Mohon tunggu...
Purnawan Kristanto
Purnawan Kristanto Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Penulis

Purnawan adalah seorang praktisi komunikasi, penulis buku, penggemar fotografi, berkecimpung di kegiatan sosial, kemanusiaan dan keagamaan. Menulis di blog pribadi http://purnawan.id/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dalam Situasi Tidak Biasa, Jangan Berpikir Biasa

29 November 2017   23:11 Diperbarui: 29 November 2017   23:29 888
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Itu sebabnya, mereka memutuskan untuk memperkecil mulut luweng. namun akibatnnya ketika air menggenang cukup banyak, maka air tidak cepat terserap ke dalam perut bumi. Wilayah tersebut tergenang air sampai ketinggian 30 cm.

Ada 58 keluarga yang terendam. Untuk sementara mereka mengungsi di rumah sanak-famili mereka yang tidak tergenang. Hari ini kami menyalurkan beras, mie instan, air dalam kemasan, biskuit, handuk, selimut, minyak goreng dan telur mentah.Selain rumah warga. banjir juga menggenangi SD BOPKRI Padangan sehingga kegiatan belajar-mengajar terpaksa harus diliburkan.

Kebetulan lokasi desa mereka hanya berjarak kurang dari 6 km dari pantai Drini. Ada warga yang menyewakan perahu kayak buat wisatawan di pantai. Selama bencana banjir ini, warga desa meminjam kayak untuk menjangkau tempat-tempat yang masih digenangi air yang cukup dalam.

SD Bopkri Padangan
SD Bopkri Padangan
img-20171129-163155-5a1edb83d14aeb6d166c59a2.jpg
img-20171129-163155-5a1edb83d14aeb6d166c59a2.jpg
Menjelang senja, gerimis mulai menitik dan kami pun pamitan. Dalam perjalanan pulang, seorang teman mengabarkan bahwa lembaganya masih merapatkan untuk memutuskan apakah akan menyalurkan bantuan atau tidak.

Saya tersenyum membacanya. Saya hanya membalas, "Dalam situasi tidak biasa, jangan bersikap biasa." Prosedur dalam situasi biasa tidak cocok diterapkan dalam situasi tidak biasa. Dalam situasi biasa, sumbangan uang dikumpulkan lebih dulu, baru kemudian dibelanjakan barang-barangnya. Dalam kebencanaan, situasinya tidak biasa. Maka kami melakukan hal yang tidak biasa, yaitu mengutang barang-barang untuk bantuan lebih dahulu, baru kemudian mengumpulkan uang untuk membayarnya. Sebab jika kita ngotot menggunakan cara biasa, barangkali sudah sangat terlambat

img-20171129-163030-5a1edbbed0bef51185667a52.jpg
img-20171129-163030-5a1edbbed0bef51185667a52.jpg
img-20171129-163014-5a1edbc734aec05b9049cb52.jpg
img-20171129-163014-5a1edbc734aec05b9049cb52.jpg

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun