Di satu sisi, BWF menentukan kuota pebulu tangkis pada World Tour Final sebanyak 8 pebulu tangkis di setiap sektor. Namun di sisi lain, pada Player Commitment Regulations, BWF menetapkan pebulu tangkis di peringkat 15 besar (sektor tunggal) dan 10 besar (sektor ganda) untuk ambil bagian dalam turnamen grade 2 level 1 (World Tour Final). Mungkinkah akan ada perubahan format pertandingan World Tour Final tahun depan? Entahlah, kita tunggu saja.
Perubahan struktur dan aturan membuat persaingan bulu tangkis menjadi lebih ketat. Untuk dapat tampil di turnamen grade 2 level 2 dan 3, pebulu tangkis setidaknya harus berada di peringkat 32 besar. Jika ingin naik kelas, pebulu tangkis di luar peringkat 32 besar harus memaksimalkan capaiannya di turnamen level 4. Tantangannya: turnamen level 4 juga diikuti sejumlah pebulu tangkis top.
Khusus untuk sektor ganda, pebulutangkis di luar peringkat 32 besar dapat memanfaatkan notional point untuk terlibat pada turnamen level yang lebih tinggi. Itu berarti ganda di luar peringkat 32 besar harus dipecah dan ditandem dengan pebulu tangkis yang memiliki peringkat dunia yang relatif tinggi. Negara seperti China dan Korea Selatan sudah sering melakukannya, tentunya dengan perhitungan yang matang, untuk memberikan kesempatan bagi pebulu tangkis junior mencicipi persaingan yang lebih ketat atau untuk mencari "racikan" ganda yang lebih bagus.
Strategi yang sama juga dapat digunakan untuk turnamen level di bawahnya. Untuk sektor tertentu, rasanya Indonesia perlu mengadopsi ini. Hasil positif yang diraih ganda putri Greysia Polii/Apriyani Rahayu bisa dijadikan pertimbangan, khususnya untuk merombak ganda yang tidak berkembang. Berani?
Sumber Informasi:
General Competition Regulations
03 Desember 2017
***