Mohon tunggu...
Puri EndahKristanti
Puri EndahKristanti Mohon Tunggu... Bidan - S1 KEBIDANAN , UNIVERSITAS Dr. SOEBANDI JEMBER

saya suka mencoba hal hal baru bertemu orang orang baru dan tempat baru

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Hubungan Pemberian Susu Formula dengan Kejadian Diare pada Bayi Usia 0-6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Sumbesari

8 Oktober 2024   22:03 Diperbarui: 8 Oktober 2024   22:32 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Asri Iman Sari 1, Puri Endah Kristanti2

1) Program Studi Sarjana Kebidanan, Fakultas Kesehatan, Universitas dr.Soebandi Jember

2) Program Studi Sarjana Kebidanan, Fakultas Kesehatan, Universitas dr.Soebandi Jember

3) Program Studi Sarjana Kebidanan, Fakultas Kesehatan, Universitas dr.Soebandi Jember

E - mail : puriendahk20@gmail.com

THE RELATIONSHIP OF FORMULA MILK FEEDING WITH THE INCIDENT OF DIARRHEA IN

BABIES AGED 0-6 MONTHS IN THE WORKING AREA 

OF THE SUMBERSARI PUSKESMAS

Abstrak

Latar Belakang : . Susu formula merupakan susu sapi yang susunan nutrisinya diubah sedemikian rupa hingga dapat diberikan kepada bayi tanpa memberikan efek samping. Susu formula merupakan susu yang sesuai dan bisa diterima oleh sistem tubuh pada bayi, Susu formula yang baik tidak menimbulkan gangguan saluran pencernaan seperti diare,muntah,atau kesulitan buang air besardan gangguan lainnya. Diare merupakan buang air besar dengan frekuensi 3x atau lebih per hari disertai perubahan tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah yang terjadi pada bayi dan anak yang sebelumnya tampak sehat. Diare juga merupakan suatu penyakit yang berpotensi mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) yang sering disertai dengan kematian. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan pemberian susu formula dengan kejadian diare pada bayi usia 0-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Sumbersari.  Metode : Penyuluhan ini dilakukan melalui posyandu di desa sumber dandang kecamatan sumbersari  selama 3 hari dalam 6 tempat posyandu. Hasil :sebelum dilakukan penyuluhan responden belum mengerti tentang bahaya diare akibat susu formula setelah dilakukan penyuluhan responden mengerti bahaya diare akibat susu formula Kesimpulan: pemberian susu formula pada bayi  usia 0-6 bulan  dapat disimpulkan bahwa bayi yang diberikan  susu formula memiliki resiko mengalami diare.

Kata Kunci: Susu Formula, Diare, Bayi

 

Abstrak

Background : . Formula milk is cow's milk whose nutritional structure has been changed in such a way that it can be given to babies without side effects. Formula milk is milk that is suitable and can be accepted by the baby's body system. Good formula milk does not cause digestive tract disorders such as diarrhea, vomiting, or difficulty defecating and other disorders. Diarrhea is defecation with a frequency of 3 times or more per day accompanied by changes in stool to liquid with or without mucus and blood that occurs in babies and children who previously appeared healthy. Diarrhea is also a disease that has the potential to experience an Extraordinary Event (KLB) which is often accompanied by death. Objective: To determine the relationship between giving formula milk and the incidence of diarrhea in babies aged 0-6 months in the working area of the Sumbersari Community Health Center.  Method: This counseling was carried out through posyandu in Sumber Dandang village, Sumbersari subdistrict for 3 days in 6 posyandu locations. Results: before the counseling was carried out, respondents did not understand the dangers of diarrhea caused by formula milk. After the counseling was carried out, the respondents understood the dangers of diarrhea caused by formula milk. Conclusion: giving formula milk to babies aged 0-6 months can be concluded that babies who are given formula milk have a risk of experiencing diarrhea.

Keywords: Formula Milk, Diarrhea,Baby

PENDAHULUAN 

    Diare merupakan buang air besar dengan frekuensi 3x atau lebih per hari disertai perubahan tinja menjadi cair dengan atau tampa lendir dan darah yang terjadi pada bayi dan anak yang sebelumnya tampak sehat. Diare juga merupakan suatu penyakit yang berpotensi mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) yang sering disertai dengan kematian.

    Menurut data World Health Organization (WHO)  kasus diare berjumlah 212.176 kasus. Angka tersebut naik dari tahun 2022 yang berjumlah 186.260 kasus diare. Di Indonesia tahun 2023 juga menunjukkan prevalensi diare yang tinggi pada bayi yaitu mencapai 9,8%. Jawa Timur menjadi provinsi yang mempunyai kasus diare tertinggi ke-2 dengan prevalensi 7,6% dari total kasus diare di Jawa Timur. Berdasarkan data dari dinas kesehatan Kabupaten Jember tahun 2023 kejadian diare di kabupaten Jember sebanyak  12.793 kasus. Kecamatan Sumbersari merupakan kecamatan dengan kejadian diare tertinggi di Kabupaten Jember. Prevalensi kasus diare tahun 2023 disumbersari  sebesar 69,1% .

Penyebab diare yaitu adanya infeksi bakteri atau virus, alergi makanan (khususnya susu dan laktosa),

kerusakan pada usus yang disebabkan oleh virus yang disebut enterovirus, efek samping menggunaan obat oral, paling sering karena antibiotik, dan juga bakteri Salmonella, Shigela, E.coli dan Campylobacter. Faktor pengetahuan ibu yang kurang sering membuat ibu memilih menggunakan susu formula daripada memberikan ASI pada bayinya. Misalnya pada saat ibu sakit influenza atau batuk ibu kadang takut menularkan penyakitnya pada bayi, sehingga ibu tidak mau menyusui. Jika ibu berhenti menyusui dan menggantinya dengan susu formula justru resiko untuk tertular penyakit akan lebih besar yaitu tentang Faktor yang berhubungan dengan pemberian susu formula pada bayi usia 0-6 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Sumbersari.

    Dampak yang akan terjadi jika bayi mengalami diare yaitu dapat menyebabkan  banyak kehilangan cairan dan elektrolit sehingga dapat memicu dehidrasi. Jika terlambat ditangani, kondisi ini bisa membahayakan nyawa bayi. Dan penyakit diare sangat berpengaruh terharap pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kehilangan cairan yang sering keuar serta terganggunya proses absorsi makanan dan zat nutrisi yang dibutuhkan anak.Bayi pada usia 0-6 bulan yaitu masa sangat penting dimana bayi harus dapat beradaptasi dengan lingkungan dan masa tumbuh kembang yaitu dengan membutuhkan makanan yang paling dibutuhkan adalah air susu ibu (ASI).

    Faktor ibu tidak memberikan ASIny yaitu merasa ASInya tidak cukup, tidak bisa menyusui anaknya secara langsung dikarenakan bekerja, takut ditinggal suami, tidak diberikan ASI tetap menjadi manusia, dengan diberikan susu formula menjadi pekerjaan ibu lebih praktis, gizi dan berat badan bayinya akan tetap stabil. Pemberian ASI dan susu formula jelas berbeda, ASI lebih banyak mengandung asam lemak tidak jenuh, kalori, dan karbohidrat dibandingkan dengan susu formula. Maka dari itu pemberian susu formula sebelum bayi umur 6 bulan akan meningkatkan resiko berbagai macam penyakit salah satunya diare (6).

Terdapat tindakan atau upaya untuk menurunkan angka penyakit dan kematian bayi akibat diare dengan cara meningkatkan pelayanan kesehatan, memberikan penyuluhan dan konseling untuk menyusui tetap harus diberikan sehingga ibu memiliki keinginan yang kuat untuk menyusui bayi minimal sampai 6 bulan, meningkatkan pengetahuan ibu tentang diare karena susu formula, memberi dorongan kepada suami dan keluarga agar memberikan dukungan kepada ibu utuk memberikan ASI. Bagi ibu yang bekerja mendorong tempat kerja agar memberikan kemudahan bagi para ibu untuk memberikan ASI Ekslusif. Penyediaan ruang ASI yang nyaman dan Privasi untuk ibu mengeluarkan ASI selama bekerja.

METODE PENGABDIAN MASYARAKAT

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan diposyandu  desa sumber dandang kecamatan sumbersari  selama 3 hari dalam 6 tempat posyandu Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat terbagi dalam beberapa tahap sebagai berikut:

  • Persiapan Lingkungan
  • Persiapan ibu dan bayi
  • Memberitahu bahwa akan dilakukan  pengisian kuesioner tentang susu formula dan kejadian diare
  • Persiapan alat
  • -Menyiapkan  kuesioner dengan jumlah responden yang bayinya menggunakan susu formula dan mengalami diare di usia 0-6 bulan.
  • Langkah kerja
  • Membagikan kuesioner kepada responden
  • Melakukan pengisian kuesioner dengan kejadian yang  dialami bayi

HASIL PENELITIAN

  • Persiapan  
  • Pada tahap persiapan dilakukan dengan survei puskemas Sumbersari Jember. Pada kegiatan ini melibatkan mahasiswa dan dosen S1 kebidanan untuk membantu dalam temu konsultasi mitra, identifikasi masalah dan perumusan masalah dalam kegiatan serta penyusunan schedule kegiatan. Mahasiswa dalam tahap persiapan membantu identifikasi masalah keterlambatan hubungan pemberian susu formula dengan kejadian diare pada bayi usia 0-6 bulan. mahasiswa juga mempersiapkan dokumentasi dan membantu pelatihan.
  • Persiapan materi dan media yang akan digunakan dalam kegiatan ini yaitu dengan kuesioner.
  • Pelaksanaan
  • Kegiatan dilaksanakan dalam bentuk penyuluhan materi dann pengisian kuesioner pada ibu agar dapat meningkatkan pengetahuan pemberian susu formula dengan kejadian diare pada bayi usia 0-6 bulan pelaksanaan kegiatan dilakukan sebanyak 1 kali yaitu pada 18 juli 2024 di posyandu wilayah kerja puskesmas Sumbersari Kabupaten jember penyuluhan disampaikan oleh mahasiswa S1 Kebidanan .
  • Evaluasi

Pada tahap pelaksanaan ini dilakukan dengan diskusi dan tanya jawab untuk mengukur tingkat pemahaman anak tentang pemberian susu formula dengan kejadian diare pada bayi usia 0-6 bulan.

PEMBAHASAN

Pada pelaksanaan pengabdian masyarakat ini dilakukan komunikasi, penyuluhan (informasi edukasi) kepada ibu  tentang hubungan pemberian susu formula dengan kejadian diare pada bayi usia 0-6 bulan diwilayah kerja puskemas sumbersari. Kegiatan penyuluhan ini diawali dengan perkenalan, pemberian edukasi dan diakhiri dengan diskusi dan tanya jawab. Penyuluhan dilakukan 1 hari, penyuluhan dilakukan di saat sudah memenuhi kriteria bayi usia 0-6 bulan. Berdasarkan hasil analisis sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan, didapatkan peningkatan pengetahuan ibu. tentang pemberian susu formula dengan kejadian diare pada bayi usia 0-6 bulan Pemakaian media  diperoleh dengan melaksanakan observasi dan kuesioner terhadap kegiatan di posyandu diwilayah kerja puskesmas sumbersari Kabupaten Jember. Hasil observasi bahwa pemberian susu formula dengan kejadian diare pada bayi usia 0-6 bulan dapat membantu meningkatkan pengetahuan ibu yang bayinya mengalami diare akibat mengonsumsi susu formula.

 

DAFTAR PUSTAKA

 Ambarwati dkk. (2018). Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu Terhadap Kejadian Diare Pada Anak Di Puskesmas Tirtomoyo 1 Wonogiri. Jurnal Keperawatan GSH, 7(2), 1--9. Retrieved from

Aminah, S(2014), Pemberian kolostrum terhadap kejadian diare pada bayi usia 0 -- 6   bulan, Jurnal Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya, Vol.3, no.2, April 2014, hlm. 1-7.Dathe, A. J. (2020).

Hertina Kalay, (2015). Hubungan antara Tindakan Pemberian Susu Formula dengan Kejadian Diare Pada Bayi Usia 0-6 Bulan di Wilayah Kerja PuskesmasRanotana Weru Kota Manado, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulang

Kemenkes RI. (2020). Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease. Covid-19 Revisi 5. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia;

 Kemenkes, R. (2018). Laporan Nasional RISKESDAS 2018. Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan, 483.

Kemenkes RI. (2020). Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease. Covid-19 Revisi 5. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia;

Khasanah, Nur.(2017). ASI atau Susu Formula.Jogjakarta: flashbooks

Nurlaila, N., & Susilawati, S. (2022). Pengaruh kesehatan lingkungan terhadap kejadian diare pada balita di Kota Medan. Nautical: Jurnal Ilmiah.

Nasir. (2019).Hasil Penelitian Mengenai Manfaat ASI dan Perbandingannyadengan Susu Formula.http://dokternasir.web.id/2011. Diakses tanggal 25 januari 2017

Prasetyono. Buku Pintar ASI Eksklusif. Yogyakarta: Diva Press; 2016.

Sri Mulyani, N., Kuscithawati, S., Kesehatan Pelabuhan, K., Ilmu Kesehatan Anak, B., Sardjito, R., Kesehatan, D., & Istimewa Yogyakarta, D. (2011).

Sutriyati, & Prasetyo, A. H. (2018). Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Agung Kabupaten Muba Tahun 2017. Prosiding

Tarwoto, Wartonah, 2015, Kebutuhan Dasar Manusia Dan ProsesKeperawatan, Salemba Medika, Jakarta

Wijaya Y. Faktor Risiko Kejadian Diare Balita Di Sekitar Tps Banaran Kampus Unnes. Unnes J Public Heal. 2016;1

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun