Layanan konseling ini dilakukan di SMK Negeri 1 JIwan dengan 7 peserta didik yang memilki masalah yang sama.Â
Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Â Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan konseli kesulitan membuat jadwal  belajar melalui Konseling Kelompok.
Tujuan yang ingin dicapai :
Konseli dapat merubah perilaku untuk disiplin belajarÂ
Konseli dapat mengatur jadwal pelajaran dengan teratur
Situasi Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini,
1. Latar belakang masalahÂ
Berdasarkan need asesmen pada peserta didik kelas X Bisnis Digital , Â konseli merasa malas belajar dan kalau belajar sering mengantuk sebesar 85 %. Kemudian dari hasil wawancara dan observasi oleh guru Mapel dan Konselor ditemukan Permasalahan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor , diantaranya konseli belum bisa mengatur jadwal belajarnya dengan baik, merasa bosan dengan pelajaran yang panjang durasinya, konseli merasa tidak nyaman belajar di rumah karena diminta untuk menjaga warung di rumah, konseli lebih suka pelajaran praktik dari pada teori. Maka dari itu diberikan layanan konseling kelompok.
2. Alasan praktik ini dibagikan karena konseli perlu mempunyai jadwal belajar yang teratur
3. Peran dan tanggung jawab konselorÂ
- Mendorong terjadinya dinamika kelompok
- Mengarahkan perubahan perilaku konseli
- Mencairkan suasana
Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut?Â
Tantangan yang ditemui dalam proses konseling yaitu konselor harus menguasai teknik yang akan digunakan sesuai dengan masalah konseli , konselor juga harus bisa membawa dinamika kelompok dengan baik agar dinamis, mencari tempat konseling yang nyaman.Â
Langkah-langkah untuk menghadapi tantangan tersebut,Â
- Konselor menyiapkan ruangan yang nyaman untuk konseliÂ
- Konselor memilih strategi yang tepatÂ
- Konselor menguasai teknik pengelolaan dinamika kelompok
strategi yang digunakan permasalahan kesulitan belajar ini menggunakan self management (stimulus control, self monitoring dan self reward)
Kemudian hasil dan dampak dari layanan ini cukup efektif, konseli dapat merubah perilakunya dengan membuat jadwal kegiatan belajar secara teratur dan membagi waktunya meski sibuk di rumah.Â
Respon dari pihak sekolah dan teman sejawat baik, dengan penggunaan strategi self management bisa digunakan untuk layanan untuk peserta didik lainya yang menghadapi permasalahan yang sama dengan latar belakang yang berbeda.Â
Faktor keberhasilan dari layanan ini, dinilai berhasil karena konseli sudah bisa merencanakan perilaku barunya terhadap kesulitan belajar yang dihadapi, teman atau anggota lainya berperan aktif memberi masukan kepada konseli yang bermasalah, sehingga tujuan konseling dapat tercapai.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H