Mohon tunggu...
Purnawan Kristanto
Purnawan Kristanto Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Penulis

Purnawan adalah seorang praktisi komunikasi, penulis buku, penggemar fotografi, berkecimpung di kegiatan sosial, kemanusiaan dan keagamaan. Menulis di blog pribadi http://purnawan.id/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Catatan Relawan, 1 Nopember

2 November 2010   17:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:53 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1 Nopember

Senin pagi, aku menyempatkan diri ke Yogyakarta. Tepatnya ke kantor Lembaga Konsumen Yogyakarta untuk mengikuti audio cenference. Ceritanya, aku memenangkan kompetisi menulis ide klip pendek yang diselenggarakan oleh www.beosope.com dan mendapat hadiah kamera video Flip. Sebenarnya, aku harus mengambil sendiri hadiah ke Jakarta, Jumat (29 Oktober), namun aku memutuskan untuk tidak berangkat karena harus melakukan respons bencana merapi. Rupanya pihak beoscope bisa mengerti situasinya. Para pemenang tidak perlu ke Jakarta namun mendengarkan penjelasan tentang kelanjutan lomba melalui telepon. Dari Yogya, ada empat orang yang dinyatakan sebagai pemenang. Aku salah satu di antaranya.

Saat baru saja turun dari sepeda motor, tiba-tiba Kirana, anakku menelepon lagi. “Pa, merapi erupsi. Merapi erupsi!” Tak berapa lama kemudian, panggilan telepon datang bertubi-tubi. Kami harus segera merespon erupsi ini karena ada ribuan warga yang akan mengungsi. Kami memperkirakan malamnya pasti akan banyak pengungsi yang harus diberi makan. Aku segera berkoordinasi dengan pdt. Simon Julianto yang ada di Boyolali. Mereka sedang melayani lebih dari 2 ribu pengungsi di Jrakah, Klakah dan Lencoh. Pendeta Simon dan kawan-kawan dari Lembaga Bakti Kemanusiaan Umat Beriman memutuskan untuk membuka dapur umum. Kami akan menyokong bahan makanan untuk memasak. Aku segera meminta beberapa relawan di Klaten untuk berbelanja bahan makanan. Kebetulan, kami baru saja mendapat kiriman 200 karton mie instan dari Obor Berkat Indonesia melalui pendeta Sugeng Prasetyo.

Setelah audio conference selesai, aku segera memacu sepeda motor ke Klaten. Sambil menunggu teman-teman memuat barang bantuan, aku menyempatkan untuk makan malam. Sekitar pukul 13. Kami sudah meluncur ke Boyolali untuk menurunkan bantuan di pos LBK-UB.

***

Sampai di Klaten menjelang rembang petang. Masih ada kesempatan untuk mengejartim seni dari gereja Kristen Jawa (GKJ) Pedan yang sudah berada di barak Keputran, Kemalang, Klaten. Mereka akan menghibur pengungsi dengan badut sulap. Kami pulang ke rumah masing-masing untuk bersih-bersih badan, lalu bergegas ke lereng Merapi lagi. Dalam perjalanan, kami mendapat kabar bahwa di barak Keputran sudah ada pertunjukan organ tunggal. Maka rombongan pak Ndaru memutuskan untuk berpindah ke barak pengungsi di Dompol. Kami pun menyusul ke sana. Sesampai di lokasi, pak Ndaru dan kawan-kawan sudah mulai beraksi. Meski hanya diterangi oleh lampu mobil dan menggunakan wireless mic, namun tak mengurangi antusiasme pengungsi untuk menyaksikan huburan badut. Yang menjadi badut adalah pakNdaru sendiri. Tidak hanya anak-anak yang menyaksikan hiburan ini. Para dewasa juga ikut membentuk lingkaran mengelilingi sang badut.

Acara semakin semarak karena kami sudah menyediakan 200 bingkisan untuk dibagikan kepada anak-anak pengungsi. Pukul 18:30, hiburan selesai. Kami melanjutkan perjalanan ke barak pengungsi di Bawukan. Menurut rancana kami akan mengadakan pertunjukan lawak Punakawan (Semar, Gareng, Petruk dan Bagong).Sesampai di sana, para pengungsi terlihat sedang asyik menyaksikan tayangan musik dangdut yang disorotkan ke dinding menggunakan proyektor. Melihat itu, kami memutusan untuk tidak menginterupsi keasyikan mereka dan menunda pertunjukan lawak pada hari Rabu. Supaya tidak bertabrakan dengan acara hiburan lain, kami mendaftar lebih dulu ke pengelola posko.

***

Meski sedikit kecewa, kami turun gunung untuk pulang dan beristirahat.Kami harus memulihkan tenaga untukkarya kemanusiaan ini.

Photobucket
Photobucket

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun