"Aku akan menjadi bahu tempatmu menangis"
Begitulah kira-kira terjemahan syair lagu yang dipopulerkan oleh Tommy Page. Â Jika pergumulan hidupmu berat, dan tak seorang pun yang peduli, akulah temanmu. Demikian tawaran simpatik pada syair lagu itu.
Penyanyi ganteng ini pernah menjadi idola bagi generasi X di tahun 1990-an. Â Kanal hiburan Kompas.com menulis, Page mengawali kariernya di bidang musik di Sire Records. Â Ia bekerja sebagai pemeriksa mantel di sebuah kelab malam di New York dan menyerahkan demo lagunya ke Seymor Stein, bos Sire Records.
Pada April 1990, lagunya "I'll Be Your Everything" menduduki puncak tangga lagu Billboard Hot 100. Â Lagu itu ditulis oleh Page dan dua personel New Kids On The Block (NKOTB) Jordan Knight dan Danny Wood. Sepanjang kariernya, Tommy Page telah menelurkan delapan album. Ia juga terus melakukan tur ke berbagai negara, termasuk Indonesia. Di Indonesia, lagunya yang paling diingat adalah "A Shoulder to Cry On".
Pada zaman yang serba sibuk ini, orang semakin tidak peduli pada sesamanya. Mereka dituntut berkompetisi menjadi yang terunggul. Waktu adalah uang. Memperhatikan sesama itu akan menyita waktu. Itu artinya memperhatikan sesama sama saja dengan membuang uang. Demikianlah, bisnis hiburan akan semakin menemukan ceruknya karena semakin banyak orang yang membutuhkan telinga untuk mendengarkan keluh kesah. Ada kebutuhan yang besar terhadap bahu tempat menyandarkan wajahnya dan menangis.Â
Menangis adalah anugerah dari Tuhan. Tuhan menciptakan manusia memiliki kemampuan menangis untuk tujuan baik. Menangis dapat menurunkan tingkat stres. Ketika menangis, tubuh mengeluarkan beberapa bahan kimia dan hormon yang terbentuk akibat stres. Dengan mengeluarkan air mata semua zat kimia tersebut keluar, itulah sebabnya kebanyakan orang merasa lebih lega dan nyaman setelah menangis.
 Pada sebuah penelitian diketahui bahwa kadar zat kimia Adrenocorticotrophic (ACTH) lebih banyak ditemukan pada airmata yang keluar akibat stres. Zat kimia tersebut merangsang pembentukan hormon kortisol (hormon stres) sehingga dengan mengeluarkan zat ACTH ini melalui air mata maka sangat bermanfaat bagi kesehatan. Menangis adalah respon emosional tubuh terhadap sesuatu. Ketika air mata keluar, tubuh memproduksi zat yang bernama endorfin, zat ini disebut juga hormon bahagia yang bertugas untuk menstabilkan pikiran, mood dan keseimbangan emosi. Itu sebabnya setelah menangis, kita merasakan kelegaan.Â
Selain menghilangkan zat beracun dari tubuh kita, menangis juga memiliki manfaat psikologis yang baik bagi kesehatan tubuh yakni menguatkan hati kita dan membantu kita agar lebih tegar menghadapi situasi yang menyakitkan.
***
Ketika karirnya sebagai penyanyi mulai pudar, Tommy Page kemudian kembali kuliah di Stern School of Business untuk mengejar karir sebagai eksekutif musik. "Sepanjang hidup saya memimpikan punya lagu yang menduduki peringkat 1 tangga lagu. Saya ingin memuncaki Billboard," kata Page pada 2011. Page kemudian bergabung dengan Warner Bros/Reprise Records. Selama di Warner, ia membantu membentuk karir Michael Buble, Alanis Morissette, Josh Groban, dan Green Day.
Akan tetapi bekerja di dunia hiburan memang menyandang tekanan yang berat. Inilah paradoksnya. Para penghibur yang tugasnya menyenangkan hati banyak orang, namun pada dirinya menyeru kekeringan hati. Seperti ikan di padang gurun. Kepada siapa mereka mencari hiburan sementara diri mereka sendiri adalah penghibur?
Selamat jalan Tommy Page. Semoga di sana engkau mendapatkan Bahu sejati sehingga kamu dapat menangkupkan wajahmu dan menangis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H