Satu setengah tahun tinggal di Jogja bukanlah waktu yang cukup bagi saya untuk bisa menikmati Jogja. Tak ada habisnya menjelajahi tempat wisata yang ada di kota gudeg ini. Tagline "Never Ending Asia" yang melekat pada kota Jogja memang suatu yang pantas disandang. Apalagi tempat nongkrongnya, wuih bisa bikin kantong jebol saking banyak banget jumlahnya dan selalu menggoda untuk ditongkrongi. Eh, gak juga ding, harga barang/makanan di Jogja kan masih murah, mana mungkin bisa jebolin kantong. Hehehe...
Berikut saya persembahkan artikel mengenai tempat-tempat di Jogja yang asyik untuk dikunjungi ini sebagai hadiah. Hadiah kerinduan dalam setangkup haru. Halah.
1. Pantai-pantai di Gunung Kidul yang Gak ada Habisnya untuk Di-eksplore
Saking banyaknya pantai di Gunung Kidul, saya sampai membuat banyak artikel mengenai pantai-pantai di Gunung Kidul. Dan itu masih belum semuanya saya kunjungi dan belum semua saya tulis! Saking banyaknya, tak cukup rasanya menceritakan pantai-pantai di Gunung Kidul ini dalam satu artikel. Jika penasaran, monggo klik link di bawah ini untuk melanjutkan informasi selengkapnya.
- Mau snorkeling di Jogja? Ke Pantai Sadranan saja
- Pantai Indrayanti yang paling heboh di dunia maya
- Pohon di Pantai Pok Tunggal sangat photogenic buat fotografi
- Mau mencoba 'cable car' horor di Pantai Timang?
- Trio pantai Ngrenehan, Pantai Ngobaran, dan Nguyahan yang belum banyak dikunjungi wisatawan
- Mau panjat tebing? mau lihat pasir merica? Ke Pantai Siung saja!
- Pantai-pantai lain di Gunung Kidul, khususnya di kecamatan Wonosari. Buanyak banget!
2. Cave Tubing di Gua Pindul dan Gua Kalisuci
Cave tubing adalah wisata penelusuran gua dengan menggunakan ban dan pelampung. Ada dua gua terkenal yang biasa digunakan untuk cave tubing, Gua Pindul dan Gua Kalisuci. Datanglah ke sini pada musim menjelang kemarau atau menjelang musim penghujan. Di saat-saat itu, debit air lumayan banyak, warna air hijau bening. Saat kemarau tiba, warna air memang hijau bening, tapi debit airnya sangat kecil. Sebaliknya, jika musim hujan, debit air menjadi sangat besar tapi warna airnya menjadi coklat. Ughhh...
3. Belajar Sejarah Bersama Keluarga di Taman Pelangi/Taman Lampion/Museum Jogja Kembali
Museum Jogja Kembali adalah museum berbentuk kerucut yang menyimpan berbagai macam koleksi untuk mengenang perjuangan para pahlawan bangsa. Malam hari, kawasan di sekitar museum ini berubah menjadi warna-warni lampu lampion. Tak salah memang kalau pengelolanya menamakan taman ini sebagai Taman Lampion atau Taman Pelangi. Wisata ini cocok untuk wisata keluarga. Buat pacaran juga oke. Hehehe
4. Eksotisnya Taman Sari "The Water Castle"
Situs yang dibangun pada abad ke-18 ini sering disebut “water castle” atau istana air. Awalnya saya kira hanya terdapat kolam pemandian raja saja di Taman Sari, ternyata banyak hal yang dapat dikuak di area Taman Sari ini. Salah satunya adalah masjid bawah tanah! Walaupun masjidnya di bawah tanah, surganya tetap di bawah kaki ibu kok. Santai saja ibu-ibu.
5. Mandi-mandi Segar di Air Terjun Sri Gethuk
Air Terjun Sri Gethuk mempunyai nama lain Air Terjun Slempret/Slompret. Konon, lokasi ini merupakan tempat penyimpanan “kethuk”, nama salah satu instrumen gamelan milik Jin Anggo Meduro. Cara memainkan alat musiknya yaitu dengan di-gethuk atau digetok/dipukul. Wah kirain nama Sri Gethuk berasal dari nama makanan khas Jawa yang bernama Gethuk. Sedangkan arti kata Slompret/Slempret adalah terompet dalam Bahasa Jawa. Katanya, pada malam-malam tertentu penduduk setempat dapat mendengarkan suara-suara terompet dan gamelan ini… Hiiiiyyy… Serem. Tapi siang hari tidak seram sama sekali kok. Malah terlihat cantik jelita!
6. Siapa Sih yang Tidak Terpana Dengan Kemegahan Candi Borobudur?
Walaupun terletak di Kabupaten Magelang, banyak wisatawan yang berkunjung ke Candi Borobudur melalui Jogja. Jaraknya yang cukup dekat dengan kota gudeg inilah yang membuat para wisatawan kebanyakan berangkat dari Jogja. Dilihat dari sudut manapun, candi ini tampak begitu mempesona: dari situs candinya langsung, dari Puthuk Setumbu, dari sawah, dari Gereja Ayam, dari manapun juga tetep megah!
7. Menikmati cara yang tidak biasa di Pantai Parangtritis
Pantai ini menjadi mistis karena legenda Nyi Roro Kidul. Pantai berpasir hitam ini selalu padat dikunjungi wisatawan karena memang menjadi salah satu tempat wisata andalan Jogja. Garis pantai Parangtritis saaangaaat panjang. Tinggal pilih saja spot favoritmu dari ujung ke ujung: mau di bagian Parang Tritis-nya, Parang Kusumo, Parang Ndog, atau bagian pantai lainnya. Monggo.
Oh ya, saya mau cerita cara yang tak biasa menikmati Parangtritis. Sewaktu masih kecil, saya sering diajak orang tua saya berkunjung di Pantai Parangtritis setiap malam tanggal 1 Suro dan tanggal 15 Suro. Kami tidur di pantai malam hari, tanpa tenda. Ritual ini biasa dilakukan oleh orang-orang yang masih memegang adat Jawa yang kuat. Jangan heran pada malam 1 Suro dan 15 Suro, banyak manusia berserakan di sekitar Pantai Parangtritis. Tentu saja saya tidak mengerti mengapa harus melakukan ritual demikian, yang saya tahu hanyalah keindahan langit malam bertabur bintang dan seremnya suara ombak laut selatan di kala malam.
8. Bukit Bintang. Mau lihat gemerlap kota atau mau lihat Gunung Merapi?
Bukit Bintang adalah sebuah kawasan wisata di sebuah bukit (yaeyalah ya). Jika kamu berada di Jogja, hendak ke kawasan Gunung Kidul, pasti melewati kawasan wisata ini. Apa yang menarik dari bukit ini?
Pagi. Saat yang tepat untuk melihat Gunung Merapi yang supercantik.
Malam. Saat yang tepat untuk melihat gemerlap lampu kota Jogja dari atas bukit.
Siang. Apa yang mau dilihat?
9. Candi Prambanan. Mainstream tapi memang keren sih. Mau gimana lagi?
Sudah mendengar kan kisah cinta Bandung Bondowoso kepada Nyi Roro Joggrang. Saking cintanya Bandung Bondowoso terhadap Nyi Roro Joggrang, sampai dibuatkan candi semegah ini. Kamu? Apa yang kamu kasih buat orang yang kamu cintai? Iya... kamu.
10. Museum Ullen Sentalu. Salah satu museum terkeren di Indonesia.
Museum Ullen Sentalu menyimpan berbagai macam koleksi seperti lukisan, batik kuno, gamelan, bahkan sampai surat cinta putri raja yang masih ditulis tangan pun terdapat di museum ini. Selain itu, foto-foto masa lalu keluarga keraton masih tersimpan dengan baik di museum ini. Tapi ingat, gak boleh foto-foto di dalam museum ya. Benar-benar sebuah penderitaan bagi yang doyan narsis. Hiks.
11. Rafting Sungai Oyo yang Underrated.
Kalah pamor. Itulah sebutan yang tepat untuk rafting di Sungai Oyo. Rafting ini disediakan oleh penyedia jasa yang sama di Gua Pindul. Banyak yang tidak tertarik ikut rafting Sungai Oyo dan lebih memilih cavetubing Gua Pindul. Padahal, menurut saya lebih menyenangkan rafting Sungai Oyo lho. Hanya saja masih kalah beken dibanding Gua Pindul sih.
12. Belanja ceria di Malioboro
Penggemar wisata belanja pasti tak akan melewatkan belanja di Malioboro. Berbagai macam batik dapat dijumpai di sepanjang Jalan Malioboro. Atau mau masuk ke Pasar Beringharjo yang juga berada di kawasan Malioboro untuk belanja batik? Boleh. Selain batik, banyak juga oleh-oleh, kerajinan, dan cinderamata yang dijual di sepanjang Jalan Malioboro.
13. Belajar sejarah kejayaan Keraton Jogja dari masa ke masa
Tak boleh dilewatkan. Iya, berkunjung ke keraton adalah hal yang tak boleh dilewatkan jika berkunjung ke Jogja. Keraton Kasultanan Jogja inilah cikal bakal Daerah Istimewa Yogyakarta sekarang. Sejarah kebesaran keraton masa lalu masih terjaga dengan baik di sini.
14. Kalau bisa menembus dua pohon beringin di alun-alun selatan, berarti kamu orang yang exceptional!
Pertama kali melihat celah di antara dua pohon beringin raksasa di alun-alun selatan, pasti akan menganggap sepele kebodohan orang-orang yang tidak bisa melewati celah tersebut. Masak sih celah sebegitu besarnya tidak bisa dilewati?
Jangan bicara sebelum mencoba. Tutup mata dengan kain sampai kita tidak bisa melihat apa-apa. Kemudian berjalanlah ke depan dengan misi melewati celah di antara pohon beringin tersebut. Berani menerima tantangan ini?
Brakkkk... First attempt. Saya menabrak pagar pohon beringin. Padahal sudah yakin banget bisa melewatinya. Gagal!
Percobaan kedua. Sudah jalan jauh kok tidak ada tanda-tanda teman saya menghentikan langkah saya. Pas kain penutup mata dibuka, posisi saya sudah jauh dari celah pohon. Lah, kok bisa? Ternyata saya tadi berjalan meleset menjauhi celah.
Coba lagi dan lagi dan lagi. Gagal terus dan terus-terusan gagal. Sebagai pelipur lara, kami berjalan dengan jarak yang sangat dekat dari celah. Yay.. Kami berhasil melewati celah di antara dua beringin dengan cara curang!!!
15. Kota Gede. Kerajinan Peraknya bikin Ngiler....
Saya datang ke Kotagede saat tren batu akik sangat menggila. Saat itu pula saya melihat banyak perhiasan yang terbuat dari perak dan batu akik bertebaran di galeri perak di Kota Gede. Pengalaman pengrajin dalam mengolah perak menjadikan koleksi perhiasan di sini sudah tidak bisa diragukan lagi kualitasnya.
Jogja memang penuh daya magis. Sekali kamu jatuh cinta, maka sulit rasanya meninggalkan kota ini. Sebelum kita tutup artikel ini, kita dendangkan dulu yuk sepenggal lirik lagu dari KLA Project yang berjudul Yogyakarta.
Walau kini kau t'lah tiada tak kembali
Namun kotamu hadirkan senyummu abadi
Ijinkanlah aku untuk s'lalu pulang lagi
Bila hati mulai sepi tanpa terobati
Follow juga:
Twitter @puppytraveler
Instagram @puppytraveler
Facebook page Puppy Traveler
Blog PuppyTraveler.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H