Mohon tunggu...
Purnawan Eko Andoko
Purnawan Eko Andoko Mohon Tunggu... Konsultan - Pemerhati sosial

Laki-laki tua, lahir dan masa kanak-kanak di Selopadi-Wonogiri, remaja di Semarang,dewasa di beberapa kota,masa tua di Jakarta sebagai Coach untuk Interaksi dalam Keluarga. Penulis Buku Dynamic Persuasion (2002).Baca tips2 saya di kolom Lifestyle/urban juga

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Beban Jokowi Hanya untuk NKRI

23 Oktober 2019   04:49 Diperbarui: 23 Oktober 2019   05:14 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah Jokowi punya beban untuk membesarkan partai? Tidak!

Apakah punya beban untuk mempertahankan kroninya? Tidak!

Punya beban KKN terhadap rezim pemerintahannya? Tidak!

Punya beban mempertahankan bisnisnya? Tidak!!

Jokowi cuma punya beban untuk Negara, yakni untuk  mewujudkan Indonesia Emas pada tahun 2045 atau  kalau bisa sebelum tahun itu. Itulah beban Jokowi. Siapapun yang berpotensi untuk memberi dampak pada pencapaian Indonesia Emas diajak bergabung.

Ia hanya punya waktu sampai 2024, jadi ia harus mempersiapkan Indonesia yang siap lepas landas terbang menuju Indonesa Emas di tahun 2015. Untuk itu Indonesia harus bersatu, kuat dan punya pemimpin yang sejati, tulus tetapi piawai memanfaatkan bonus demografi Indonesia.

Indonesia tidak akan bisa lepas landas kalau masih gaduh, kalau kekuatan pemecah belah seperti "famili Kadrun", pemilik dana hitam Keluarga Cemara dan kekuatan asing masih punya corong untuk bikin gaduh.

Pembangunan infrastruktur dan SDM tidak bisa mulus bila energi bangsa hanya digunakan untuk memadamkan api kegaduhan.

Maka:
Stop kontak corong kegaduhan harus di off. 

Kalau Prabowo mau ikut, kegaduhan Zonk, Andre , pendana hitam keluarga Cemara, Negara asing, akan berhenti karena posisi tombol sedang switch-off. Kalau PKS mau ikut maka famili Kadrun akan kehilangan corong.  Kalau nggak mau ikut ya tinggal ngawasi saja.

Jokowi sudah membuktikan:  RR yang  tukang kritik dijadikan Menko, ternyata gak ngapain tapi malah memanggungkan sinetron gaduh, maka dicopot! AB yg memang Gabener tabiatnya ya dicopot, SS tukang kasak-kusuk dan mencoba menggunakan isu penyadapan SN/ Freeport untuk politik pribadi juga dicopot. Ditegaskan lagi di pelantikan oleh Jokowi: Kalau tidak serius ya dicopot

Tinggal sekarang Prabowo yang terjebak untuk menjadi patriot atau kadal: kalau mau kerja baik pasti memberi manfaat diujung karirnya, kalau cuma mau akrobat politik ya pasti dicopot !! Jadi Kadal!

Menjadi Menteri adalah ajang Beauty Contest buat 2024. 

Karena Jokowi tidak terikat pada partai/ konco/famili/ bahkan pendukung, dia tidak punya beban harus mengkader partainya/ kroninya. Kalau ada partai kecewa ya monggo, panggung sudah dibuka ! Mau manyun atau energetik bukan urusan Jokowi. Yang penting jangan gaduh !

Siapapun yang baik untuk NKRI disemaikan jadi Menterinya! Maka dia menyemai benih unggul anak bangsa dari latar belakang mana saja. Benih  yang siap jadi pilot ketika Indonesia lepas landas di tahun 2024.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun