Kasus nyata dari hal tersebut adalah terciptanya robot yang bisa menyaingi kecerdasan manusia, sehingga berpotensi untuk menggantikan peran manusia dalam kehidupan sosial maupun pelayanan publik. Hal ini bisa berpotensi membuat profesi manusia di masa depan akan terancam keberadaanya karena bisa di gantikan oleh robot.
Sekarang pun bisa kita lihat bagaimana sistem pelayanan publik yang dulunya di kerjakan oleh manusia namun sudah tergantikan oleh mesin. Selain lebih efektif, mesin atau robot di nilai lebih ekonomis di banding dengan harus mengeluarkan biaya untuk membayar tenaga manusia.
Untuk itu sebagai manusia kita di tuntut untuk bisa proaktif dan bersifat dinamis dalam menghadapi pengaruh globalisasi dan modernisasi. Sehingga manusia bisa menyesuaikan diri dan hidup beriringan dengan teknologi yang semakin hari semakin pesat kemajuannya.
Manusia bisa memulainya dengan mulai berfikir kritis dan meningkatkan kualitas atau value (nilai) yang ada dalam dirinya sendiri, sehingga seberapa canggihnya teknologi di masa depan manusia tetap bisa mengambil peran penting dalam kehidupan ketika banyak kualitas ataupun kemampuan yang ada dalam dirinya dan mampu berdampingan dengan teknologi untuk bekerja sama membuat kemajuan di tengah masyarakat dunia.
Jika manusia pasif dan tidak mau meningkatkan kualitasnya maka manusia harus siap untuk tertinggal dan "terpinggirkan" oleh zaman.
Karena sejatinya perubahan akan selalu ada dalam setiap fase kehidupan manusia, sehingga jika manusia tidak menerima perubahan itu sendiri artinya dia harus siap untuk tertinggal.
Sekarang yang harus kita tanyakan kepada diri kita adalah apa kita sudah siap dengan perubahan modernisasi dan globalisasi itu sendiri?***
