Mohon tunggu...
Yulmi Nofrita
Yulmi Nofrita Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Di Bawah Tarian Hujan

23 Agustus 2016   06:46 Diperbarui: 23 Agustus 2016   07:27 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kupandangi puing-puing cinta

Yang dulu pernah memerangkap kita

Ku geledah seluruh ruang jiwaku

Tak kutemui lagi namamu di sana

 

Hujan kali ini teramat sepi

Dingin bersembunyi dalam diorama

Sehening senja tenggelamkan cahaya

Dalam keterasingan malam yang kian jauh

 

Engkau semakin hanyut dalam alunan syahdu

Terbius eloknya liukan iblis betina

Yang kau duga bidadari syurga

Tenggelam dalam laut mimpi penuh misteri

 

Di bawah hujan yang kian luruh

Tertoreh luka pada cerita 

Dalam tarian hujan kita berpisah

Sisakan segenggam sesal di puncak asa

 

Pergilah..

Duhai penghuni hatiku di masa lalu

Namun jangan sertakan rinduku dalam bayangmu

Agar tak berat kaki melangkah

Di bawah hujan yang semakin resah

 

Hujan tak kunjung berhenti

Seakan luapkan sisa perih hati

Hanyutkan aku pada dunia tanpa dimensi 

Yang tak kenal kata mengkhianati

Bercengkrama dan  menari diantara diksi

 

Ku hanya ingin kau fahami

Karenamu aku menjadi puisi...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun