Mohon tunggu...
Syarif Ahmad
Syarif Ahmad Mohon Tunggu... Dosen - Universitas Mbojo

#PoliticalScience- #AnakDesa Penggembala Sapi, Kerbau dan Kuda! #PeminumKahawa☕️ *TAKDIR TAK BISA DIPESAN SEPERTI SECANGKIR KOPI*

Selanjutnya

Tutup

Politik

Selamat Datang Emirate Islamic Afghanistan

17 Agustus 2021   09:06 Diperbarui: 17 Agustus 2021   10:06 953
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Taliban secara resmi mengumumkan akan mendeklarasikan negara Afghanistan sebagai Imarah Islam, begitulah pernyataan resmi dari kelompok Taliban yang memaksa Presiden Afganistan kabur ke Luar Negeri. (sumber)

 Tapi apa arti istilah Emirate Islamic itu? Para leksikografer Arab mendefinisikan emirate sebagai lawan dari "larangan", yaitu, "memerintahkan".


Leksikografer Arab terkenal al-Fayrzbd (w. 1414) yang menulis dalam al-Qms-nya menyatakan bahwa al-imarah meluas ke penguasa dan mendefinisikan semacam pemerintahan yang didelegasikan (mengutip ahli tata bahasa abad pertengahan dan leksikografer al-Jawhar yang meninggal pada 1002).

Rashd Ri (w. 1935) adalah salah seorang dari ahli teori politik Islam modern menerjemahkan bahwa istilah immah, imarah, dan khilafah (khilafah) sebagai sinonim untuk kepemimpinan dan pemerintahan. Semua pemahaman bertemu menuju makna konseptual yang sama: memimpin dan memerintah.

Namun, bagi al Mawardi (w. 1058) sebagai seorang ahli teori politik Islam abad pertengahan, justru berbeda pemaknaan dengan Rida. Al-Maward menjelaskan, bahwa sifat imarah yang beraneka ragam dalam Ordinances of Government-nya. Imarah, kata al -Mawardi tidak sama dengan khilafah. Imarah terbagi menjadi dua jenis: umum dan khusus. Imrah (yaitu, perintah; pemegangnya dikenal sebagai amir) didelegasikan oleh khalifah kepada seseorang yang disebutkan namanya yang akan menjalankan otoritas atas suatu wilayah atau sebidang tanah.

Amir atau penguasa wilayah atau bentangan tanah tertentu wajib memenuhi tujuh (atau delapan) persyaratan: mengatur militer, mengabaikan tata cara agama dan hukum, mengumpulkan iuran dan persepuluhan, menjaga agama dari bid'ah, dan untuk melaksanakan hukuman yang ditentukan dalam wahyu dan menegakkan hak asasi manusia, untuk memimpin dalam urusan agama, untuk mengatur urusan dan kesejahteraan para peziarah, dan untuk mengusir musuh dan agresor dengan kinerja jihad. Ini adalah ringkasan dari kriteria lain yang terperinci dari Mawardi.

Terlepas dari pertentangan cara pandang al-Mawardi dengan Rasyid Rida, namun keputusan Taliban untuk mendirikan Imarah Islam tampaknya cukup disengaja & telah direncanakan secara sistematis sejak awal perjuangan mereka. Pemerintahan baru Taliban, bukanlah kekhalifahan dalam arti yang sama dengan ISIS atau republik Islam seperti Iran. Lingkup agama dan hukumnya terbatas pada wilayah Afghanistan.

Penulisa adalah Pendiri Nusa Tenggara Riset Center (NTRC)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun