Mohon tunggu...
Purnama Tambunan
Purnama Tambunan Mohon Tunggu... Tutor - Badminton Lover

""Hidup adalah soal keberanian, menghadapi yang tanda tanya" tanpa kita mengerti, tanpa kita bisa menawar. Terimalah dan hadapilah." (Soe Hok Gie)

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Mau Naik Transjakarta Perdana? Baca Ini!

24 April 2023   16:33 Diperbarui: 18 Juni 2024   09:59 1262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Screenshot rute dari aplikasi google map

Sejak kecil saya sudah akrab dengan transportasi umum jalan raya, mulai dari bemo, mikrolet, KWK, bajaj, metromini, bus PPD, Kopaja, Aspada, Kopata, hingga bus AKAP. Seiring berjalannya waktu, beberapa dari transportasi umum ini lenyap, diganti atau dialihkan ke Transjakarta (Tije), salah satu transportasi umum Bus Rapid Transit (BRT) andalan warga ibu kota.

Entah kapan saya menggunakan Tije untuk pertama kali. Saat Tije diresmikan, belum tersedia koridor yang relatif dekat dengan kediaman saya. Saya justru lebih dulu mencicipi transportasi serupa, Trans Jogja. Dengan tarif beberapa ribu rupiah, kita dapat berkeliling kota Yogyakarta dari dalam bus yang sangat nyaman.

Tije dengan segala kelebihan dan kekurangannya, bagi saya sudah seperti kawan karib. Jam operasional dimulai cukup pagi, bahkan tersedia 24 jam untuk koridor 1 s.d. 13, sangat membantu warga yang beraktivitas sebelum matahari terbit. Tarifnya cukup terjangkau. Dengan single tariff Rp3.500, kita sudah bisa menjelajah kota Jakarta. Pada pukul 05.00 s.d. 07.00 WIB, tarifnya hanya Rp2.000.

Sayangnya, di jam-jam sibuk, moda transportasi ini kerap penuh sesak. Kalau mau menikmati kenyamanan Tije di level yang lebih tinggi, gunakanlah di hari libur. Halte Tije dilengkapi dengan toilet dan mushola, namun belum merata di semua halte karena keterbatasan ruang. Pernah suatu kali di halte Flyover Jatinegara, ada seorang ibu yang kesulitan mendapatkan toilet saat anaknya hendak buang air kecil. Petugas mengarahkan untuk menuju halte terdekat yang menyediakan toilet. Kalau sudah kebelet, apa iya arahan ini bisa jadi solusi? Halte yang cukup ramai, seperti Flyover Jatinegara, sepertinya perlu dilengkapi toilet.

Saya pernah menaiki bus yang beberapa kursinya tidak dilengkapi handle grip (pegangan tangan). Ini terdapat di dalam bus dengan susunan kursi saling berhadapan, di beberapa kursi dari posisi pengemudi bus berada. Hal ini cukup menyulitkan mobilitas penumpang karena tidak ada pegangan. Namun, beberapa waktu belakangan, saya tidak menjumpai lagi bus dengan model seperti itu.

Bagi Anda yang belum pernah menggunakan Tije dan tertarik ingin menggunakannya namun bingung bagaimana caranya, berikut cara versi saya.

1. Kenali tujuan

Tak kenal maka tak sayang. Tak kenal tujuan maka jangan harap bisa sampai ke tujuan, yang ada malah tersesat!

Pertama-tama, kita harus mengetahui tempat yang dituju dan bagaimana cara mencapainya (rute). Usahakan untuk mencari informasi ini setidaknya sehari sebelum hari H keberangkantan. Kita bisa bertanya kepada petugas di halte Tije atau siapa pun yang mengetahuinya.

Saya lebih suka menggunakan aplikasi google map untuk mengetahui gambaran rute yang akan ditempuh. Ambil contoh saat mencari rute ke HKBP Petojo, Jakarta Barat, dari daerah Koja, Jakarta Utara. Google map akan memberikan beberapa alternatif rute. Salah satu rute yang diberikan adalah menggunakan koridor 10 (Tanjung Priok - PGC 2) > koridor 2 (Pulo Gadung - Harmoni) > koridor 3 (Kalideres - Harmoni)/koridor 8 (Lebak Bulus - Harmoni), seperti gambar 1.

Gambar 1. Screenshot rute dari aplikasi google map
Gambar 1. Screenshot rute dari aplikasi google map

Selain mendapatkan rute Tije yang akan ditempuh, kita juga bisa mendapatkan perkiraan waktu tempuh, sehingga membantu menentukan jam keberangkatan.

Setelah mendapat gambaran rute dari google map, tidak ada salahnya kita konfirmasikan kembali ke petugas Tije.

2. Siapkan fisik yang prima dan gunakan masker

Usahakan tubuh dalam kondisi fit sebelum bepergian dan gunakan masker. Anda wajib menggunakan masker selama berada di dalam bus dan menggunakan fasilitas Tije lainnya.

Di dalam bus nanti, kita tidak selalu mendapatkan kursi, bahkan ada kalanya harus berdiri sepanjang perjalanan. Apalagi lagi jika harus transit ke halte yang relatif jauh dari halte saat turun dari bus, misalnya saat pindah dari halte Cempaka Mas 2 ke Cempaka Timur, atau dari dari halte Pemuda Pramuka ke Pramuka BPKP.

3. Siapkan Kartu Uang Elektronik (KUE)

Berhubung transaksi pembayaran menggunakan uang elektronik, maka wajib hukumnya memiliki KUE, seperti Kartu Multi Trip (KMT) KRL yang diterbitkan oleh KAI Commuter (gambar 2 atas) atau KUE yang diterbitkan oleh bank (gambar 2 bawah). Pastikan saldonya cukup, minimal Rp5.000. Dan harus diingat: satu KUE berlaku untuk satu orang!

Gambar 2. Contoh KUE (foto koleksi pribadi)
Gambar 2. Contoh KUE (foto koleksi pribadi)

Khusus untuk KMT KRL, lakukan aktivasi terlebih dahulu sebelum digunakan via alat seperti gambar di bawah ini. Caranya mudah, cukup tempelkan KMT pada alat, seperti saat melakukan aktivasi KUE yang diterbitkan bank pada alat aktivasi di stasiun.

Gambar 3. Alat aktivasi KMT KRL (foto koleksi pribadi)
Gambar 3. Alat aktivasi KMT KRL (foto koleksi pribadi)

Lalu bagaimana jika saat di halte tidak mempunyai atau lupa membawa KUE atau KMT? Tenang, ada vending machine yang tersedia di sana. Mesin ini dapat digunakan untuk mengecek saldo, mengisi saldo, dan membeli KUE. Sayangnya, belum semua halte menyediakan mesin ini. Jika kesulitan dalam menggunakan mesin tersebut, mintalah bantuan petugas.

Gambar 4. Vending machine (foto koleksi pribadi)
Gambar 4. Vending machine (foto koleksi pribadi)

4. Lakukan tap in

Lakukan tap in di gate. Pengalaman saya, mesin tap in lebih sensitif terhadap KUE yang diterbitkan bank dibandingkan KMT. Jika saldo tidak mencukupi, akan nada notifikasi pada panel mesin dan gate tidak akan terbuka.

Dalam rangka mengintegrasikan LRT, MRT, dan Tije, diberlakukan sistem pembayaran baru per Oktober 2022. Jika sebelumnya saldo terpotong saat tap in dan satu kartu bisa digunakan beberapa orang, sekarang saldo terpotong saat tap out dan satu kartu hanya dapat digunakan oleh satu orang (one man, one ticket). Sistem ini sebenarnya sudah tidak asing bagi yang menggunakan moda transportasi KRL.

Gambar 5. Informasi satu KUE untuk satu orang (sumber: twitter Transportasi Jakarta)
Gambar 5. Informasi satu KUE untuk satu orang (sumber: twitter Transportasi Jakarta)

Di awal penerapannya, sempat terjadi kendala karena kurangnya sosialisasi. Namun, saat ini sosialisasi sudah lebih baik, dengan menempelkan poster di halte dan bus.

Gambar 6. Sosialisasi via poster di halte (poster milik Transjakarta, foto koleksi pribadi)
Gambar 6. Sosialisasi via poster di halte (poster milik Transjakarta, foto koleksi pribadi)

Gambar 7. Sosialisasi via poster di bus (foto koleksi pribadi)
Gambar 7. Sosialisasi via poster di bus (foto koleksi pribadi)

5. Tunggu kedatangan bus

Setelah melewati gate, tunggulah kedatangan bus dengan tertib pada pintu titik pemberhentian bus. Pintu ini bisa diketahui dari papan petunjuk yang tersedia. Pada halte yang besar dan ramai dengan jumlah pintu yang banyak, jika tidak terbiasa, tentu akan memakan waktu jika harus melihat papan petunjuk satu per satu. Untuk mempersingkat waktu, jangan sungkan bertanya pada petugas di pintu mana kita harus menunggu bus target yang kita naiki.

Kita dapat mengetahui perkiraan jadwal tiba pada monitor informasi yang disediakan. Pastikan kita menaiki bus yang benar dengan mengecek teks bergerak informasi nomor koridor dan nama rute pada panel di bagian atas depan bus atau di kanan-kiri bus.

Oh iya, ada kalanya terdapat bus yang panel informasi nomor koridor dan rutenya dimatikan. Abaikan saja bus ini, tak perlu dikejar. Biasanya, bus ini hanya lewat dan tidak mengangkut penumpang. Kalaupun singgah, hanya untuk menurunkan petugas.

Saat bus tiba, dahulukan penumpang yang keluar dan jangan berebut masuk ke dalam bus. Tenang, pengemudi pasti sabar menunggu semua penumpangnya masuk. Bahkan ada kalanya bersedia menunggu penumpang yang baru saja masuk gate saat bus tiba dan minta ditunggu.

Hati-hati saat melangkah masuk ke dalam bus karena ada celah antara halte dengan pintu bus.

6. Patuhi tata tertib di dalam bus

Saat berada di dalam bus, perhatikan simbol-simbol tata tertib yang ada dan patuhilah. Kalau Anda lelaki dan saat duduk atau berdiri ada beberapa perempuan yang protes, bisa jadi Anda memasuki area khusus wanita, segeralah bergeser ke area netral.

Di dalam bus, terdapat kursi prioritas untuk lansia, penumpang berkebutuhan khusus, ibu hamil, penumpang membawa anak. Jika belum ada yang berhak menggunakan kursi tersebut, kursi bebas digunakan siapa saja. Sekalipun tidak duduk di kursi prioritas, berilah kursi pada yang lebih membutuhkan.

Selain informasi berbentuk simbol, bus dilengkapi dengan teks bergerak, yang biasanya berisi informasi rute perjalanan, nomor koridor bus, dan nama halte pemberhentian berikutnya pada panel di atas pintu pengemudi. Jika bus tidak dilengkapi sekat pengemudi dan penumpang, panel berada di atas sisi depan bus. Selain itu, ada suara announcer yang memberikan informasi halte pemberhentian selanjutnya dan informasi lainnya. Pengemudi terkadang juga didampingi oleh petugas layanan bus yang memberikan pengarahan dan informasi.

Penting untuk memerhatikan panel informasi, menyimak informasi dari announcer dan petugas layanan bus, agar tiba sesuai tujuan. Di dalam bus, ada kalanya pengemudi tidak didampingi petugas layanan bus. Jadi, simaklah informasi dari media yang ada. Pastikan kembali informasi halte dari media yang ada sesuai dengan nama halte tempat bus yang sesungguhnya.

Gambar 8. Contoh label nama halte (koleksi pribadi)
Gambar 8. Contoh label nama halte (koleksi pribadi)

Saya pernah menaiki bus tanpa petugas layanan bus dan terjadi informasi yang tidak sinkron dari announcer dengan halte pemberhentian sesungguhnya. Sesekali perlu untuk mengecek kesesuaian halte yang diinformasikan announcer dengan halte sesungguhnya.

Ada beberapa tips untuk mendapatkan kursi. Pertama, jika menggunakan Tije rutin sesuai jadwal, perhatikanlah beberapa penumpang yang biasanya satu bus dengan Anda. Perhatikan di halte mana mereka turun. Jika Anda berdiri dan halte yang dituju masih jauh, bedirilah di dekat penumpang yang turun di halte terdekat, agar peluang mendapatkan kursi lebih besar.

Kedua, jika bus dalam keadaan sepi penumpang dan bus memiliki susunan kursi menghadap ke depan, duduklah di kursi di dekat jendela. Peluang Anda untuk tetap di kursi akan lebih besar karena biasanya yang mengalah untuk memberikan kursi adalah yang berada di pinggir.

Namun demikian, tetaplah memberikan kursi bagi penumpang yang lebih membutuhkan.

7. Lakukan tap out

Jika telah dekat dengan halte tujuan, bergeserlah ke arah pintu dan keluar dengan antre. Hati-hati saat melangkah keluar dari dalam bus karena ada celah antara pintu bus dengan halte. Lakukan tap out di gate. Jika terlewat, maka saat tap in, KUE akan terblokir dan perlu di-reset. Cara me-reset-nya dapat dilakukan sesuai poster di bawah ini. Jika mengalami kendala, mintalah bantuan dari petugas.

Gambar 9. Poster cara me-reset KUE yang terblokir (poster milik Transjakarta, foto koleksi pribadi)
Gambar 9. Poster cara me-reset KUE yang terblokir (poster milik Transjakarta, foto koleksi pribadi)

Tips untuk menghemat waktu 

Bagi kita yang harus memburu waktu dengan berbagai alasan, misalnya agar tidak tertinggal bus saat harus transit di halte lainnya atau harus pindah ke moda transportasi lainnya dan mengejar jadwalnya, berikut tips yang berguna untuk menghemat waktu.

  • Gunakan masker. Anda tidak akan diizinkan masuk halte jika tidak menggunakan masker. Jangan sampai waktu terbuang hanya untuk mencari masker.
  • Pastikan saldo KUE cukup dan tidak terblokir.
  • Jika kondisi dalam bus padat dan Anda berdiri relatif jauh dari pintu, mulailah bergeser perlahan ke arah pintu 1 halte sebelum halte tujuan, agar tidak tergesa-gesa dan dapat lebih leluasa saat keluar bus.
  • Halte Tije dan bus biasanya terdiri dari beberapa pintu. Perhatikan posisi pintu halte dan pintu bus: mana yang paling dekat dengan gate keluar atau halte transit tujuan selanjutnya. Ini sangat bermanfaat saat kita menaiki bus dengan 3 pintu. Saat keluar bus, pilihlah pintu yang terdekat dengan gate keluar atau halte transit tujuan selanjutnya. Cara ini lumayan signifikan menghemat waktu jika kondisi di dalam bus dan halte cukup padat.

Sumber informasi tambahan untuk menggunakan Tije

Dari sejumlah transportasi umum jalan raya yang saya gunakan, Tije masih salah satu "kawan" terbaik. Tidak heran jika saya masih setia menggunakannya hingga kini. Sambil terus berharap "kawan" ini berbenah diri, saya mengajak Anda yang belum pernah menggunakannya untuk sesekali menggunakannya.

Ayo, naik Tije!

Alur Laut, 24 April 2023

***

Baca juga:

Begini Cara Naik Mikrotrans JakLingko

Begini Cara Naik KRL Commuter 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun