Mohon tunggu...
puntodamar
puntodamar Mohon Tunggu... -

Hello World ! I'm a programmer

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Nama Anak Kearab-Araban Tidak Masalah, Ini Alasannya.

4 Agustus 2018   13:20 Diperbarui: 4 Agustus 2018   13:53 540
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.vebma.com/users_media/5471/namabayi1.png

Menurut antropolog  Joel C. Kuipers pada sebuah artikel Tirto.id, penamaan anak jaman sekarang cenderung lebih rumit, panjang, dan ke-Arab-arab-an / ke-Inggris-inggris-an. Beberapa orang mempermasalahkan hal ini karena kurang  'njawani'.  Akan tetapi bagi saya, itu bukanlah sesuatu yang perlu dipermasalahkan. Berikut alasannya.

1.)  Nama adalah Doa dan Harapan

Sebagai orang tua, tentu saja kita mengharapkan hal yang baik-baik bagi anak kita. Salah satunya adalah dari sifatnya yang santun, baik hati, jujur, dan lain sebagainya.

Bagi saya, sangatlah masuk akal jika kemudian ada unsur-unsur Arab / Eropa di dalam nama anak, yang merefleksikan agama yang dianut oleh orang tua. Terlebih lagi untuk yang beragama Katolik, anak  diberikan nama baptis yang mau tidak mau menggunakan nama-nama Eropa.

https://megapolitan.kompas.com
https://megapolitan.kompas.com
Selain karena unsur doa, nama juga memiliki unsur harapan agar ia menjadi seperti sosok tertentu. Misalnya, nabi, tokoh politik, pejuang, dan lain sebagainya. Sosok-sosok tersebut memiliki kesan tersendiri bagi orang tua.

2.) Budaya Jaman Now

Di era Internet ini, budaya dari berbagai belahan dunia sangat mudah sekali masuk. Akibatnya, akan ada lebih banyak lagi referensi nama (dan artinya) yang dapat digunakan oleh orang tua. Beberapa waktu yang lalu di media sosial, kita menjumpai anak yang diberi nama 'Madara Uchia' dan 'Senju Hashirama'. Kedua nama itu diambil dari nama tokoh anime kartun Naruto.  Sedikit nyeleneh, ada juga orang tua yang tega memberi nama anaknya 'Pajero Sport' dan 'Sora Aoi' yang merupakan seorang aktris ihik-ihik :) .

https://www.vebma.com/users_media/5471/namabayi1.png
https://www.vebma.com/users_media/5471/namabayi1.png
Kalau nama-nama 'jaman now' itu kita anggap sebagai hal yang biasa, lucu, ataupun unik, lalu kenapa jika menggunakan nama yang berbau Arab / agama, tiba-tiba kita menjadi nyinyir ?

Perlu diingat bahwa cerita wayang dan karakternya juga tidak berasal dari Nusantara. Sehingga, bisa kita simpulkan bahwa orang tua dan kakek-nenek kita sebenarnya adalah seorang wibu India.

Jaman dulu, trend cerita fiksi berasal dari India, sehingga anak muda jaman dulu juga menamai anaknya dengan karakter India. Nah, saat ini cerita fiksi Jepanglah yang berjaya, sehingga wajar-wajar saja jika wibu India berubah jadi wibu Jepang. Begitu pula dengan pengaruh sinetron Turki dan Amerika Latin yang mempengaruhi ibu-ibu. Nama-nama wayang dianggap 'njawani' karena proses akulturasi lama dan mendalam pada budaya Jawa. Nama-nama dari negara lain belum mencapai tahap itu karena baru beberap puluh tahun saja.

Kesimpulan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun