Perhelatan politik yang telah terjadi rasanya tidak ada habisnya, ini mengenai PILKADA DKI Jakarta 2017. Akhirnya, kita sudah mengetahui secara langsung siapa kandidat yang akan maju. Anies Baswedan-Sandiaga Uno yang diusung oleh Partai Gerindra dan PKS, Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat yang diusung oleh PDI-P, Hanura, Golkar, dan Nasdem, serta Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni yang didukung oleh Partai Demokrat, PPP, PAN, dan PKB.
Tanpa terasa hari-hari pun berlalu begitu cepat, ini menunjukkan bahwa PILKADA DKI Jakarta sudah semakin di depan mata. 15 Febuari 2017 sepertinya akan menjadi hari dimana akan terjadi pertarungan yang cukup kuat di antara 3 kandidat. Mereka akan perang strategi, mencari teknik, menjanjikan program kerja, dan adu dana.
Bahkan sekarang, kita tidak dapat memprediksi siapakah yang akan nantinya akan memimpin Ibukota DKI Jakarta. Semua kandidat sama kuat, sama berani, dan sama bersiteguh mengenai pertarungan ini.
Basuki Tjahaja Purnama atau yang kerap disapa Ahok, cukup jadi pembicaraan masyarakat. Tindakan dan modal politik yang ia punya pun menjadi nilai jual. Terbukti banyak orang yang mendukungnya, hal yang terlihat jelas ialah saat pengumpulan 1 juta KTP ketika Ahok maju melalui jalur independen.Namun, keputusan akhir Ahok pun berbalik, ia lebih memilih berlabuh ke parpol bersama pasangannya, Djarot Saiful Hidayat.
Beralih dari ahok, Pasangan Anies-Sandiaga juga dinilai sebagai pasangan tangguh. Meskipun kita sudah tau bahwa Anies baru saja dicopot dari Kursi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan waktu lalu, hal tersebut tidak merobohkan perasaan Anies sendiri. Banyak orang menilai Anies adalah sosok pemimpin yang baik, santun, dan cara bicaranya tidak berbelit-belit. Tak menutup kemungkinan bahwa ia dipilih menjadi Cagub, menggeser kedudukan Sandiaga Uno yang selama ini cukup dibanggakan. Sehingga Sandiaga pun harus turun menjadi kandidat wakil gubernur.
Disisi lain, ada pasangan Agus-Sylviana. Pasangan yang cukup mengejutkan, dan ternilai masih muda. Agus dinilai tidak punya banyak pengalaman di dunia politik, dan ia juga adalah seorang perwira menengah TNI. Sedangkan Sylviana, ia adalah seorang birokrat yang menjabat gelar Deputi Gubernur bagian Kebudayaan dan Pariwisata Pemprov DKI Jakarta. Mereka berdua sama-sama mengambil resiko, mereka memutuskan untuk berhenti dari posisinya dan maju menjadi kandidat baru di Pilkada DKI Jakarta 2017.
Siapapun yang nantinya terpilih menjadi gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta, kita semua berharap gubernur dan wakil gubernur tersebut dapat menerapkan janji-janji kampanyenya dan menjadikan DKI Jakarta lebih baik lagi. Pilkada DKI Jakarta 2017 sangatlah disorot. Kalau pemilihan ini sukses, maka kondisi politik akan menjadi ‘cermin’. Semoga Pilkada ini dapat melahirkan pemimpin baru yang berkualitas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H