Ingin sekali kusinggah lebih lama di naungan awan. Kucoba membujuk sang waktu, "Beri aku sepersekian detik saja." Dia malah tak acuh dan terus berlalu. Aih, membujuknya saja kutak mampu, apalagi menantangnya! Siapalah aku, berani-beraninya menghadang waktu. Aku hanya insan fana yang tak berdaya di hadapannya, terlebih di hadapan-Nya.
Lepas dari naungan awan, kujumpa dengan lingkaran spektrum warna. Spektrum ini bagaikan kawan lama. Aku tak asing dengannya. Dia lumrah muncul selepas air langit tercurah ke bumi, menjelma menjadi busur warna.
Pernah mendengar bahwa Sang Khalik menaruh busur-Nya di awan, sebagai tanda perjanjian-Nya dengan bumi? Itu tanda pemeliharaan-Nya. Tanda yang juga muncul lewat awan yang berarak, angin yang berhembus, kelip-kelap bintang di cakrawala, kilat yang menyambar, gelegar halilintar, air langit yang turun membasahi bumi. Tanda ini sudah sepatutnya disyukuri. Payahnya, rasa syukur kerap terkubur ditimbun rasa kesal saat insan di bumi menuai kemalangan.
Negeri awan nan megah semakin menjauh. Perlahan dan pasti, lembaran biasa di bawah sana kembali muncul dan mendekat, terbentang menghadapku. Lembaran tempatku bertarung menghadapi tantangan hidup. Tempat di mana genangan air langit di aspal tanpa permisi menempel santai di pakaian dan wajahku akibat terpental dihantam roda-roda pongah yang tak punya hati. Lembaran di mana aku merasa kesal saat keluar dari kendaraan yang penuh sesak karena dihadang penumpang yang berebut masuk.
Lembaran tempat kuberjuang menghadapi segala tantangan: intimidasi dari dalam diri, kehampaan, cemooh, dengki, kecewa, perbedaan, air mata, harta, bahagia, canda tawa, pujian, kepercayaan, harapan. Lembaran amat sangat biasa yang penuh dinamika, sasana tempatku menempa diri untuk bertumbuh.
Sayap di sisiku kembali bergetar saat burung besi kembali bertemu dengan landasan. Kutatap ke langit sambil mengingat bisikan sang waktu di sana, "Hei, suatu masa nanti aku akan membawamu kembali ke naungan awan terindah. Merasakan kedamaian yang tiada bertepi." Aku pun tersenyum. Kurasa kunjungan kali ini lebih berkesan.
Alur Laut, 06 Agustus 2023