Setiap orang tua seperti saya memiliki perasaan bahagia diberi karunia anak. Titipan yang sangat berharga dari sang maha pencipta ini merupakan anugrah yang tak ternilai harganya. setiap hari ada saja hal yang membuat saya dan keluarga besar bahagia dengan tingkahnya. apalagi anak-anak saya dikategorikan anak yang memiliki badan yang gemuk pas ( tidak obesitas) dan aktif.Â
anugerah besar ini membuat setiap momen menjadi hal yang sangat ingin diabadikan. kecanggihan teknologi, handphone yang saya kenakan membuat hampir setiap saat saya memfoto kegiatan saya bersama-sama anak saya, begitu juga dengan keluarga besar. Hal itu menjadi hal yang sangat lumrah bahkan untuk hampir semua keluarga yang punya anak, pasti ada moment foto dan video yang disimpan sebagai kenangan berharga.
kegiatan mengabadikan kegiatan anak dalam mesin penyimpanan tidak berhenti sampai disitu. kemudian keinginan untuk meningkatkan reputasi sebagian orang, atau sekedar memberikan kabar pada lini masa sosial membuat foto dan video tersebut terunggah dalam berbagai macam situs. bisa dibayangkan kemudian ada komentar lucu, emotikon, love, dsb. hal ini menjadikan orang tua terus melakukan tidakan tersebut berulang-ulang dan akhirnya terpenuhi lini masa dengan kegiatan anak.
suatu hari saya dan istri sedang berbincang-bincang, saya dan istri membiasakan diri saya mengisi kegiatan ngobrol dengan istri setelah anak tidur. pembicaraan seputar aktifitas harian anak, kelucuan, dan hal-hal yang dirasa penting harus disampaikan. anak saya masih tergolong di bawah 5 tahun dan alhamdullilah Allah SWT sudah mengaruniakan kami 2 anak.
perbincangan tersebut istri bercerita bahwa ada penculikan gaya baru dimana sang penculik memperhatikan stiker yang ditempel di belakang mobil. modusnya dari nama inisial yang ditempat di stiker mobil kemudian si penculik memanggil panggilan anak tersebut ketika pulang sekolah, dan anak merasa kalau ada panggilan yang biasa ia dengar.Â
saya tidak mengetahui berita tersebut benar atau tidak, komentar saya seputar pada apakah berita itu benar? dimana kejadiannya? dan bagaimana kabar anak yang diculik tersebut?. istri saya mengingatkan bahwa saya sering share foto anak di lini masa seperti facebook dan istagram. sebagai seorang istri ia khawatir hal tersebut akan menjadi jalan bagi orang jahat untuk memanfaatkan situasi tersebut.
saya mulai berfikir bisa jadi ada benarnya, dan saya selaku ayah harus bisa memproteknya. kemudian saya memahami bahwa tidak selalu media sosial dan share yang kita lakukan bernilai positif buat saya sendiri atau orang lain. setidaknya kemudian saya mencari apa saja dampak negatif dari menshare foto anak pada sosial media. ternyata ada beberapa hal negatif bisa dikatakan membahayakan dari kebiasaan kita menshare foto dan video anak di lini masa atau media sosial. diantaranya adalah :
1. Bahaya Kejahatan
Sebuah penelitian menyebut, rata-rata orang tua mengunggah lebih dari 1.500 foto anaknya sebelum si anak berusia lima tahun. Ahli psikologi anak dari Universitas Indonesia Anna Surti Ariani mengatakan, membagikan foto anak secara sembarangan bisa membuat anak jadi sasaran kejahatan. berhati-hati dalam memposting foto anak, alangkah lebih baik untuk konsumsi kita dirumah saja, seperti membuatkan album foto.
2. Pemicu Pelecehan Seksual
orang tua diharapkan tidak memposting foto atau video anak ketika sedang berenang atau sedang tidak berbusana lengkap. memposting foto anak dengan menggunakan pakaian tak lengkap, itu bisa memicu paedofil untuk mencari tahu. Apalagi, kini banyak orang tua yang memposting foto anak mereka dengan nama lengkap dan foto rumah.
3. kecemburuan sosial
ternyata anak juga bisa menimbulkan kecemburuan sosial. keluarga yang belum di beri keturunan, atau orang tua yang ditinggal anaknya diusia belia seperti meninggal karena sakit, dan faktor lainnya. hal ini tidak kita harapkan, karena menyebabkan orang lain menjadi sedih dan berduka.Â
semoga kita bisa lebih bijak lagi dalam memposting foto atau video anak. alangkah baiknya kalau kita manfaatkan saja foto dan video anak untuk mempererat hubungan keluarga seperti memajangnnya di kamar atau album foto. karena essensi kita melakukan foto adalah untuk kebahagian keluarga kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H