Mohon tunggu...
Imam Punarko
Imam Punarko Mohon Tunggu... Guru - Aktivitas membaca dan menulisnya

seorang pengajar yang belajar

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Media Mainstream Hari ini

23 Mei 2018   13:14 Diperbarui: 23 Mei 2018   13:20 604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namun, masyarakat mulai melihat bahwa pemberitaan tidak selamanya sesuai dengan keadaan, muncullah istilah pencitraan secara lebih populer. masyarakat mulai merasa media tidak selamanya independen, selain itu perkembangan media sosial yang semakin cepat membuat masyarakat mulai melakukan share dan like, awalnya masih sebatas pemberitaan aktivitas harian semacam diary online. Smartphone yang cenderung lebih mudah mulai banyak menjadi perhatian dibanding koran yang harus membeli terlebih dahulu atau harus duduk depan televisi.

Pemberitaan kemudian bergerak liar, diproduksi massal, dikuasai dari bilik-bilik tempat yang paling samar, sampai hari ini media seakan kalah cepat dengan viral yang dilakukan oleh masyarakat. mulailah hoaks menjadi sesuatu yang menarik untuk digarap menjadi gaya baru dalam pemberitaan. berita kemudian dinilai dari judul bombastis dibanding kebenaran isi. 

semakin kemari kita menyaksikan bahwa berita mulai dikuasai masyarakat (people Power), dimana dikalangan bawah sudah merubah haluannya dari menerima informasi, menjadi memilah informasi yang diinginkannya. walaupun pemberitaan tetap lebih unggul dalam penguasaan dalam konten berita, namun masyarakat sudah tak sepenuhnya percaya begitu saja. 

Akhirnya kebenaran menemukan caranya, kalau pemberitaan timpang dan tidak independent masyarakat yang akan menyempurnakannya, ada semacam gotong royong yang tak terlihat dalam menyebarkan berita dan informasi oleh masyarakat. Dalam kemudahan teknologi pada pemberitaan sekarang ini tersimpan bahaya baik fisik maupun psikis, tentu masyarakat tak bisa menyerap seluruhnya, jenuh muncul, dan begitu banyak isu yang di bahas akhirnya masyarakat kehilangan eksistensi pada dirinya. tinggal yang mau membuka hati dan pikiran yang tetap mampu memilah mana yang berita mana yang bukan berita, mana yang penting mana yang tidak penting.

wasssalam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun