- Penanganan: Terapi antikoagulan dan transfusi darah mungkin diperlukan, tergantung pada kondisi pasien.
Komplikasi Kronik Luka Bakar
1. Kontraktur LukaÂ
Setelah proses penyembuhan luka bakar, jaringan parut yang terbentuk seringkali menyebabkan kontraktur. Kontraktur adalah pemendekan jaringan lunak yang menyebabkan keterbatasan gerakan pada sendi atau bagian tubuh yang terkena. Komplikasi ini sering terjadi pada luka bakar yang mengenai area sendi.
- Gejala: Keterbatasan gerakan, nyeri saat bergerak, dan kelainan bentuk di sekitar area luka bakar.
- Penanganan: Fisioterapi dan latihan gerakan diperlukan untuk mencegah atau mengurangi kontraktur. Pada kasus yang parah, pembedahan rekonstruksi mungkin dibutuhkan.
2. Hypertrophic Scars dan KeloidÂ
Jaringan parut yang abnormal seringkali terbentuk selama penyembuhan luka bakar dalam. Hypertrophic scars adalah jaringan parut yang menonjol dan tebal namun terbatas pada area luka. Keloid adalah jaringan parut yang tumbuh melebihi batas luka asli, yang dapat menyebabkan rasa tidak nyaman atau mengganggu fungsi.
- Gejala: Jaringan parut yang tebal, merah, dan gatal; terbatas pada hypertrophic scars, atau melebar pada keloid.
- Penanganan: Pengobatan termasuk kompresi luka, terapi silikon, injeksi steroid, atau pembedahan untuk menghilangkan jaringan parut. Laser terapi dan terapi radiasi juga bisa digunakan untuk keloid yang sulit ditangani.
3. Gangguan PsikologisÂ
Cedera akibat luka bakar dapat meninggalkan dampak psikologis jangka panjang. Gangguan stres pasca-trauma (PTSD), depresi, dan kecemasan sering terjadi pada pasien yang mengalami luka bakar parah, terutama yang mengakibatkan cacat fisik atau perubahan penampilan yang signifikan.
- Gejala: Flashback traumatis, kecemasan berlebihan, ketidakmampuan untuk kembali ke kehidupan normal, atau depresi.
- Penanganan: Intervensi psikologis dan terapi psikoterapi sangat penting untuk membantu pasien mengatasi trauma emosional. Dukungan keluarga dan kelompok pendukung juga berperan besar dalam pemulihan psikologis.
4. Kelemahan dan Atrofi OtotÂ
Luka bakar yang luas sering kali memerlukan imobilisasi pasien dalam jangka waktu yang lama, yang dapat menyebabkan atrofi otot dan kelemahan fisik. Keterbatasan gerakan akibat kontraktur juga memperburuk kondisi ini.
- Gejala: Penurunan massa otot, kelemahan, dan keterbatasan gerakan.
- Penanganan: Rehabilitasi dan fisioterapi secara bertahap diperlukan untuk mengembalikan kekuatan dan fungsi otot. Program latihan khusus juga dibutuhkan untuk mencegah atrofi lebih lanjut.
5. Malnutrisi dan Masalah Metabolik
Proses penyembuhan luka bakar, terutama yang luas, meningkatkan kebutuhan metabolik tubuh. Pasien sering kali mengalami hipermetabolisme, di mana tubuh membutuhkan lebih banyak kalori dan protein untuk memperbaiki jaringan yang rusak. Jika kebutuhan nutrisi ini tidak terpenuhi, pasien berisiko mengalami malnutrisi, yang memperlambat proses penyembuhan.