Mohon tunggu...
MUH. ALI AKBAR
MUH. ALI AKBAR Mohon Tunggu... -

Aku mahasiswa jurusan Geografi Universitas Negeri Makassar ank. 2006. Seorang yang Aktif , inovatif, menyukai hal-hal yang sastrawi puitik pembebasan dan progresif, kritis dan berkepribadian yang unik. Aku konsen menangani bisnis dan mengajar privat serta aktif pula di dunia Lembaga Kemahasiswaan UNM, organ ekstra dan organisasi keISLAMan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

TanaH?

9 September 2011   10:41 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:06 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Rakyat  kecil dilindas di bawah pondasi pencakar langit tak berhingga,


mengadu kepada langit semuanya:


"sayatan perih meluka Pedih ini tak habis ditinggal!"


Setiap pondasi
mereka sangga,
mereka dan tanah
Menjadi satu,
Tetapi kotoran mereka yang di atas
Tetap mengenai mereka tak kenal henti



mereka bongkar


pondasi berlumut


Di selangkangan malam siang tak berlimit:


Ya Ilahi rabb,


Ridhoi mereka buat pondasi baru!!"


tanah telah muak ditekan….

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun