Mohon tunggu...
Tony Biasa
Tony Biasa Mohon Tunggu... -

Sedang menjalani proses menjadi manusia biasa...

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Materi Liqo Kamis Depan (17 Mei 2012) "Urgensi Waktu dalam Kehidupan"

12 Mei 2012   06:58 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:24 2263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bismillahirrahmanirrahiiim...

Alhamdulillahirabbilalamiin, segala puji bagi Allah SWT yang senantiasa memberikan kepada kita kesempatan dan kesehatan, shalawat dan salam tak lupa tercurah kepada junjungan dan suri tauladan kita Nabi besar Muhammad SAW.

Allah SWT telah berfirman dalam surah Al-Ashr mengenai urgensi waktu bagi kehidupan

Pembacaan surah Al-Ashr...

Tujuan kita hidup di dunia ini adalah yang pertama menjadi hamba Allah SWT, yang kedua yaitu menjadi pemimpin di muka bumi ini. Tak terlepas dari hal terlepas dari hal tersebut, sebagai pemimpin di muka bumi ini kita harus memiliki tujuan hidup. Hidup di dunia ini hanyalah sementara. Kemarin kita tidak ada, kemudian kita mengalami perwujudan yakni sebagai manusia yang kita rasakan seperti saat ini, bertahun-tahun lamanya kita tumbuh dan berkembang hingga menginjak usia kepala dua, memang tidak terasa bagi kita, kenyataannya hidup di dunia itu kita rasakan seperti amat sebentar. Ketika masih SD kita membayangkan seakan-akan kemarin kita masih TK atau balita. Ketika kita menginjak pendidikan SMP kita merasakan seakan-akan hari kemarin kita masih SD, kita kuliah merasakan seakan-akan hari kemarin kita SMA, begitu juga mungkin setelah lulus, seakan-akan baru kemarin kita kuliah. Hal yang sama juga terjadi pada sesuatu yang senantiasa berulang, seperti hari raya idul fitri, bulan suci ramadahan, semua seakan-akan terasa sangat sebentar sekali berlalunya rasanya baru kemarin menginjak bulan ramadhan namun kini kita merasakan akan memasuki bulan nan penuh mulia tersebut.

Dalam mengantisipasi kelalaian kita ketika hidup di dunia, salah satu pelajaran yang sangat berharga dari kehidupan kita  yaitu mengingat mati. Kelak kita akan menjadi onggokan tanah. Kalau dari sisi ilmu pengetahuan alam, yaitu dari materi tanah akan kembali lagi menjadi tanah. Unuk lebih detailnya lagi yaitu kita yang awalnya merupakan gabungan dari unsur-unsur atom penghuni bumi ini akan terurai menjadi atom kembali, itu dipandang dari segi fisik kita, sedangkan dari sisi ruh hanya Allah yang maha mengetahui karena sepandai-pandainya manusia tidak akan pernah bisa untuk menyentuh bahkan mengungkap tabir ruh diantaranya karena keterbatasan ilmunya terkecuali terhadap orang-orang yang Allah SWT menghendakinya. Mungkin teman-teman pernah mendengar istilah reinkarnasi...? , kalau diri saya pribadi membenarkan adanya reinkarnasi secara fisik sedangkan reinkarnasi yang dipahami oleh orang-orang konghucu atau umat hindu dan budha saya mengkufurinya. Boleh jadi atom-atom yang menyusun tubuh kita ini dahulunya merupakan atom -atom yang menyusun baik itu tubuh tumbuhan, binatang buas, binatang ternak, atau  nyamuk, semut bahkan makhluk yang paling kecil seperti protozoa dan bakteri-bakteri. Karena kalau kita menyimak secara jeli, siklus hidup di permukaan bumi ini senantiasa berputar dan selalu menuju ke arah keadilan atau keseimbangan. Dari sisi inilah Allah SWT menciptakan kita semua selaku khalifah di muka bumi ini untuk mengatur sesuai dengan sunatullah dan inayah-Nya.

Beberapa perumpaan mungkin dapat kita lihat dari air. Air senantiasa mengalir dari tempat tertinggi ke tempat yang terendah?, mengapa demikian?, dalam fisika dikenal dengan istilah gravitasi bumi. Namun perlu perlu kita bertanya mengapa air tidak keluar dari bumi?, bukankah kita mengenal adanya molekul air yang dapat menguap ke angkasa dan membentuk awan serta menjadi hujan?, bukankah kita pernah mendengar istilah apa itu pasang surut air laut?, dimana ketika itu ketinggian air laut menjadi naik akibat pengaruh gravitasi bulan?, namun pernahkah kita berpikir mengapa awan-awan dan uap air yang memiliki bobot molekul lebih kecil dari pada ketika mereka berikatan membentuk ikatan hidrogen (gabungan senyawa air) tidak tertarik oleh adanya baik gravitasi bulan maupun matahari?, pernahkah kita berpikir bahwa air tersebut memiliki peran dalam keseimbangan masa bumi yang jika dihubungkan lebih lanjut akan berpengaruh pada keseimbangan gerakan bumi di dalam sistem tata surya?, seandainya air dapat keluar dari bumi maka bumi tidak akan berdiri stabil pada porosnya dalam sistem tata surya. Semuanya telah terdesain dengan sangat rapih oleh Allah SWT sang khalik dan semuanya merupakan bentuk keadilan-Nya.

Kembali lagi kita kepada topik utama yaitu mengenai waktu. Orang-orang yang hidup pada zaman tabi'in dan para sahabat khususnya para ulama-ulama terdahulu hidup mereka sangat amat mengoptimalkan waktu. Kita mungkin pernah mendengar para mufasir seperti ibnu Jarir, Ibnu Katsir, dan lainnya, kalau seandainya kita bandingkan dengan kehidupan beliau dengan kehidupan sekarang sangat jauh berbeda. Pertama yakni dari sisi motivasi menuntut ilmu dan menyebarkannya . Di zaman dahulu teknologi masih sangat sederhana. Komputer belum ada seperti sekarang ini. Kalau sekarang mungkin jauh lebih baik, kalau zaman dahulu orang kalau salah dalam menulis pasti kalau tidak dicoret, maka mengganti media tulisnya. Zaman dahulu masih menggunakan kulit, pelepah, namun ketika memasuki abad pertengahan sudah ada teknologi kertas. Dan jangan dikira orang zaman dahulu membuat kertas sesingkat saat ini. Usaha para saudara-saudara kita d Zaman dahulu sangat keras dan karya-karya kitab mereka pun sangat luar biasa.

Yang menjadi kendala bagi kita yakni kelak dihadapan Allah SWT. Apa maksudnya?, kira-kira apa alasan kita dihadapan Allah SWT menjawab tantangan zaman. Untuk itulah saat ini merupakan era teknologi canggih. Informasi bisa sangat cepat tersebar. Kita dituntut untuk senantiasa berjihad dalam berikhtiar kepada Allah SWT untuk mengoptimalkan waktu hidup kita dengan sebaik-baiknya.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun