Satu-satunya wakil Indonesia di nomor ganda campuran Korea Open Superseries, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (unggulan kedua) berhasil mengantongi tiket babak final setelah menundukkan pasangan suami isteri dari Inggris, Chris Adcock/Gabrielle Adcock (unggulan kelima), dua set langsung, 21-9, 21-15. Kemenangan di SK Handball Stadium (Olympic Gymnasium 2), Seoul, ini sekaligus memperpanjang rekor saling berhadapan menjadi 7-2 untuk keunggulan ganda yang biasa dipanggil Owi/Butet ini.
Owi/Butet mengawali pertandingan dengan lebih dulu tertinggal 1-4. Namun, setelah berhasil menyamakan kedudukan menjadi 5 sama, Owi/Butet melesat unggul dengan skor 10-5, lalu menutup interval set dengan skor 11-6. Selepas interval, Owi/Butet berhasil mempertahankan keunggulan dengan skor 12-7. Owi/Butet bahkan mendapatkan empat angka beruntun dan meninggalkan perolehan skor pasutri Adcock dengan skor 16-7. Pasutri Adcock sempat menambah dua angka beruntun, sehingga skor menjadi 16-9. Perolehan pasutri Adcock terkunci di angka ini hingga Owi/Butet menutup set pertama dengan kemenangan telak 21-9.
Berbeda dengan set pertama, set kedua belangsung lebih ketat. Sepanjang paruh set kedua, kedua ganda hanya terpaut satu atau dua angka saja. Saat Owi/Butet unggul tipis dengan skor 5-4, pasutri Adcock meraih tiga angka beruntun sehingga berbalik unggul dan meninggalkan perolehan Owi/Butet dengan skor 5-7. Interval set ditutup dengan skor 10-11 untuk keunggulan pasutri Adcock. Selepas interval, Owi/Butet menyamakan kedudukan menjadi 11 sama, namun kembali tertinggal dengan skor 11-12. Tiga angka beruntun yang diperoleh Owi/Butet mengubah kedudukan menjadi 14-12. Selepas unggul 15-14, Owi/Butet melesat hingga mencapai match point dengan skor 20-14. Pasutri Adcock sempat menahan satu kali match point Owi/Butet, sebelum Owi/Butet menutup set kedua dengan kemenangan 21-15. Owi/Butet pun maju ke babak final!
Kiprah Owi/Butet di Turnamen Korea Open
Owi/Butet pertama kali terjun di turnamen Korea Open, sebagai ganda, pada tahun 2011. Kala itu, Korea Open merupakan turnamen level superseries premier. Owi/Butet, yang merupakan ganda nonunggulan, melangkah sampai ke babak perempat final setelah dihentikan unggulan kelima, Zhang Nan/Zhao Yunlei.
Di turnamen yang sama pada tahun 2012, Owi/Butet tercatat sebagai ganda unggulan. Ganda ini diunggulkan di posisi keempat. Langkah ganda ini kembali terhenti di babak perempat final, setelah dikalahkan andalan tuan rumah, ganda nonunggulan, Lee Yong Dae/Ha Jung Eun.
Setahun kemudian, Owi/Butet terjun sebagai ganda unggulan kedua. Ganda ini lagi-lagi terhenti di babak perempat final. Kali ini ganda yang menjadi penjegal adalah duo asal Denmark, unggulan keenam, Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen.
Tahun 2014, turnamen Korea Open turun level dari superseries premier menjadi superseries. Pada tahun ini, Owi/Butet absen karena harus fokus mempersiapkan diri untuk turnamen Malaysia Open Superseries Premier. Setahun berikutnya, Owi/Butet berhasil menghapus “mimpi buruk” perempat final di Korea Open. Kali ini mereka berhasil mencapai babak puncak.
Pada babak puncak besok, nomor ganda campuran merupakan satu-satunya nomor yang menyajikan duel antara unggulan pertama dan unggulan kedua. Dua ganda campuran terbaik dunia saat ini akan saling berhadapan untuk naik ke podium juara. Owi/Butet akan kembali menantang Zhang Nan/Zhao Yunlei. Pertemuan di final besok akan menjadi pertemuan ke-17 di antara kedua ganda. Zhang/Zhao berhasil menorehkan rekor yang cukup fantastis dengan unggul 11-5. Di atas kertas, Zhang/Zhao memang lebih diunggulkan. Semoga Owi/Butet berhasil menghapus “mimpi buruk” lainnya di Korea dan meraih gelar superseries perdana mereka. Amin.
Sumber gambar:
http://badmintonindonesia.org/app/funstuff/photoDetail.aspx?/19090
Alur Laut, 19 September 2015
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H