Mohon tunggu...
Purnama Tambunan
Purnama Tambunan Mohon Tunggu... Tutor - Badminton Lover

""Hidup adalah soal keberanian, menghadapi yang tanda tanya" tanpa kita mengerti, tanpa kita bisa menawar. Terimalah dan hadapilah." (Soe Hok Gie)

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

BWF Annual General Meeting 2018, Ada Isu Apa Saja?

15 Mei 2018   22:35 Diperbarui: 15 Mei 2018   23:03 1607
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Service judge saat menilai ketinggian service (foto oleh Sven Heise)

Tepat pada tanggal 19 Mei 2018, sehari sebelum turnamen Thomas & Uber Cup digelar, badan bulu tangkis dunia (Badminton World Federation, BWF) mengadakan Annual General Meeting di Centra Grand & Bangkok Convention Centre. Pada pertemuan tersebut akan dibahas beberapa isu demi kemajuan bulu tangkis ke depan.

BWF telah mengirimkan sejumlah dokumen kepada negara-negara peserta untuk dipelajari. Dokumen tersebut tersedia online di sini. Salah satu dokumen berisi konsep perubahan sejumlah peraturan terkait tiga isu besar yang digaungkan BWF. Apa saja isu tersebut?

Sistem Skor Pertandingan

BWF mengusulkan perubahan sistem skor dari 3 x 21 menjadi 5 x 11. Berikut matriks sandingan perbedaan kedua sistem.

Sistem skor 3 x 21 vs 5 x 11 (dokumen pribadi)
Sistem skor 3 x 21 vs 5 x 11 (dokumen pribadi)
Apa alasan BWF mengubah sistem skor? Menurut BWF perubahan ini merupakan bentuk inovasi agar bulu tangkis tetap mampu bersaing di tengah-tengah pasar yang makin jenuh. Tetap eksis. Setidaknya ada tiga tujuan yang hendak dicapai lewat perubahan sistem skor ini: pertama, membangun "ketegangan" lebih cepat (pertandingan lebih intens); kedua, meningkatkan gairah dalam pertandingan; ketiga, memperpendek durasi pertandingan (agar penyiaran di televisi lebih optimal dan mengurangi dampak fisik bagi pebulu tangkis).

Dengan sistem baru ini, pebulu tangkis dituntut untuk siap sejak awal dan bermain "bersih" sejak awal. Pebulu tangkis harus berkonsentrasi penuh. Bila konsentrasi buyar dan bermain "jorok" (sering melakukan kesalahan) maka jangan harap dapat bersaing dalam kompetisi olahraga yang semakin ketat ini.

Sistem skor ini sebetulnya sudah pernah diterapkan pada turnamen Chinese Taipei Masters Grand Prix 2016. Muhammad Rian Ardianto yang turun dalam turnamen tersebut berpendapat sistem skor tersebut cocok dengan karakter permainannya yang cepat dan menyerang. Pebulu tangkis top Malaysia, Lee Chong Wei, merasa sistem skor yang baru dapat membantu memperpanjang karirnya karena berkurangnya durasi pertandingan.

Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Susy Susanti, berpendapat lain. Karena durasi pertandingan menjadi lebih cepat, Susy memandang perubahan sistem skor ini membuat penonton tidak dapat menikmati seni dan keindahan permainan bulu tangkis.

Saya pribadi belum pernah melihat pertandingan dengan sistem skor 5 x 11. Sepertinya jalannya pertandingan akan lebih seru karena para pebulu tangkis dituntut untuk bermain ngotot sejak awal. Sistem skor ini kurang cocok dengan pebulu tangkis tipe "lambat panas". Bila peraturan ini diterapkan, pelatih harus putar otak untuk menyiapkan strategi yang pas bagi pebulu tangkis tipe ini.

Mengurangi Coaching di Lapangan

Saat interval maupun pergantian set, biasanya pelatih memberikan coaching kepada pebulu tangkis. Ke depan, BWF akan mengurangi coaching ini. BWF juga mengusulkan fasilitas time-out. Time-out merupakan tambahan waktu yang dapat diminta pebulu tangkis bila diperlukan. Durasi maksimum time-out adalah 120 detik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun