Mohon tunggu...
Purnawan Kristanto
Purnawan Kristanto Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Penulis

Purnawan adalah seorang praktisi komunikasi, penulis buku, penggemar fotografi, berkecimpung di kegiatan sosial, kemanusiaan dan keagamaan. Menulis di blog pribadi http://purnawan.id/

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Kaum Perempuan Vietnam yang Perkasa

12 Februari 2014   14:19 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:54 547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_295033" align="aligncenter" width="619" caption="::Perempuan di Sektor Publik | Foto: Purnawan K::"][/caption]

Dalam film-film perang Vietnam, kita sering melihat gambaran tentang perempuan Vietnam yang ikut berjuang merebut kemerdekaan. Mereka mengenakan áo dài, yaitu sejenis pakaian nasional Vietnam yang memiliki model  ketat dan mengenakan celana panjang. Tak lupa mengenakan caping sebagai penutup kepala.

Gambaran itu tidak berubah banyak sampai sekarang. Saat saya berkunjung ke Hanoi, Vietnam, saya melihat perempuan-perempuan yang bekerja di sektor publik. Mereka lebih banyak mengenakan celana panjang, khususnya celana jeans.  Di Ninh Binh, ada banyak perempuan yang bekerja sebagai pengayuh sampan untuk mengantarkan wisatawan menyusuri sungai Merah sepanjang puluhan kilometer yang ditempuh selama 2 jam.

[caption id="attachment_295034" align="aligncenter" width="570" caption="::Pengayuh Sampan| Foto: Purnawan K::"]

13921533591399983386
13921533591399983386
[/caption]

Pengayuh sampan ini tidak hanya dimonopoli oleh kaum perempuan, tapi kaum laki-laki juga. Setiap hari mereka menunggu giliran di dermaga. Tidak ada perlakuan khusus antara pengayuh laki-laki atau perempuan. Begitu mendapat giliran, maka pengayuh mengantarkan wisatawan dengan sampannya melewati kanal buatan sepanjang 300 meter, setelah itu berbelok ke kanan menyusuri sungai Merah yang sangat legendaris itu.

Jika tangan mulai pegal, maka mereka mengangkat kedua kaki dan mengayuh dayung menggunakan kedua kaki. Itulah mengapa mereka menggenakan celana panjang, sebab jika mengenakan rok atau kain, mereka tidak dapat mengangkang untuk memedal dayung.

[caption id="attachment_295108" align="aligncenter" width="640" caption="::Penjual Sayur dan Buah | Foto: Purnawan K::"]

13921875541143234357
13921875541143234357
[/caption]

Perempuan Vietnam juga mudah dijumpai sedang memikul dagangan mereka berupa sayur atau buah-buahan. Tidak seperti perempuan di Indonesia yang mengangkat beban dengan menggendong, perempuan di Vietnam memilih memikul. Mereka menempatkan barang-barang di dalam keranjang bambu kemudian memikulnya berkeliling untuk menjajakan dagangan.

[caption id="attachment_295111" align="aligncenter" width="578" caption=":: Fotografer | Foto: Purnawan K::"]

13921878712689855
13921878712689855
[/caption]

Selain pekerjaan yang mengandalkan otot, perempuan Vietnam juga memaki pekerjaan yang memerlukan ketrampilan tinggi. Misalnya dengan menjadi fotografer. Di beberapa tempat wisata, tukang foto bayaran didominasi oleh kaum Hawa ini. Dengan bayaran 1 dollar per lembar foto ukuran 4R, mereka siap mengabadikan kenangan wisatawan.

Di Ninh Binh, selain harus menguasai teknik fotografi, fotografernya juga harus pandai mengendalikan sampan dan mengabadikan pengunjung yang juga bersampan. Ini bukan perkara mudah karena sampan fotografer dan sampan objek foto sama-sama bergerak. Saya merasakan sendiri kesulitannya karena gagal mendapatkan foto sang fotografer dengan jelas. Seperti tampak di gambar bawah, fokusnya meleset.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun