Mohon tunggu...
purcahyono hariprasetyo
purcahyono hariprasetyo Mohon Tunggu... Guru - Bergabung di kompasiana agar dapat menuangkan ide dan pengalaman

Menulis untuk menuangkan ide dan pengalaman

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Malam Kelam di Ukraina

28 Februari 2022   06:54 Diperbarui: 28 Februari 2022   07:02 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Malam itu terasa cepat sekali, mimpi yang belum usai, raga letih masih mendera, serasa malam tak ingin lekas beranjak.

Namun, seketika berubah saat suara dentuman memecah kesunyian, suaranya menggetarkan jiwa, mengetuk dinding jantung berulang-ulang, percikan api berkilauan menutup cahaya mata. Desing peluru berlomba-lomba di atas kepala.

Sekejap kemudian suasana berubah, damai yang dulu kita rasakan telah hilang. Ia tak mampu melawan nafsu yang bersemayam dalam atma. Kebahagiaan dan kegembiraan tak lagi kita lihat pada wajah-wajah polos, kini kita saksikan wajah-wajah yang penuh kecemasan.

Jerit dan tangis silih berganti di antara suara ledakan. Seorang ibu harus merelakan putranya untuk membela tanah air tercinta. Di sudut lain, seorang wanita muda melepas kepergian sang suami dengan derai air mata sebab sang putra tak pernah lagi melihat sang ayah.

Kita hanya dapat melantunkan doa kepada Tuhan, agar perang segera berakhir, sirna segala angkara murka. Agar kita tak lagi menyaksikan korban-korban berjatuhan juga puing-puing yang berserakan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun