[caption id="attachment_411167" align="aligncenter" width="532" caption="Salah satu aksi Edi/Gloria di turnamen Malaysia Masters Grand Prix Gold 2015"][/caption]
Podium runner up menjadi hasil terbaik yang diraih ganda campuran muda Indonesia, Edi Subaktiar/Gloria Emanuelle Widjaja, pada turnamen China Masters Grand Prix Gold 2015. Di babak puncak hari ini, yang berlangsung di Changzhou, unggulan ketiga ini harus mengakui keunggulan favorit juara sekaligus andalan tuan rumah, Liu Cheng/Bao Yixin, lewat laga berdurasi 81 menit dengan skor 21-18, 15-21, 24-26.
Liu/Bao mengawali set pertama dengan meraup lima angka beruntun. Edi/Gloria membalasnya juga dengan lima angka beruntun dan menyamakan kedudukan. Namun, berikutnya, Edi/Gloria kembali tertinggal dalam pengumpulan angka. Pada interval pertama set pertama Edi/Gloria tertinggal tiga angka dari Liu/Bao. Interval pertama ditutup dengan skor 8-11. Memasuki interval kedua, Liu/Bao terus memimpin perolehan angka, bahkan memperlebar selisih angka menjadi 13-17. Pada titik ini, satu demi satu angka berhasil dikumpulkan Edi/Gloria. Tidak tanggung-tanggung, tujuh angka beruntun berhasil mereka raih! Perolehan ini membawa mereka meraih game point pertama. Liu/Bao masih dapat menambah satu angka lagi, sebelum set pertama berakhir dengan skor 21-18.
Set kedua kembali diawali dengan keunggulan tipis Liu/Bao hingga kedudukan seimbang: empat sama. Edi/Gloria membalikkan keadaan dengan meraup tiga angka beruntun dan terus memimpin hingga kedudukan 9-7. Liu/Bao mengejar ketertinggalan bahkan balik memimpin lewat raihan empat angka beruntun. Edi/Gloria kembali tertinggal dan interval pertama set kedua ditutup dengan skor 9-11. Selepas interval, laju Liu/Bao seolah tak terbendung. Juara Dunia Junior Ganda Campuran 2010 ini meninggalkan Edi/Gloria dengan skor 11-18. Perlahan, Edi/Gloria mengejar ketertinggalan dan mempersempit selisih angka menjadi 15-19. Raihan dua angka Liu/Bao menutup set kedua dengan skor 15-21 dan memaksa dimainkannya set penentuan, set ketiga.
Laga awal set ketiga berlangsung cukup ketat. Baik Edi/Gloria maupun Liu/Bao bergantian memimpin dengan selisih maksimal satu angka, hingga kedudukan seimbang: lima sama. Liu/Bao melesat, meninggalkan Edi/Gloria di kedudukan 5-9. Edi/Gloria perlahan mengejar mendekati Liu/Bao hingga kedudukan 10-11 di penghujung interval pertama set ketiga. Pada interval kedua, Edi/Gloria tampil dominan dalam pengumpulan angka, bahkan memimpin dengan skor 19-16. Namun, di kedudukan kritis ini, Liu/Bao menikung dengan raihan empat angka beruntun dan justru lebih dulu meraih match point! Edi/Gloria berhasil menyamakan skor menjadi 20 sama, sekaligus menahan kemenangan Liu/Bao dan memaksa terjadi deuce. Match point pertama Liu/Bao pun gugur. Liu/Bao kembali unggul satu angka dan mendapatkan match point kedua. Edi/Gloria kembali menggugurkannya dan menyamakan kedudukan menjadi 21 sama. Begitu seterusnya hingga Liu/Bao mendapatkan lima match point, Edi/Gloria selalu berhasil menggugurkannya. Namun, tidak dengan match point Liu/Bao yang keenam pada kedudukan 24-25. Match point ini berhasil mengantarkan Liu/Bao naik ke podium juara, sedangkan Edi/Gloria harus puas di podium runner up.
”Garuda” Bertahan di “Kandang Macan”
Kiprah Edi/Gloria di turnamen China Masters ini cukup menarik. Edi/Gloria merupakan salah satu dari empat ganda yang beruntung mendapatkan bye di babak pertama. Otomatis mereka melangkah ke babak kedua tanpa perlu mengeluarkan keringat. Namun, mulai dari babak kedua hingga babak puncak, mereka selalu berhadapan dengan ganda tuan rumah, yang sebagian besar merupakan pemain pelapis. Menghadapi ganda pelapis Tiongkok bukanlah perkara mudah. Meskipun ganda pelapis, namun kualitas permainan mereka tidak dapat dipandang sebelah mata. Mereka bahkan kerap merepotkan ganda senior bahkan ganda elit dunia. Namun, hal ini tidak membuat Edi/Gloria gentar, mereka justru termotivasi untuk menunjukkan kemampuan terbaik mereka. Ini tercermin dari ungkapan Edi pada kutipan berikut, selepas laga semifinal kemarin.
“Dari awal sejak saya ikut turnamen ini saya bertekad untuk membuktikan, bahwa kami bisa memberikan yang terbaik. Pemain Tiongkok kan terkenal bagus, tapi saya ingin membuktikan kalau garuda bisa bertahan dan memberikan serangan di ‘kandang macan’. Kami berharap bisa membawa gelar dari sini.”
Lewat serangkaian pertandingan yang telah berlangsung, Edi/Gloria membuktikan bahwa mereka bisa memberikan perlawanan. Mereka memang gagal meraih gelar juara. Namun, membuat andalan tuan rumah, unggulan satu, sekaligus peringkat empat dunia kerepotan di babak final, merupakan prestasi tersendiri yang patut diperhitungkan. Tidak perlu meratapi kegagalan. Petiklah pelajaran di sepanjang turnamen kali ini. Lalu buktikan kembali bahwa “garuda” tidak hanya sekadar bisa memberikan perlawanan, tapi bisa mengatasi siapa pun lawan!
Terima kasih Edi/Gloria atas runner up-nya. Kalian luar biasa! Semoga bisa “terbang” menggapai prestasi yang lebih tinggi!
Sumber gambar:
http://badmintonindonesia.org/app/funstuff/photoDetail.aspx?/15597
Sumber kutipan:
http://badmintonindonesia.org/app/information/newsDetail.aspx?/3637
Alur Laut, 19 April 2015
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H