Dengan meminjam pendekatan teori evolusi-seleksi alam daari Darwin, maka perubahan strategi dari 'peperangan' menjadi 'berdamai' dengan Corona, sepertinya Presiden Jokowi menghindari perang yang menghabiskan anggaran negara.
Konskuensi sebuah peperangan adalah selain mempersiapkan pasukan tempur yang berkualitas, juga peralatan perang yang lengkap, tetapi kita dengan mudah melihat pasukan utama tenaga medis banyak yang berguguran karena keterbatasan sarana dan prasarana seperti Alat Perlindungan Diri (APD) dan himbauan kepada masyarakat umum agar di rumah tak efektif, karena pemerintah tidak memberi jaminan pemenuhan kebutuhan dasar warga negara.
Fakta tersebut, Presiden Jokowi lebih menghitung dan mengkalkulasi keuntungan dan kerugian secara material, antara melanjutkan peperangan dan atau berdamai dengan Corona.
Pernyataan Presiden Jokowi pada tanggal 7 Mei 2020 dengan mengajak "...Berdamai dengan Corona", sesungguhnya mengkonfirmasikan secara terbuka tentang arah kebijakan yang ditempuh dalam menghadapi Corona, yaitu dengan "menyerahkan" pada seleksi alam, sebagaimana dalam perspektif Darwinian yang menekankan pada mekanisme alamiah.
Teori tersebut menjelaskan tentang seleksi alam, Darwin mengungkapkan bahwa perubahan-perubahan yang bersifat adaptif pada satu bagian dapat membawa perubahan pada bagian lain yang sebetulnya tidak penting untuk bertahan hidup. Darwin secara ilmiah menjelaskan bagaimana hidup berevolusi di planet ini, adalah sebuah proses alami yang dapat dijelaskan oleh hukum-hukum biologi, dan interaksi antara organisme dengan lingkungannya.
Penjelasan teori evolusi kehidupan Darwin selanjutnya adalah dengan bentuknya yang kaya dan beragam ini, adalah sebuah konsekuensi tak terelakkan dari reproduksi kehidupan itu sendiri, yaitu pertama, seperti tiap anak akan mirip induknya, dengan sedikit variasi. Tapi juga, kedua, semua organisme cenderung menghasilkan lebih banyak keturunan daripada yang boleh terus hidup dan berkembang biak.
Dengan meminjam pendekatan teori Darwin tersebut, dalam konteks seleksi alam menghadapi wabah Corona di Indonesia, maka individu yang memiliki peluang terbesar untuk bertahan hidup adalah individu yang memiliki kemampuan beradaptasi lebih besar pada lingkungan dan atau memiliki kekuatan kekebalan tubuh (imunitas), sementara yang lemah, sakit, akan mati dan binasa.
Mengadopsi pendekatan Darwinian tersebut, dalam rangka menganalisis arah kebijakan Presiden Jokowi dengan kalimat ajakan berdamai dengan Corona. Maka dengan kata lain, "yang paling kuat menghadapi wabah Corona" akan berhasil bertahan hidup dan menyebarkan ciri-cirinya yang cocok ke dalam populasi manusia baru.
Di alam, evolusi Darwinian adalah sebuah respons terhadap lingkungan yang berubah. Alam"memilih" organisme dengan ciri-ciri yang paling sanggup beradaptasi dengan lingkungannya.
"Evolusi melalui seleksi alam," tidaklah lebih dari sebuah penjejakan terhadap perubahan-perubahan lingkungan yang disebabkan wabah Corona ini, dengan terpeliharanya organisme fisik yang kuat memiliki kemampuan lebih baik untuk bertahan hidup pada masa pandemi." Maka, seleksi alam mengarahkan alur perubahan yang bersifat evolusioner.
Menuju Herd Immunity