibarat anak manja , Warga Amerikapun didorong terus untuk belanja, konsumsi,  dan boros, bahkan dididik untuk hidup dengan penghasilan masa depan.

Masyarakat  pekerja bisa kredit segala macam untuk kemewahan dan hidup boros masa kini dengan cicilan dari pendapatan masa depan.
Saat ini Amerika memetik akibatnya. Amerika tidak lagi bisa mengatur segalanya. Masyarakat, banyak yang menganggur (apalagi setelah ada pandemi) sehingga  semua hal yang terlanjur sudah  dinikmati tidak lagi bisa dicicil. 

Apa yang digunakan untuk membayar, kan pada nganggur,  tidak ada penghasilan lagi. Akibatnya pemerintah AS harus melepas Jaminan Sosial,  mensubsidi rakyat yang nganggur.  

Butuh uang, lalu cetak Dollar dan cetak dollar lagi.

Pada tahun 2020 saja Amerika Serikat telah menambah uang dengan mencetak hampir 150 milyar dollar. Ini artinya sama dengan hutangnya bertambah 150 milyar dollar.

Total dari tahun lalu utang Amerika Serikat sudah berskala astronomis, karena hutang itu menumpuk tidak pernah ditagih.

Walaupun utangnya menggunung, Amerika Serikat tidak akan bangkrut selama Minyak Bumi masih konstan dibutuhkan. Faktanya energi terbarukan mulai jadi inovasi menggantikan minyak bumi. Mobil listrik tidak lama lagi akan mengganti peran  mobil BBM.

Digital Currency akan menggantikan Dollar dan Dollar bakal tidak dibutuhkan lagi.
Ketika dunia  tidak butuh dolar maka  dolar akan runtuh !

Sementara itu Konstitusi USA juga   terlalu memanjakan hak warga sipil sehingga   menjadikan warga AS lebih banyak menuntutnya dibandingkan dengan hasil kerjanya.  Masyarakat AS jadi susah diatur karena pemerintahnya jadi terjerat untuk urusan hak individu, hak punya senjata, hak azasi dan hak perlindungan individu lain. Semua hak perorangan ini  akhirnya  mengebiri hak orang banyak dan  merepotkan pemerintah Amerika sendiri.

Urusan masker yang dinegara lain sepele, di Amerika susah bukan main, karena harus membentur pada hak individu yang memilih hidup tanpa masker.

Semua ini, ketika masih sejahtera tidak masalah, tetapi  ketika kondisi kritis jadi musibah!

Sejak Obama jadi presiden,  partai Republik juga makin menabuh gendang perang  racist sehingga sebetulnya keterbelahan masyarakat lebih menganga dibanding awal Perang Saudara th 1861.

Donald Trump makin memantik perpecahan ini, lalu Covid19 pun dengan sengaja  digunakan sebagai minyak untuk menyiram api perpecahan.
Sampailah kita pada asumsi ini:
(1) Kalau Trump memisahkan diri  dari USA, maka negara barunya Trump  ini jadi bersih dari hutang dan kebangkrutan , bebas dari noda reputasi hitam USA plus bisa revisi konstitusi sehingga lebih fleksibel mengatur masyarakat banyak ketika masa krisis. Jadi buat Trump maupun negara barunya semua jadi positif. Negara barunya tidak perlu melunasi kewajiban bayar hutang "almarhum USA" pada semua negara di dunia.  

(2) Maukah Demokrat tetap jadi USA kecil? USA yang tinggal sisa dari yang ditinggalkan Trump? USA yang masih wajib menanggung "aib dan hutang USA" ketika masih jaya?

Pasti sangat rugi kalau mau dan pasti sangat terpuruk USA sisa-sisa ini.

Jadi kalau Trump pisah, Demokrat juga butuh pisah sehingga USA benar bubar !!
Dua-duanya bikin negara baru.
Dua-duanya  untung, dunia yang buntung!
Emang ex Polisi Dunia ini mau mikirin?
Pikiiiiir !

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun