Mohon tunggu...
Pungky Prayitno
Pungky Prayitno Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

bentuk lain ultraman

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Matahari Bukan untuk Terbit di Barat

16 Desember 2014   06:14 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:13 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku sedang meredup, sayang. Telah kubiarkan sinarmu pulang. Telah kurelakan, pelan-pelan, kita dikembalikan pada atap kenyataan. Bahwa kita telah punya rumah, dan harusnya itu menjadi sudah.

Akhirnya aku setuju kalau kita tidak boleh transaksi rindu. Bukan perkara kita hormat pada citra, atau etika dan tetek bengeknya. Lebih karena kita ternyata saling meyakini, transaksi ini memang untuk sekali jadi.

Pulanglah, sayang.. Matahari bukan untuk terbit di barat. Dan aku akan sakit kalau harus menapak timur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun