Mohon tunggu...
Purnawan Kristanto
Purnawan Kristanto Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Penulis

Purnawan adalah seorang praktisi komunikasi, penulis buku, penggemar fotografi, berkecimpung di kegiatan sosial, kemanusiaan dan keagamaan. Menulis di blog pribadi http://purnawan.id/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Ketika Atlet Bulutangkis Main Ketoprak, Bagaimana Jadinya?

11 Maret 2018   03:28 Diperbarui: 11 Maret 2018   09:23 3685
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Barongsai SMP Kristen 1 Klaten (dok. pribadi)

Pada awal kemunculannya dia berbicara menggunakan bahasa Mandarin. Suaminya menegur, "Kalau kamu memakai bahasa Mandarin, penonton tidak ada yang tahu."

"Lho bukankah kebanyakan penonton di sini adalah orang Cina?" tanya Huang Hua.

"Orang keturunan yang ada di sini sudah jadi Jawa semua. Yang Cina itu tinggal matanya saja. Sipit!" jelas Budi Tjandra yang memerankan ki Jogowono.  Begitulah, orang Tionghoa di Klaten ini sudah membaur dengan warga Klaten. Mereka hampir tidak ada bedanya dengan orang Jawa, kecuali penampilan fisiknya. Bahasa sehari-hari yang digunakan pun bahasa Jawa. Maka tidak heran kalau ketoprak ini pun menggunakan bahasa Jawa. Itu sebabnya, para pemain keturunan Tionghoa ini tidak ada kesulitan dalam menghafalkan naskah.

Huang Hua (dok. pribadi)
Huang Hua (dok. pribadi)
Pembauran juga terlihat dalam pentas barosngsai yang mengawali pergelaran ketoprak. Pemain musik dan penari barongsai ini semuanya orang Jawa. Tidak ada yang beretnis Tionghoa. Mereka adalah siswa SMP Kristen 1 Klaten. Sedangkan pengiring musik berasal dari murid-murid SD Kristen 3 Klaten yang pernah 3 kali berturut-turut menyabet piala Sultan Hamengkubuwono X dalam Lomba Karawitan untuk Pelajar.

Barongsai SMP Kristen 1 Klaten (dok. pribadi)
Barongsai SMP Kristen 1 Klaten (dok. pribadi)
Sri Mulyani, bupati Klaten, menyambut baik pementasan ketoprak ini. Dia mengapresiasi komunitas Tionghoa yang ikut melestarikan budaya leluhur. Pementasan ini semakin mengokohkan Klaten sebagai kabupaten yang memberikan perhatian serius pada kesenian ketoprak. Selanjutnya, bupati Klaten ini mengajak warga Tionghoa untuk semakin berperan aktif untuk menjadikan Klaten sebagai kabupaten yang berdaya saing. Selanjutnya Sri Mulyani mengukuhkan kepengurusan Perkumpulan Darma Bakti.

(dok. pribadi) Sri Mulyani, bupati Klaten bersama Huang Hua
(dok. pribadi) Sri Mulyani, bupati Klaten bersama Huang Hua
Penari dari SMP Kristen (dok. pribadi)
Penari dari SMP Kristen (dok. pribadi)
Pentas ketoprak ini didukung dengan tata panggung dan tata lampu yang megah di aula SD Kristen 3 Klaten. Alumni sekolah ini, yang bernama Edy Sulistyanto yang memperlengkapi aula SD ini sehingga menjadi panggung pentas ketoprak yang cukup canggih. Pemilik jaringan toko Amigo ini memiliki minat yang sangat besar di bidang seni pertunjukan Ketoprak. Itu sebabnya, dia berkali-kali mengadakan pementasan ketoprak ini tempat ini. 

Selain bupati Klaten, hadir pula ketua DPRD Kabupaten Klaten. Selain itu juga Kyai Jazuli Kasmani, pengasuh pondok pesantren sunan At Mutaqiien juga hadir. Kedatangannya didampingi oleh Gus Marzuki Adnan, ketua KNPI dan ketua cabang GP Ansor di Klaten. Pementasan ini sekaligus memperkuat identitas Klaten dalam keanekaragaman dan kerukunan.

(dok. pribadi)
(dok. pribadi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun