"Ayo kita bikin pertemuan kaum muda lintas iman," ajak gus Marzuki Adnan saat rawuhke rumah saya di pastori GKI Klaten. Gus Mar, demikian panggilan akrabnya, adalah ketua Pengurus Cabang Gerakan Pemuda Ansor di Klaten, sebuah sayap organisasi otonom dari NU. Dia memimpin ribuan pemuda NU dan Banser di Klaten. Dia datang ditemani gus Muhammad Milkhan, wakil ketuanya.
"Ayo aja Gus," ajakku. Sudah bertahun-tahun wacana ini digagas, tapi tidak pernah direalisasikan. Itu yang membuat saya gemas.Â
"Bagaimana kalau kita adakan semacam camp? Saya bisa pinjamkan villa di Tawangmangu. Untuk biayanya, kita bisa ider tampah," usulku. Villa yang dimaksud adalah milik anggota jemaat GKI Klaten yang pernah dipakai untuk Kopdar Sabdaspacetahun 2009. Sedangkan yang dimaksud dengan ider tampah adalah mencari donasi sukarela dari para dermawan.
Dengan persiapan yang sangat cepat, pada tanggal 16-17 September 2017, sekitar 70 pemuda akhirnya meluncur ke Tawangmangu dengan menumpang dua truk pinjaman dari Satpol PP dan BPBD Klaten. Menyusul di belakangnya mobil L-300 dari GKI Klaten.
Lebih dari 60 muda-mudi dari berbagai lintas iman nampak bergembira dan akrab dalam acara camping lintas iman yang bertajuk Interfaith Youthcamp, yang diselenggarakan oleh Forum Kebersamaan Umat Beriman (FKUB) Kebersamaan Kabupaten Klaten. Acara yang diprakarsai oleh Jaringan Pemuda Lintas Iman Kabupaten Klaten.
Setelah shollat Maghrib dan Isya, peserta berkumpul lagi untuk mendengarkan sharing tentang literasi digital. Saya yang ketiban sampurmenyampaikan materi ini.
"Di era digital ini, jangan hanya ponselnya saja yang cerdas. Penggunanya juga harus cerdas. Abaikanlah berita palsu. Mari kita gunakan era digital ini untuk mengabarkan berita baik," kata saya. Tidak lupa saya membagikan tips mengenali berita palsu (hoax).
Untuk menghangatkan udara yang dingin di lereng gunung Lawu, para peserta menyalakan api unggun. Momen iti sekaligus menjadi ajang kreativitas kaum muda. Mereka dibagi ke dalam lima kelompok. Setiap kelompok terdiri dari dari berbagai agama. Tugas mereka adalah menyiapkan pentas seni untuk menunjukkan indahnya keberagaman dalam bingkai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.