Mohon tunggu...
Purnawan Kristanto
Purnawan Kristanto Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Penulis

Purnawan adalah seorang praktisi komunikasi, penulis buku, penggemar fotografi, berkecimpung di kegiatan sosial, kemanusiaan dan keagamaan. Menulis di blog pribadi http://purnawan.id/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Podcast Imajiner dengan Pontius Pilatus

2 April 2021   10:51 Diperbarui: 2 April 2021   11:01 493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apakah Anda langsung percaya? Bukankah dalam pengajarannya, Yesus ini menolak menggunakan kekerasan? 

Tugas saya adalah menumpas bibit-bibit pemberontakan di negeri jajahan. Apapun bentuknya, mengangkat diri sebagai raja tanpa izin pemerintah Romawi adalah tindakan subversif. Pemerintah Romawi tidak dapat mentoleransi.

Menurut hukum Romawi, orang yang memberontak terhadap Romawi harus disalib, diumpankan kepada binatang buas atau dibuang di suatu pulau.

Menjatuhi hukuman mati adalah keputusan yang serius. Sebab jika nantinya si terpidana terbukti tidak bersalah, hukuman itu tidak bisa dibatalkan. Mengapa Anda secepat itu menjatuhkan hukuman mati?

Sik...sik...sik...sebentar. Jangan buru-buru menuduh begitu. Hati kecil saya sebenarnya mengatakan bahwa pemuda ini tidak bersalah. Namun yang membuat saya jengkel, pemuda dari Nazaret itu tidak banyak mengeluarkan kata-kata pembelaan. Posisi saya mulai terpojok. Saya ditekan dari dua pihak yaitu desakan Mahkamah Agama Yahudi. Di sisi lain, saya juga membawa kepentingan pemerintah Romawi. Kalau saya melakukan blunder, maka karier saya yang cemerlang ini bisa tamat.

Saya lalu mencari celah hukumnya. Kalau dilihat dari lokasinya atau forum delicti, memang kejadiannya ada di Yudea. Tapi pelakunya adalah orang dari Galilea. Namun sesuai asas forum domicili, maka saya melimpahkan perkara ini kepada Herodes Antipas. Dia mengampu wilayah yuridiksi.

Ha ha ha ha ha ini ibarat sambil menyelam minum air. Selama ini hubungan Anda dengan Herodes kan tidak selalu akur. Apakah Anda sengaja melempar bola panas ini ke Herodes Antipas?

Sudah menjadi rahasia umum bahwa kami memang kurang harmonis. Akan tetapi sebagai sama-sama bawahan kaisar Tiberius maka kami wajib bekerja sama dan saling berkoordinasi. Dengan melimpahkan perkara ke Herodes, saya menghormati yuridiksi koleganya itu. Janganlah membuat asumsi yang aneh-aneh.

Akan tetapi dari informasi yang saya dengar, Herodes Antipas lebih tertarik dengan banyak mukjizat yang telah dibuat oleh Yesus. Dia ingin melihat langsung "pertunjukan" mukjizat. Namun kemudian dia harus gigit jari karena sebagaimana di istana Anda, Yesus tidak banyak berkata-kata, layaknya domba yang akan dibawa ke pembantaian. Karena kesal, Herodes memutuskan untuk melepaskan hak yuridiksinya dan mengembalikan kasus ini kepada Anda. Benarkah begitu?

Ya begitulah. Kadang ada pemimpin yang kehilangan fokus pada tugasnya. Sebenarnya tugasnya adalah memeriksa kasus itu. Eh, dia malah magabut (Red: Makan gaji buta).

Setelah mendapat limpahan kasus dari Herodes Antipas, apakah Anda langsung menjatuhi hukuman mati?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun