Mohon tunggu...
Putri Haris
Putri Haris Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sore yang Selalu Ingin Terulang

2 Maret 2018   22:02 Diperbarui: 7 Maret 2018   11:54 482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14 Februari 2018 yang lalu, memang bukan hari ulang tahun, bukan juga hari perayaan pernikahan. Namun, di hari itu, Saya yang bekerja di salah satu kantor pemerintahan, dijadwalkan pulang lebih awal. Kebetulan, hari itu suami juga cuti dari kantor. Saya dan Suami bersyukur masih diberikan rizki berlimpah dengan status pegawai kantoran. 

Kami yang baru saja memiliki 1 anak, terpaksa menitipkan anak kepada kedua orang tua pada saat bekerja. Suami, kesehariannya bekerja dibagian keuangan yang menuntut pulang hingga larut malam. Berangkat lebih awal  dan pulang paling terlambat. Saat berangkat, sang anak masih tertidur  pulas. Dan saat pulang, si anak sudah mulai mengantuk. 

Antara saya dan suamipun jarang berkomunikasi.  Jika tidak ada keperluan penting, kami jarang mengirimkan text lewat whatsapp maupun sms. Setiap harinya,  jarang ada kesempatan untuk bersenda gurau. Mungkin, Saya masih lebih  beruntung dari suami. Setiap pagi saya sempatkan untuk membuatkan  makanan pendamping ASI dan memandikan anak . Jam kerja dari jam 08.00  pagi hingga jam 04.00 sore. Beban pekerjaan juga ringan dan mudah  dilakukan. 

Saya memutuskan tetap bekerja setelah memiliki anak. Memang bukan kewajiban wanita untuk mencari nafkah, namun dapat menghasilkan uang dari hasil jerih payah sendiri merupakan reward bagi diri.  Saya pribadi, senang membantu suami walaupun gaji hanya di atas UMR kota. Penghasilan yang Saya dapat masih cukup untuk beli susu dan pampers, serta membeli kebutuhan dapur dan kamar mandi.

Sore hari itu kami nikmati dengan menghabiskan waktu hanya sekedar mengobrol di teras rumah sambil ngeteh dan ngopi. Mengajak si kecil bermain ayunan, juga membuat hati kami senang. Kami bangga, anak kami yang berumur 11 bulan  kerap menunjukkan keahliannya merambat dan merangkak. 

Dia sudah mulai mengerti saat dicontohkan untuk melakukan high five, mampu menoleh ke atas saat Saya bilang cicak atau ada pesawat terbang, dan ocehannya sudah mulai banyak walaupun hanya kedengeran "up.. am..". Selain, bercanda, saya tidak lupa untuk mengabadikan setiap moment untuk mengambil gambar dengan kamera. Hanya sebagai kenang-kenangan  yang akan disimpan dan dilihat kelak. 

Kehangatan Keluarga di sore itu sangat terasa bagi Saya dan suami. Walaupun bukan makan-makan  di restoran mewah,  bukan juga berwisata ketempat-tempat menarik.   Melainkan menghabiskan  waktu dengan cara yang sederhana. Sore itu merupakan moment berharga yang selalu ingin terulang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun