Mohon tunggu...
Syarif Ahmad
Syarif Ahmad Mohon Tunggu... Dosen - Universitas Mbojo

#PoliticalScience- #AnakDesa Penggembala Sapi, Kerbau dan Kuda! #PeminumKahawa☕️ *TAKDIR TAK BISA DIPESAN SEPERTI SECANGKIR KOPI*

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jokowi: Perang dan Damai dengan Covid-19

10 Mei 2020   00:15 Diperbarui: 10 Mei 2020   15:16 534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Konsep herd Immunity atau kekebalan kelompok-kawanan, sesungguhnya adalah modifikasi dari pendekatan teori evolusi-seleksi alam dari Darwinian, dalam menghadapi Corona. Konsep tersebut bagi penulis sangat berbahaya bagi keberlangsungan hidup umat manusia, dimana menyerahkan pada seleksi alam dengan pendekatan kekebalan kelompok atau disebut dengan herd immunity. Pendekatan kekebalan kelompok, sepertinya telah menjadi pilihan dari Presiden Jokowi (meskipun disembunyikan) dalam menghadapi wabah Corona di Indonesia. Indikator utama  penggunaan konsep herd humanity atau kekebalan kelompok, juga memiliki kesamaan dengan konsep seleksi alam Darwinian. Pilihan konsep herd immunity tersirat dari pernyataan Presiden Jokowi yang mengajak hidup berdamai dengan Corona, sebelum ditemukannya vaksin.

Pernyataan berdamai dengan Corona dan diikuti dengan rangkaian kebijakan pembukaan jalur-jalur transportasi udara, darat dan laut memperkuat signal bahwa Presiden Jokowi sedang "berjudi" dengan nyawa warga negara demi kepentingan eokonomi, dengan menggunakan pendekatan herd immunity atau kekebalan kelompok - kawanan. 

Herd immunity secara subtansi memiliki kepiripan dengan konsep seleksi alam atau dalam teori Evolusi Darwin yang disebutkan sebagai 'survival of the fittest yang menggambarkan seleksi alam bagi kelangsungan mahluk hidup.

Pendekatan herd immunity sebagai kekebalan kelompok atau kawanan adalah inti dari seleksi alam dalam pendekatan Darwin. Pendekatan pemerintahan Presiden Jokowi seperti ini, sesungguhnya sudah terlihat secara jelas dari cara pemerintahan Jokowi merespon wabah Corona mulai menyebar dari Wuhan-China, yaitu respon pemerintah yang lamban dan terkesan tak serius menghadapi wabah Corona dan mengutamakan promosi pariwisata dan investasi.

Ketidakseriusan pemerintahan Jokowi juga tergambar dari keengganan menggunakan UU No.6 Tahun 2018 Tentang Kekarantinaan Kesehatan, Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular, dan Pemerintahan Jokowi justru menggunakan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 9 Tahun 2020 tentang Pedoman Pembatasan Sosial Berskala Besar dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019.

Penggunaan aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), sesungguhnya pemerintahan Jokowi sedang memanupulasi publik, seolah-olah pemerintah serius menangani wabah Corona. 

Padahal yang sedang dilakukan oleh pemerintah adalah pendekatan seleksi alam model Darwinian dengan modifikasi konsep herd immunity dan ini berbahaya bagi kelangsungan hidup warga Negara. Pendekatan herd humanity adalah pendekatan yang mengutamakan kekebalan kelompok, sebagaaimana pendekatan seleksi alam dan 'survival of the fittest dalam teori Evolusi Darwin, yaitu mekanisme seleksi alam bagi individu yang 'fit' (bugar, sehat) lebih berpeluang selamat dalam mengahadapi wabah Corona.

Peneliti di Nusa Tenggara Research Center (NTRC)  dan Pendiri Rumah Kopi Dinasti

        

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun