Mohon tunggu...
Trip Pilihan

Menikmati Keindahan Tersembunyi di Kota Sejuta Bunga

4 November 2018   14:58 Diperbarui: 4 November 2018   21:52 643
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sudah 5 tahun kebelakang keluargaku tak pulang ke kampung halaman. Alhamdulillah tahun 2017 kemarin akhirnya aku dan keluarga bisa lebaran di desa dimana aku di lahirkan.

Desa yang ramah penduduk nya, indah pemandangan alam nya, serta melimpah kekayaan alam nya. Desa ini berlokasi di Dusun Kuwang, Desa Windusari, Kecamatan Windusari, Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Ya, kota Magelang. Kota yang memiliki posisi strategis di jalur utama transportasi Semarang-Magelang-Yogyakarta. Kota dengan julukan Kota Sejuta Bunga.

Setiap kali mudik selalu ada cerita yang menarik tentang kota ini. Masih teringat masa kecil dulu aku selalu bahagia saat main kejar-kejaran di sawah bersama adikku juga mandi di kali dekat rumah Mbok. Mbok adalah sebutan untuk nenek dalam Bahasa Jawa. Setiap kali Mbok pergi ke pasar aku selalu ingin ikut karena pasar nya tak buka setiap hari melainkan dihari pahing & wage (dalam kalender Jawa) saja. Aku senang meskipun cuma beli es dawet dan ojek (jajanan mirip cilok).

Apalagi saat lebaran, tradisi yang tak pernah hilang setelah Shalat Idul Fitri kami sekeluarga mengunjungi makam para leluhur dan setelah nya makan bersama di depan musholla bersama warga kampung. 

Setiap orang membawa makanan dari rumah nya, kami semua saling bertukar makanan dan memakan nya bersama-sama. Tradisi ini disebut "Kendurenan". Setelah itu kami mengunjungi rumah kerabat satu persatu sambil bercengkrama menikmati hidangan yang disediakan tuan rumah dari satu desa ke desa lain.

Hari keempat setelah lebaran, waktu nya kami berlibur mengunjungi tempat wisata di desa ini. Mungkin sebagian besar orang tau nya Magelang itu identik dengan Borobudur. 

Borobudur adalah Wisata Indonesia yang masuk 7 keajaiban dunia. Tapi kali ini aku dan keluarga mencoba ke tempat wisata yang jarang dikunjungi orang-orang. Aku lebih memilih lokasi wisata yang masih belum banyak yang tau, supaya lebih bisa menikmati tempat nya, karena kalau ramai pasti susah untuk foto-foto dan menikmati keindahan alam nya.

Lokasi pertama kami memutuskan untuk pergi ke Curug Lawang Kori. Di perjalanan kami menikmati pemadangan sawah terhampar dengan pohon melambai. Pemadangan yang tak pernah kutemukan di Ibu Kota. 

Ini yang selalu membuat ku rindu untuk ke kampung halaman, menikmati suasana tenang, nyaman, jauh dari kebisingan dan padat nya Ibu Kota. Namun yang membuatku sedih, dari segi infrastruktur masih banyak jalanan yang rusak, masih sering terjadi longsor, masih banyak tempat wisata menarik disini yang belum terekspose karena infrastruktur yang belum memadai.

Curug dalam Bahasa Indonesia artinya "Air Terjun". Curug Lawang Kori tak sengaja ditemukan warga sekitar dan baru mulai dibuka untuk umum. Lokasi Curug ini masih berada di Desa Windusari. 

Curug Lawang Kori memiliki ketinggian kurang lebih 30 meter, lerengnya terdapat batu batu besar seperti layaknya pondasi yang tersusun kokoh dan indah. Disekitar grojagan ada juga fenoma misteri lain sebuah gua besar dengan pintu dari batu (Lawang Kori) yang konon menurut penduduk setempat bisa terbuka di hari-hari tertentu, tentunya dengan sesepuh yang sudah ahli atau juru kuncinya.

Aku penasaran untuk pergi kesana, kebetulan lokasi nya juga dekat dengan rumah saudaraku. Air terjun ini berada ditengah-tengah hutan bambu, debit air nya juga tidak terlalu deras. Untuk memasuki nya kami perlu berjalan kurang lebih 15 menit dari pintu masuk gapura. Biaya masuk Curug ini sangat murah, hanya dengan Rp 5.000 sudah bisa masuk ke Curug ini. 

Untuk mencapai lokasi air terjun dari loket masuk, kita akan menyusuri jalan setapak yang berada di tengah-tengah sawah. Kita akan mengikuti jalan setapak menurun yang jalannya masih tanah liat. Sedikit saranku, berhati-hatilah dalam menyusuri jalan ini karena apabila kita datang setelah hujan tentunya tanah akan menjadi becek dan licin. 

Sediakan bekal juga sebelum datang ke wisata ini dikarenakan di dekat lokasi wisata belum ada penjual yang menjual makanan dan minuman. Curug ini masih dalam tahap renovasi sehingga perlu ada beberapa perbaikan untuk menyempurnakan tempat wisata ini agar menarik perhatian para pengunjung.

Sumber : dokumen pribadi
Sumber : dokumen pribadi
Gapura Masuk Curug Lawang Kori

iwanwidi.blogspot.com
iwanwidi.blogspot.com
Jalan Setapak Menuju Curug Lawang kori

Kami melewati jembatan yang dibuat oleh warga. Jembatan ini dinamakan jembatan asmara. Ini foto adikku saat berfoto di Jembatan Asmara.

Sumber : dokumen pribadi
Sumber : dokumen pribadi
Foto di Jembatan Asmara

Setelah berjalan beberapa menit, akhirnya kami tiba di Curug Lawang Kori. Kami tidak bisa berfoto dekat dengan curug karena ada batu-batuan besar yang cukup sulit untuk dilewati. 

Namun jangan khawatir, bila ingin berfoto dengan pemandangan Curug Lawang Kori ini kita bisa naik ke gardu pandang untuk melihat air terjun dari atas. Aku agak takut untuk naik ke atas, tetapi penjaga nya mengatakan aman. 

Akhirnya aku mau dibantu oleh penjaga nya untuk naik pelan pelan. Setiba nya diatas aku agak sedikit tegang tapi aku berusaha untuk tetap tersenyum demi menghasilkan foto yang bagus dengan latar belakang Curug Lawang Kori dari ketinggian.

iwanwidi.blogspot.com
iwanwidi.blogspot.com
Curug Lawang Kori

Sumber : dokumen pribadi
Sumber : dokumen pribadi
Aku berharap makin banyak traveler yang berkunjung ke Curug ini, agar desa Windusari dapat memaksimalkan dana pariwisata untuk pembangunan infrastruktur di desa ini.

Hari selanjutnya kami pergi ke Bukit Sleker Asri yang terletak di Dusun Grenjeng, Desa Bandongan Magelang. Bukit Sleker Asri merupakan salah satu destinasi wisata hutan pinus baru yang ada di kabupaten magelang.

Lokasi ini tidak kalah bagus nya dengan Hutan Pinus Kragilan Magelang. Dilengkapi dengan pemandangan area persawahan yang terbentang luas dengan hiasan background Gunung Merapi dan Gunung Merbabu. Di Bukit Sleker Asri ada bermacam-macam arena bermain anak. Sehingga cocok untuk wisata semua kalangan.

Akses Jalan menuju Bukit Sleker Asri pun sangat mudah dijangkau. Jarak Bukit Sleker Asri 7 km dari pusat kota magelang menuju arah Bandongan. Sampai di pusat Bandongan yang ditandai dengan adanya tugu dan pasar, kemudian belok kanan menuju arah SMA Negeri 1 Bandongan, selanjutnya menuju Bukit Sleker Asri.

foto: hm36
foto: hm36
Jalan Menuju Bukit Sleker Asri

https://blog.samanata.id
https://blog.samanata.id
Bukit Sleker Asri

Tiket masuk ke Bukit Sleker Asri sama dengan Curug Lawang Kori, hanya Rp 5000. Kami sekeluarga pun berkeliling memasuki kawasan bukit ini. Ada pemandangan yang menarik, dimana banyak payung warna warni yang digantung untuk menambah hiasan Bukit ini, sehingga tempat ini menjadi spot favorit pengunjung untuk berfoto.

Sumber : dokumen pribadi
Sumber : dokumen pribadi

Disebelah ujung bukit terdapat gardu pandang untuk berfoto. Lagi-lagi aku mencoba untuk memberanikan diri berfoto dari ketinggian. Betapa senang nya bisa melihat pemandagan sawah dari atas, juga melihat pengunjung sedang berlalu lalang.

  Sumber : dokumen pribadi
  Sumber : dokumen pribadi

                                                                                                                                         

  Sumber : dokumen pribadi
  Sumber : dokumen pribadi
Kita juga bisa menikmati bermain flying fox untuk memacu adrenaline dengan membayar Rp 15.000/orang. Di Bukit Sleker Asri ini sudah tertata dengan rapi, baik dari segi fasilitas maupun penjual yang berdagang disini.

Puas rasanya menikmati keindahan tersembunyi yang memiliki keunikan masing-masing, walaupun sebenarnya masih banyak wisata yang ingin aku kunjungi. Namun karena terbatas nya waktu liburan ku yang singkat ini, aku tidak bisa berlama-lama lebaran dan liburan di Magelang, kampung halaman ku.

Magelang, tak semua orang tau tentang Kota yang satu ini. Saat ini Magelang sedang bergeliat, terus mengeksplor kekayaan alam dan budaya nya untuk dipromosikan ke seluruh dunia. Tujuannya tentu saja agar semakin banyak wisatawan datang ke daerah ini.

Untuk kamu pecinta traveler yang sering bepergian menggunakan kereta api, aku ingin memberi sedikit informasi akses yang bisa kamu gunakan untuk menuju Magelang. Meskipun Magelang tidak memiliki stasiun kereta api aktif, tapi tenang kamu tetap bisa ke Magelang menggunakan kereta api. Perjalanan kereta hanya bisa sampai Yogyakarta atau Semarang, kemudian melanjutkan perjalanan ke Magelang menggunakan bus. Jarak tempuh dari Stasiun Yogyakarta ke magelang kurang lebih 42 km, dengan Estimasi Waktu tempuh 1 jam 15 menit.

Kamu bisa memesan tiket kereta api melalui aplikasi Pegipegi atau website Pegipegi. Pesan tiket KAI di pegipegi.com cuma lima menit, bisa pilih kursi, dan nggak perlu nge -print tiket! Nah praktis bukan? Segera cari tiket murah di pegipegi karena banyak promo untuk liburan akhir tahun 2018 atau liburan tahun baru 2019 sebentar lagi!

Caranya mudah sekali! Cukup ikuti langkah di bawah ini :

Sumber : pegipegi.com
Sumber : pegipegi.com
1. Buka www.pegipegi.com/kereta-api/

2. Masukkan data yang diminta yaitu kota asal, kota tujuan,tanggal berangkat, tanggal pulang (khusus untuk perjalanan pulang-pergi).

3. Pilih kelas yang diinginkan (Eksekutif, Bisnis, Ekonomi), jumlah tiket, lalu klik tombol 'Cari Tiket', maka muncul hasil pencarian.

Naik kereta api pasti nya lebih hemat dan lebih menyenangkan. Kamu bisa melihat pemandangan yang tak terlupakan saat naik kereta api. Jangan lupa untuk main ke Magelang, aku tunggu ya! 

#Pegipegiyuk

#JelajahiIndonesiamu 

#KompasianerPegipegiyuk

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun