Mohon tunggu...
punk 73
punk 73 Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis wanna be

saya buat akun ini untuk belajar menulis,sehingga suatu saat saya mampu menerbitkan buka karangan saya sendiri

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Potret Anak Bangsa, si Pintar yang Kurang Beruntung

21 Agustus 2014   21:49 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:56 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak terasa waktu begitu cepat berlalu sampai ia antarkan aku di depan pagar rumah.
Esoknya, ku utarakan niatku kepada emak dan bapak. Sayangnya jawaban mereka membuat aku dan si robot lucu terluka. Beberapa jam yang lalu ia menyuruhku membaca tulisan di blognya yang ia tulis untuk ku. Ia mungkin marah karena ku sebut tulisannya seperti puisi.

Ia marah dan tak menjawab pesan ku terakhir "kamu pikir kamu siapa? Menyerah sajalah, jangan buang engergimu, tak kan berhasil" untuk menjawab pesannya yang berisi "so why are you keep hurtin me, if you wont do it for urself please just do it for me". Setelah sebelumnya ku berusaha meyakinkannya bahwa aku hanya bagian kecil dari hidupnya dan tak mungkin melanjutkan mimpiku. Ia masih gigih membujuku dengan berujar bahwa aku memang bagian kecil tapi penting di hidupnya, bahwa salah satu suksesnya adalah melihatku bahagia.

"be strong" begitu katanya.,

terimakasih menguatkanku, terima kasih telah menjadi robot yang setia mengingatkanku,
terimakasih untuk menjadi tempatku berkeluh kesah walaupun aku tahu kamu bosan, terima kasih.
But i already strong right now..

Cukup kuat untuk menanggalkan mimpiku dan mengecewakan robot kiriman Tuhan yang baik sepertimu.

Maaf..
…………………………
So, adakah seseorang yang berbaik hati menolongnya ?? orang yang menulis begitu baik tidak mungkin orang biasa. Ia pribadi istimewa yang menunggu uluran tangan. Uluran tangan yang mengangkatnya naik dari dunia yang telah begitu kejam terhadapnya.
Tak lupa, aku juga minta maaf, sampai saat ini, hanya ini yang bisa kulakukan untuk mu teman. Aku hanya bisa menyusun kata-kata pembangkit semangat yang bahkan tak sedikitpun menyemangatimu. Bahkan hanya menyakitimu. Mudah – mudahan satu dari sekian pembaca yang membaca tulisan kita ini berbaik hati membantu mu berkuliah. Keep spirit, be strong !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun