Para punggawa itu sifatnya berbeda-beda. Ada yang hanya bisa berjalan miring, ada yang hanya bisa berjalan lurus, dan ada yang bisa meloncati beberapa otoritas walaupun terbatas tergantung sektor yang mereka urus. Bahkan, ada yang siap menggunting dalam lipatan, lukir dengan raja pada situasi genting karena peristiwa kelam di masa lalu. Tetapi, ada juga yang posisinya istimewa dan berada di dekat raja, namanya Ster. Dia bisa bergerak ke mana saja dan melewati otoritas apa saja. Sementara raja yang walaupun bisa bergerak ke manapun, hanya dibatasi satu langkah.
Karena merasa di depan, para pion kadang salah langkah juga. Mereka merasa memiliki otoritas padahal tidak dengan menulis surat kemana-mana, atau dikorbankan karena ketidakjelasan anggaran. Karena uang yang dialokasikan bisa jadi belum ada wujudnya, pelatihan menggandeng perusahaan online yang bisa dibayar kapan-kapan. Ada statistik yang ditonjolkan dan sertifikat yang dibanggakan daripada pelatihan di Youtube yang gratis. Di Youtube, semua pelatihan itu ada, misalnya pelatihan menggoreng telur ada semua, mulai telur ayam sampai telur buaya. Istana kadang lupa, jangankan pelatihan membuat kroket, para teroris yang merepotkan itu pun belajar dari Youtube.
Tapi kita sering salah juga, berfokus ke pion-pion yang, walaupun berada di dekat raja, tidak terlalu menentukan nyawa orang banyak. Di tengah ancaman terhadap kemanusiaan, yang menentukan mudik yang berpotensi menyebarkan virus karena 35 juta orang bepergian, otoritasnya berada di Ster, yang seharusnya berpikir seperti negarawan, bukan anak sopir bus.
Jadi...?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H