Mohon tunggu...
Punkysme Ipunk
Punkysme Ipunk Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Buffering Means Boring!

4 November 2017   17:05 Diperbarui: 4 November 2017   17:11 1150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar dari memecenter.com

10 tahun yang lalu...


Sewaktu Saya SMA, sekitar tahun 2010, dial-up internet merupak hal yang membanggakan. Saat PC telah connect internet, bagi Saya seperti bumi yang menjelma surga. Saya bisa melakukan apapun. Saya bisa browsing, membuat sosial media (Frienster, myspace, facebook dan twitter), game online, download film dan download lagu. Saya masih ingat waktu itu Saya dial-up menggunakan HP Smartfren Xstream warna hitam, isi ulang sebulan 50rb dan untuk menghubungkannya harus dengan kabel data yang panjang supaya sinyal kencang. Saya meyakini kalau dengan sinyal bagus, koneksi akan cepat. Bahkan Saya rela membeli kabel USB panjang 3 Meter agar HP itu bisa berada di tempat yang tinggi.

Dengan kecepatan sekitar 10kb/s, Saya membuka-buka situs, browsing dan membuka sosial media. Saya selalu menanti penuh khidmat, bagaimana dengan perlahan situs-situs terbuka, satu persatu gambar menampakkan diri, iklan-iklan keluar, lalu tulisan-tulisan dan tak jarang keluar 'Try Again' di browser Saya. Tapi tidak masalah. Saya sabar menanti hingga halaman situs terbuka secara utuh.
Tapi saat main game online, waktu itu adalah Texas Holdem Poker, Saya bermain di 20K/40K, lalu tiga karu di meja keluar, Saya mendapat Fullhouse, 

Saya All-in, karena pasti menang, tapi tiba-tiba koneksi putus. "Brak!" tanpa sadar Saya membanting keybord. Saya yakin, banyak dari kita pernah mengalami hal itu. Keasikan kita bermain game, terganggu karena koneksi internet. Selain hal itu seperti pepatah, maksud hati memelukmu, apa daya internet mengganggu.

5 tahun yang lalu...


Hari demi hari, teknologi semakin berkembang. Hampir segala aktivitas manusia telah melibatkan internet. Hal itu tak lain adalah karena banyak aspek kehidupan fisik kita yang bergabung dengan kebiasaan daring, seperti belanja, bekerja, bersosialisasi, menonton TV, belajar, bepergian, mendengarkan musik, makan, dan berolahraga.

Selain itu, tanpa permisi atau ucapan salam, internet tak lagi seperti yang dulu Saya alami. Internet begitu saja beralih menggunakan mobile broadband atau Wi-Fi, bukan kabel lagi, sehingga jauh lebih fleksibel. Secara fisik, mobilitas kita mungkin tidak bertambah. Tapi aktivitas daring kita lebih berkembang, tidak lagi dibatasi oleh lingkungan. Dan Android pun hadir, sebuah perangkat seluler seperti PC atau laptop.
Apa yang Saya sadari waktu itu adalah manusia kini telah memasuki gaya hidup baru yaitu gaya hidup dunia digital. Hal itu tampak dari munculnya budaya sharing info, lebih memilih streaming dari pada menonton TV, jurnalisme online dan dunia digital tampak lebih nyata dibanding dunia sebenarnya.

Agar tidak tergilas zaman, Saya pun mengikuti gaya hidup digital. Smartphone menjadi bagian hidup. Smartphone pertama yang Saya beli adalah Smarfren E910. Alasan Saya membeli HP tersebut adalah karena dibanding provider lain paketan Smartfren lebih simple, mudah dan tanpa banyak syarat. Cukup 50.000/bulan sudah bisa punya koneksi internet.

Dengan smartphone dan koneksi internet tersebut, streaming menjadi kegiatan wajib. Mulai dari streaming youtube, streaming bola, hingga streaming anime. Ada peningkatan kecepatan dibanding dulu waktu Saya menggunakan HP Xstream.

Namun teknologi selalu berkembang seturut dengan kebutuhan manusia. Untuk streaming-streaming tersebut, tentu membutuhkan koneksi yang lebih cepat dan besar. Karena film-film, pertandingan bola, dan yang lain tentu mempunyai ukuran file yang besar. Sehingga untuk membuka satu film misalnya, setidaknya koneksi harus berada di atas 400kb/s dan stabil. Jika streaming film atau anime tidak masalah, bagaimana jika streaming bola? Apalagi saat kita sedang melihat big match, dan TV swasta tidak menyiarkannya, lalu kita streaming, dan disaat tim keSayangan kita menyerang, lalu tiba-tiba buffering?

Bagi Saya, ini lebih menjengkelkan dari putus internet saat bermain game online.
Saya berkenalan dengan android sewaktu Saya awal-awal masuk kuliah, akhir tahun 2011. Satu yang membuat Saya senang dengan android adalah Saya bisa dengan mudah bermain game online dan dengan HP Android Saya bisa membuat hotspot Wi-fi portable. Jadi Saya tidak perlu membeli kabel USB agar mendapat sinyal bagus.

Saya ingat waktu itu, Saya memakai HP Smartfren E2 kalau tidak salah, second. RAM 1GB. Yang penting bisa buat menulis dan bermain poker. Yang Saya suka dari smartfren adalah paketan datanya simple. Sebulan cuman 50.000 unlimeted. Tapi hal yang sama terjadi, dikarenakan internet yang tidak stabil dan lemot, HP Saya pun hancur berkeping-keping. Putus koneksi saat bermain Poker. Untuk melihat youtube atau anime, selalu buffering. Sungguh menuggu buffering itu menjemukan. Karena itu, saat itu Saya lebih suka download jika memang memory Saya memungkinkan untuk menyimpannya. Jika tidak? Serasa tertimpa gunung Semeru. Buffering mean boring.

Dari pengalaman naas itu, Saya mulai merasa pesimis terhadap internet yang berasal dari operator. Saya lebih percaya kepada Wi-Fi. Sebagai seorang mahasiswa, Saya membutuhkan internet agar bisa mengakses informasi dan referensi untuk mendukung tugas-tugas kuliah Saya. Karena itulah, hampir setiap hari Saya duduk di warung, untuk mendapatkan internet dari Wi-Fi.

4G hadir. MIFI-M5 Solusi paling memungkinkan

Tapi semua itu berubah, saat beberapa bulan yang lalu teman Saya menunjukkan kecepatan jaringan 4G. Yang membuat Saya terperangah adalah kestabilan dan kecepatan jaringan tersebut. Untuk download, dengan menggunakan IDM, tertulis '786kb/s'. Melebihi kecepatan Wi-Fi tempat Saya biasa nongkrong.

Saya pun menabung dan bertekad untuk membeli HP yang support jaringan 4G. Selain sebagai mahasiswa, Saya juga bekerja sebagai seorang freelance writing. Sebagai seorang freelance writing, internet sangat dibutuhkan untuk mendapatkan informasi-informasi baru, berita-berita baru dan sumber-sumber inspirasi baru untuk menyelesaikan job-job Saya, terutama job-job menulis artikel, berita dan jurnal ilmiah. Menurut Saya, dunia kerja dan dunia kampus adalah medan perang yang berbahaya: penuh persaingan dan cobaan.

Berhasil. Saya mendapatkan HP smartfren E2+, 4G LTE. Spesifikasi lain Saya tidak terlalu perduli. Yang penting koneksi cepat. Selama sebulan, Saya merasa bahagia. Jaringan 4G Smartfren membantu Saya menyelesaikan banyak pekerjaan dan tugas. Tak hanya itu, saat bermain game-online pun lancar. Bahkan teman-teman Saya banyak yang minta teathring ke Saya karena kestabilan sinyal smartfren. 

Sesuai dengan mottonya, Live Smart. Saya percaya, bahwa teknologi, termasuk di dalamnya adalah internet, adalah alat yang membantu kerja manusia. Jika internet itu menghambat kinerja otak Saya, berarti internet itu bukan suatu teknologi. Kecepatan internet 4G smartfren mendukung untuk Saya bekerja dengan cepat. Membuka situs lebih cepat, download film lebih cepat, dan tidak ada kata buffering. Dengan stabilnya kecepatan internet, Saya semakin tergoda untuk streaming. Karena streming lebih simple, tanpa download dan tidak memenuhi strorage memory.

Selalu ada yang kurang, teknologi selalu berkembang. Kelemahan HP E2+ adalah batrei. Dengan menggunakan portable hotspot, batrei HP Saya cepat habis batreinya. Sayapun menabung lagi, untuk bisa membeli powerbank dengan kapasitas besar. Tapi keinginan itu pn terhenti, saat Saya melihat ada promo dari Smartfren, MIFI-M5.Modem+powerbank dalam satu alat. 

4G pula! Bonus 150GB! 24 jam tanpa kuota malam dan tetek bengek lainnya! Dan 1 TAHUN! Ditambah lagi Storage Sharing! Juga USB on The Go! Bisa membuka file dari flashdisk langsung di HP. Kurang apa?
Mungkin yang kurang adalah harganya. Mahal. Tapi jika dengan kualitas MIFI-M5 yang menggiurkan, harga adalah nomer 2. Beberapa teman kontrakan punya kebutuhan (bukan lagi keinginan) yang sama. Tanpa pikir panjang, beberapa minggu yang lalu kita patungan untuk bisa membeli MIFI-M5. Bisa digunakan untuk di kontrakan, atau di tempat-tempat nongkrong. Kita pun bisa bermain game ML (Mobile Legend) bersama tanpa takut ngelek (putus koneksi). Kita bisa mencari data-data, informasi dan browsing tanpa menunggu situs lama terbuka. Yang terpenting, saat streaming sepak bola, tidak ada kata buffering. No Buffering, easy going.

MIFI-M5, bagi Saya merupakan salah satu teknologi yang sangat membantu kerja manusia di era gaya hidup digital. Pertama, MIFI-M5 memberikan koneksi internet yang stabil meskipun digunakan oleh 5 user secara bersamaan. Hal itu terbukti dengan penggunaan internet teman-teman Saya dikontrakan. Kedua, MIFI-M5 mudah dibawa kemana-mana. 

Jaringan internet 4G smartfren mulai banyak terdapat di kota-kota besar. Jadi kita bisa berselancar dalam dunia digital dimanapun dan kapanpun. Ketiga, kita bisa sharing file dengan mudah. Beberapa teman Saya menyukai hal ini, karena mereka tidak perlu copy lewat kabel USB. Keempat, yang paling penting dan paling Saya suka, tidak ada lagi buffering. Streaming tanpa buffering.
Jadi, saran Saya, jika anda dan teman-teman anda suka online dan menyukai gaya hidup digital, segeralah patungan untuk membeli MIFI-M5 seperti Saya dan teman-teman Saya lakukan.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun