Mohon tunggu...
purcahyono hariprasetyo
purcahyono hariprasetyo Mohon Tunggu... Guru - Bergabung di kompasiana agar dapat menuangkan ide dan pengalaman

Menulis untuk menuangkan ide dan pengalaman

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rintik Rindu

29 Oktober 2023   13:36 Diperbarui: 29 Oktober 2023   13:50 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Senja masih bergelayut pada sudut cakrawala, seperti tak ingin lekas beranjak

Sementara keciprat air menyentuh wajah, membuyarkan segala lamunan tentangmu

Ehm ! ternyata telah cukup lama, diri ini berdiri terpaku pada tepian pantai

Sekelompok camar terbang riuh untuk mencari jalan pulang, mengabarkan jika hari kian temaram

Sauh telah terangkat, layar pun terkembang, sesaat perahu nelayan terlihat di kejauhan untuk mengarungi samudra kehidupan

Menyibak riak-riak cobaan, menepis segala badai ujian untuk membawa rindu pada sekeping kebahagiaan di ujung sana

Jarak dan waktu yang telah memisahkan, segera ingin menetas temu kepadamu

Ketika malam  tiba membawa kesunyian yang kian mencengkeram

Cahaya rembulan menelusup di sela-sela jeruji ketabahan akan penantian yang terasa panjang

Serasa rindu telah menjalari setiap aliran darah, kemudian menghentikan detak jantung

Suara burung malam terdengar di kejauhan, mengetuk berulang-ulang dinding jiwa yang merindu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun