Poin sejumlah 8.197 ini terbilang cukup besar. Bandingkan saja dengan turnamen level superseries. Runner up turnamen superseries “hanya” mendapatkan 7.800 poin. Belum lagi sedari Januari hingga akhir Februari tidak ada turnamen level superseries/superseries premier yang diselenggarakan. Turnamen pembuka level superseries/superseries premier, All England Open, baru digelar di bulan Maret. Jadi, wajar saja bila kualifikasi Thomas & Uber Cups, yang bertajuk Badminton Asia Team Championships 2016, dijadikan ajang mendulang poin demi menggapai tiket Olimpiade Rio.
Sumber gambar:
Screenshotdari situs http://bwfbadminton.com dan http://bwfcontent.tournamentsoftware.com.
Screenshot dari Part III - Section 1A - GCR - Appendix 6 - World Ranking System.
Alur Laut, 17 Januari 2016
***
Update 23.02.2016:
Hari Selasa, 23 Februari 2016, saya mendapati BWF telah mengeluarkan daftar peringkat dunia terbaru (tumben dikeluarkan sebelum hari Kamis). Poin yang diperoleh dari turnamen kualifikasi Thomas dan Uber Cup di Hyderabad, yang baru saja usai, telah dimasukkan dalam daftar peringkat pebulu tangkis.
Dari poin pada daftar peringkat tersebut, ada yang menggelitik saya: ternyata poin yang diraih pebulu tangkis dari turnamen beregu hanya didasarkan pada peringkat yang berlaku sebelum turnamen digelar. Jadi, jika BWF mengeluarkan daftar peringkat baru pada saat turnamen digelar, daftar peringkat baru ini tidak digunakan sebagai dasar perhitungan.
Pada artikel ini, di bagian simulasi perhitungan poin Ahsan/Hendra, disebutkan dua versi daftar peringkat, yaitu per 7 Mei dan 14 Mei. Kebetulan poin Ahsan/Hendra dan Lee/Tsai pada dua periode peringkat tersebut sama! Namun, periode peringkat yang benar adalah 7 Mei.
***
Baca juga:
Hadiah Uang pada Turnamen Bulu Tangkis
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H