Mohon tunggu...
Purnama Tambunan
Purnama Tambunan Mohon Tunggu... Tutor - Badminton Lover

""Hidup adalah soal keberanian, menghadapi yang tanda tanya" tanpa kita mengerti, tanpa kita bisa menawar. Terimalah dan hadapilah." (Soe Hok Gie)

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Anthony Sinisuka Ginting, O O Siapa Dia?

8 Agustus 2015   22:47 Diperbarui: 25 Juni 2017   14:13 5209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Setiap atlet selalu punya panggung sendiri untuk tunjukkan kehebatan…”

Saya sangat setuju dengan cuitan salah satu fanpage bulu tangkis, @BadmintonNow, di atas. Cuitan yang sangat pas untuk menggambarkan empat tunggal putra muda Indonesia yang bergantian unjuk gigi di pentas bulu tangkis tahun ini. Di bulan Maret, Firman Abdul Kholik, sebagai unggulan ke-16, berhasil naik podium tertinggi di Vietnam International Challenge. Di bulan Mei, Jonatan Christie (saat itu peringkat 63 dunia) berhasil mengalahkan Hsu Jen Hao (peringkat 24 dunia) dan menyumbang poin bagi Indonesia di babak perempatfinal Sudirman Cup. Di bulan Juni, Jonatan kembali unjuk gigi di Istora. Kala itu Jonatan tidak sendirian berkilau. Dia ditemani rekan sepelatnasnya, Anthony Sinisuka Ginting. Mereka tampil memukau sekalipun harus finis sebagai perempatfinalis pada salah satu turnamen level superseries premier (turnamen level tertinggi kategori non-BWF event). Di bulan yang sama, giliran Ihsan Maulana Mustofa menjadi penentu kemenangan tim putra bulu tangkis Indonesia atas Malaysia di babak semifinal. Tidak hanya itu, Ihsan juga membawa Indonesia mengungguli Thailand di babak puncak, sekaligus mempertahankan tradisi emas beregu putra bulu tangkis SEA Games sejak tahun 2007. Di bulan Juli, keempatnya tampil di turnamen Chinese Taipei Open Grand Prix Gold. Saat itu giliran Ihsan dan Anthony yang berkilau. Ihsan tampil mengejutkan dengan mengalahkan unggulan ketiga, Srikanth Kidambi, di babak kedua. Lalu, bagaimana kiprah Anthony? Kiprah Anthony tidak kalah mengejutkan, sampai-sampai saya tertarik menengok kayuhan raketnya beberapa tahun ke belakang dan menuangkannya di ruang baca ini.

Anthony Naik Pentas
Saya terbilang terlambat mengenal tunggal putra muda Indonesia yang satu ini. Nama Anthony Sinisuka Ginting mulai akrab di telinga saya pada awal bulan Desember tahun lalu. Saat itu Anthony tampil di turnamen beregu Axiata Cup 2014, yang diselenggarakan sebuah perusahaan telekomunikasi. Di babak penyisihan grup, Anthony mampu mengalahkan pemain veteran, Boonsak Ponsana. Saya terkejut dengan kemenangan ini. Pasalnya, di atas kertas, Boonsak, yang lebih tua 14 tahun, lebih diunggulkan. Boonsak merupakan tunggal putra terbaik Thailand dengan peringkat 17 dunia, jauh di atas Anthony yang berperingkat 203 dunia. Dari segi pengalaman, Boonsak jauh lebih kaya. Di usia belia, 18 tahun, Boonsak sudah tampil di turnamen level Olimpiade pada tahun 2000. Sejauh ini, Boonsak sudah mengoleksi dua gelar juara level superseries. Sejumlah keunggulan ini tidak membuat Anthony gentar. Sempat kehilangan set pertama, 9-21, Anthony mampu tampil menekan dan merebut dua set berikutnya dengan skor kembar, 21-10, 21-10. Pada set kedua dan set ketiga, Boonsak bahkan sempat salah membaca arah pukulan Anthony. Kemenangan atlet, yang mengidolakan Taufik Hidayat, ini membawa Indonesia unggul 1-0 atas Thailand.

Prestasi Anthony sudah nampak sejak duduk di bangku SD. Tahun 2008 di turnamen MILO School Competition Bandung, pebulu tangkis kelahiran Cimahi, 20 Oktober 1996, ini berhasil menjadi juara tunggal putra kategori SD. Empat tahun berikutnya, Anthony berhasil mengulang sukses menjadi juara kategori SMP di turnamen yang sama. Bahkan capaian Anthony lebih baik dengan meraih gelar juara tunggal putra dan ganda putra. Pada kategori tunggal putra, Anthony berhasil menjadi juara nasional MILO School Competition. Di tahun 2012, Anthony juga berhasil menjadi juara Sirkuit Nasional Jawa Barat dan Sirkuit Nasional Jawa Timur.

 

Pada tahun 2013, pemain jebolan klub SGS PLN Bandung ini berhasil mewujudkan mimpi menjadi penghuni pelatnas PBSI di Cipayung. Anthony terpilih menjadi tunggal putra pratama bersama Jonatan dan Ihsan. Anthony memulai debutnya di pentas internasional sebagai atlet pelatnas dengan terjun di turnamen Vietnam International Challenge. Anthony maju ke babak utama setelah menyingkirkan unggulan kelima kualifikasi, Theoh Khai Siang dari Malaysia. Sayang, Anthony langsung tersingkir di putaran pertama babak utama setelah dikalahkan unggulan keempat, Chetan Anand dari India. Di turnamen Tangkas Specs Junior International Challenge, Anthony, yang diunggulkan di urutan ke-13, berhasil keluar sebagai juara. Capaian terbaik Anthony pada level senior di sepanjang tahun 2013 adalah menjadi perempatfinalis Malaysia International Challenge dengan mengalahkan unggulan keenam, Wang Tzu Wei dari Chinese Taipei. Di babak perempatfinal, langkah Anthony dihentikan unggulan kedua, Mohamad Arif Abdul Latif dari Malaysia.

Pada tahun 2014, Anthony kembali terjun di Vietnam International Challenge. Langkah Anthony terhenti di babak kedua setelah dikalahkan andalan tuan rumah, unggulan pertama, Nguyen Tien Minh. Di turnamen World Junior Championships, Anthony gagal ke final setelah dikalahkan unggulan kedua, Shi Yuqi dari China, dan harus puas dengan medali perunggu.

Berikutnya, Anthony tampil di turnamen level Grand Prix Gold (GPG) pertamanya, Chinese Taipei Open GPG. Di babak pertama, Anthony berhasil membuat kejutan dengan menghentikan langkah pemain nomor satu tuan rumah sekaligus unggulan keenam, peringkat ke-22 dunia, Chou Tien Chen. Yang mengagumkan, saat itu Anthony menyandang status sebagai pemain dari babak kualifikasi dan memiliki peringkat yang jauh lebih rendah dari Chou. Saat itu Anthony berada di urutan 333 dunia. Perbedaan peringkat keduanya sampai tiga digit! Mencolok sekali, bukan? Di turnamen ini Anthony melaju sampai babak ketiga. Langkah Anthony ke perempatfinal dihentikan Riichi Takeshita dari Jepang. Di bulan Agustus, Anthony tampil dalam turnamen Youth Olympic Games di Nanjing, China. Langkah Anthony terhenti di semifinal setelah dikalahkan Lin Guipu dari China. Pada perebutan tempat ketiga, Anthony berhasil mengalahkan Aditya Joshi dari India, dan meraih medali perunggu.

Anthony kemudian tampil di turnamen Bahrain International Challenge. Pemain nonunggulan ini terhenti di babak semifinal setelah dikalahkan rekan sepelatnasnya, Firman Abdul Kholik, yang keluar sebagai juara.

Pada tahun 2015, Anthony kembali mengikuti turnamen Vietnam International Challenge untuk yang ketiga kalinya. Anthony berhasil meningkatkan capaian tahun lalu dengan melaju hingga babak ketiga. Anthony gagal ke perempatfinal setelah dikalahkan seniornya, Sony Dwi Kuncoro. Tak sampai tiga bulan, Anthony berhasil membalas kekalahannya atas seniornya tersebut dan maju ke babak utama turnamen level superseries premier perdananya, Indonesia Open Superseries Premier di bulan Juni. Anthony, yang saat itu berperingkat 166 dunia, bahkan membuat kejutan dengan melaju ke babak perempatfinal setelah mengalahkan unggulan keempat, peringkat ketiga dunia, Srikanth Kidambi. Di babak perempatfinal, Anthony harus mengakui keunggulan Kento Momota dari Jepang, lewat pertandingan tiga set selama satu jam lebih.

Ada kisah berkesan sebelum Anthony terjun di Indonesia Open Superseries Premier. Karena peringkatnya yang cukup jauh, Anthony tidak dapat langsung berlaga di babak kualifikasi seperti halnya Firman, Ihsan, dan Jonatan. Anthony didaftarkan sebagai pemain cadangan kualifikasi dan berada pada daftar tunggu keenam. Anthony dapat meraih tiket babak kualifikasi jika ada pemain kualifikasi atau pun babak utama yang mengundurkan diri dari turnamen. Saat sesi latihan di Istora hari Minggu, Anthony sempat ditanya tentang targetnya oleh pewawancara. Lucunya yang menjawab pertanyaan ini justru Jonatan.

Kalo Ginting, targetnya masuk kualifikasi aja dulu,” timpal Jonatan.

Saat itu, Anthony sudah berada pada daftar tunggu pertama. Keesokan harinya, setelah technical meeting sore hari, nama Anthony masuk ke dalam daftar pemain kualifikasi menggantikan Ajay Jayaram dari India. Anthony tidak hanya tampil di babak kualifikasi, namun berhasil menembus babak utama, bahkan melangkah cukup jauh hingga perempatfinal. Kiprah Anthony di Istora sampai mencuri perhatian Badminton World Federation (BWF), organisasi bulu tangkis dunia. Foto Anthony saat tampil melawan Srikanth dijadikan cover photo akun Facebook BWF.

Gambar di bawah ini adalah keterangan yang ditulis BWF untuk foto Anthony tersebut.

Di bulan Juli lalu, Anthony kembali menjadi buah bibir. Tampil di turnamen Chinese Taipei Open Grand Prix Gold (GPG) untuk yang kedua kalinya, Anthony kembali membuat kejutan. Di babak pertama, Anthony mengalahkan unggulan kedelapan, Tian Houwei dari China. Anthony juga mengalahkan unggulan ke-12 sekaligus seniornya, Dyonius Hayom Rumbaka, di babak ketiga. Langkah Anthony terhenti di babak perempatfinal setelah dikalahkan juara bertahan, Lin Dan dari China. Meskipun kalah, capaian Anthony di turnamen Chinese Taipei Open GPG kali ini lebih baik dibandingkan tahun lalu. Anthony tidak perlu berkecil hati atas kekalahan tersebut. Pasalnya, sekalipun Chinese Taipei Open merupakan turnamen level GPG (satu level di bawah superseries), namun persaingan di turnamen tersebut tidak kalah dengan turnamen level superseries bahkan ada yang menyebutkan persaingan turnamen tersebut setara dengan level superseries premier karena hampir semua pemain top dunia ambil bagian.

Dalam sesi wawancara setelah pertandingan melawan Momota, Anthony mengatakan bahwa target selanjutnya adalah memperbaiki peringkat dunia. Di antara empat tunggal putra yang namanya disebutkan pada paragraf awal, peringkat Anthony memang yang terendah. Dengan capaian-capaian beberapa bulan terakhir, kini Anthony berhasil memperbaiki peringkatnya. Pada turnamen Chinese Taipei Open GPG tahun lalu, Anthony berada di peringkat 333 dunia. Kini, Anthony berada di peringkat 100 besar dunia, tepatnya di peringkat 87 dunia. Peringkat Anthony ini lebih baik dibandingkan pebulu tangkis junior China yang pernah mengalahkan Anthony: Lin Guipu (peringkat 158) dan Shi Yuqi (peringkat 287).

Saya optimistis peringkat Anthony akan terus membaik. Apalagi kini PBSI menambah jam terbang pemain muda di turnamen yang persaingannya ketat. Lewat akun Twitter resminya, PBSI telah mengumumkan nama-nama pemain yang dikirim ke turnamen level superseries: Japan Open Superseries dan Korea Open Superseries di bulan September nanti. Anthony termasuk salah satu yang diberi kesempatan untuk mencicipi persaingan di level superseries. Masalah jam terbang juga menjadi perhatian Momota. Selepas memuji penampilan Anthony, Momota mengomentari letak kekurangan Anthony, yaitu jam terbang yang minim pada level superseries. Menurutnya jam terbang ini harus ditingkatkan.

Beberapa hari lagi, turnamen World Badminton Championships akan digelar di Istora. Anthony, Firman, Ihsan, dan Jonatan memang belum memenuhi kriteria pemain yang dapat bertanding di kejuaraan itu. Sehari setelah turnamen World Badminton Championships usai, tepatnya pada peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia, digelar acara Yonex Legends Vision 2015 di GOR Asia-Afrika, Senayan, Jakarta. Acara tersebut menghadirkan empat legenda bulu tangkis dunia: Lee Chong Wei, Lin Dan, Peter Hoeg Gade, dan Taufik Hidayat. Pada acara tersebut, Anthony dan Ihsan diundang untuk menjadi sparring partner saat para legenda memperlihatkan kebolehan mereka mengayunkan raket di lapangan. Hanya sekadar sparring partner memang. Namun, saya pikir ini sangat bagus untuk memotivasi Anthony dan Ihsan. Semoga Anthony dan Ihsan dapat belajar dari para legenda. Tidak hanya mereka berdua yang belajar, namun juga Firman, Jonatan, dan pebulu tangkis muda Indonesia lainnya. Saya tunggu pentas kalian di panggung-panggung berikutnya. Bisakah di panggung Rio de Janeiro tahun depan?

Berikut ini tautan video penampilan Anthony di beberapa turnamen:

  1. Anthony vs Lin Guipu (Semifinal Youth Olympic Games 2014).
  2. Anthony vs Boonsak Ponsana (Penyisihan Grup Axiata Cup 2014).
  3. Anthony vs Kento Momota (Perempatfinal Indonesia Open Superseries Premier 2015).

Capaian lainnya yang dibuat Anthony di tahun 2015 (sumber di sini):

  1. Vietnam Open Grand Prix (Agustus), semifinalis.
  2. Chinese Taipei Grand Prix (Oktober), quarter finalis.
  3. Hong Kong Open Superseries (November), semifinalis.
    • Di babak kedua, Anthony mengalahkan Kento Momota dari Jepang (unggulan keempat).
  4. Indonesian Masters Grand Prix Gold (Desember), semifinalis.

Capaian Anthony di tahun 2016 (sumber di sini):

  1. Badminton Asia Team Championships 2016 Vietnam (Februari), medali emas.
  2. Thomas Cup (Mei), medali perak.
  3. Australian Open Superseries (Juni), semifinalis.
    • Di babak perempat final, Anthony mengalahkan Chen Long dari China (unggulan pertama).
    • Saat melawan Chen Long di set kedua, salah satu aksi Anthony dinobatkan BWF sebagai Play of The Day babak perempat final. Ini videonya:

Sumber informasi

  1. https://twitter.com/badmintonnow/status/609359364944564225
  2. http://www.djarumbadminton.com/indonesia-open/galeri/foto/cty/85/album/593/photo-item/anthony-sinisuka-ginting-indonesia-mengembalikan-shuttlecock-ke-arah-kento-momota-jepang-1/ (gambar 1)
  3. http://sports.okezone.com/read/2012/03/31/40/603359/double-sukses-anthony-ginting (gambar 2)
  4. http://sport.detik.com/read/2013/02/20/135905/2175060/79/menimba-ilmu-bulutangkis-di-taufik-hidayat-arena (gambar 3)
  5. http://www.badmintonindonesia.org/app/funstuff/photoDetail.aspx?/12232 (gambar 4)
  6. http://www.gettyimages.co.uk/detail/news-photo/silver-medalist-lin-guipu-of-china-gold-medalist-shi-yuqi-news-photo/453961024 (gambar 5)
  7. http://sport.detik.com/read/2013/02/20/190035/2175471/79/2/mengejar-mimpi-jadi-pemain-pelatnas-cipayung
  8. http://badmintonindonesia.org/app/information/newsDetail.aspx?/3799
  9. http://www.juara.net/read/bulu.tangkis/internasional/120623-anthony.ginting.semoga.masih.diingat.lin.dan
  10. Screenshot dari akun Facebook BWF (gambar 6 dan gambar 7)

Alur Laut, 08 Agustus 2015

***

Baca juga artikel ini:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun